Jakarta, CNN Indonesia -- Nasib Timnas Indonesia di ajang Islamic Solidarity Games (ISG) 2017 masih belum jelas. PSSI siapkan rencana cadangan jia nantinya timnas dipastikan batal berlaga di ajang multievent negara islam se-Asia tersebut.
Direktur Timnas PSSI I Gede Widiade menjelaskan, dirinya sudah berkoordinasi dengan pelatih timnas Luis Milla, Rabu (5/4) malam. Ia menegaskan, apapun hasil dari usaha yang dilakukan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) dalam memperjuangkan timnas di ISG, pihaknya akan tetap memberangkatkan pemain ke Spanyol untuk mejalani pemusatan latihan.
Namun, keberangkatannya bakal diatur sesuai dengan kepastian Timnas Indonesia di ISG nantinya.
"Rencana A, jika tetap tampil di ISG, maka pemain akan tetap berangkat ke Spanyol sesuai jadwal (15 April 2017), kemudian ke ISG di Baku, Azerbaijan, lalu pulang ke Indonesia untuk melakukan pemusatan latihan dan berangkat ke Thailand untuk mengikuti kualifikasi Piala Asia U-23," kata Gede melalui sambungan telepon kepada
CNNIndonesia.com, Kamis (6/4) sore.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selanjutnya, jika timnas dipastikan batal tampil di ISG, timnas akan dikembalikan ke klub masing-masing untuk waktu tertentu. Namun, performa pemain akan terus dipantau oleh tim monitoring yang berasal dari tim kepelatihan.
"Setiap mereka main akan dipantai terus. Tim pelatih akan dibagi menjadi dua tim pemantau, Edu (Eduardo Perez) dan Om Danur (Danurwindo) serta (Michael) Gandia dan Luis Milla sendiri," jelas Gede.
Menurut Gede usai berkoordinasi dengan Luis Milla, tampil bersama klub untuk mengikuti kompetisi Liga 1 2017 bisa menutupi kuantitas pertandingan yang dibutuhkan. Bahkan, sebut Gede, sama dan lebih tertata.
"Setelah dirasa cukup untuk tampil bersama klub, mereka akan ditarik kembali untuk mengikuti pemusatan latihan di Spanyol. Setelah di Spanyol, mereka akan langsung ke Bangkok (Thailand) untuk ikut kualifikasi Piala Asia (U-23)," jelasnya.
Gede menegaskan, pihaknya tak bisa berlama-lama menunggu kepastian dari KOI maupun panitia penyelenggara ISG terkait partisipasi Indonesia di ISG.
"Seharusnya hari ini kami sudah bisa dapat kepastian informasinya. Logikanya, sekarang sudah pengundian peserta dan kami harus menunggu salah satu dari delapan peserta batal tampil itu kami anggap kemungkinannya kecil. Saya harus siapkan rencana B tadi," tutup Gede.
Indonesia Jadi cadanganSementara itu, juru bicara KOI Raja Parlindungan Pane, belum bisa memastikan terkait status partisipasi Timnas Indonesia U-22 di ISG 2017.
Raja Pane menerangkan, pihaknya juga sudah menyurati panitia ISG untuk meminta kepastian soal ISG. Ia melanjutkan, Indonesia bahkan sudah memasukkan
entry by number pada Desember 2016 dan
entry by name pada Maret 2017.
"Kalau berdasarkan peringkat (FIFA), Indonesia berada paling belakang dan mereka (panitia ISG) bilang kami jadi cadangan," terang Pane.
Perubahan status keikutsertaan Indonesia tersebut disinyalir karena berubahnya jumlah peserta dari 16 menjadi delapan tim.
"Mereka mungkin hanya ingin delapan tim. Mungkin untuk penghematan biaya seperti kita (Indonesia) yang memangkas cabor untuk Asian Games karena alasan biaya," ujar Raja Pane.
Lebih lanjut, Raja Pane menyampaikan, pihak KOI tetap berharap agar Indonesia masih bisa masuk ke ISG. "Kami sudah terima balasan surat dari mereka (panitia ISG) dan kami jadi cadangan," ungkapnya.
"Nanti akan ada lagi pertemuan CdM (
Chef de Mission) di Baku pada pekan kedua April. Nanti di sana kami akan tanyakan juga secara langsung selain lewat surat yang sudah kami kirim sebelumnya."
"Kami berharap bisa masuk jadi tim kesembilan, nanti dibagi jadi tiga grup. tapi mereka sepertinya keberatan, mungkin karena masalah biaya tadi," pungkasnya.