Jakarta, CNN Indonesia -- Mitra Kukar tak mau kalah dengan klub besar Liga 1 lainnya mendatangkan pemain marquee. Tim arahan Jafri Satra mendatangkan mantan gelandang Liverpool dan Juventus Mohamed Sissoko.
Sebagai pemain marquee, nilai kontraknya tentu di atas para pemain asing Naga Mekes lainnya. Meski demikian, pihak manajemen mengungkapkan tak ada permintaan khusus dari pemain asal Mali itu terkait fasilitas lainnya selama di Tenggarong.
Manajer Mitra Kukar Suwanto justru mengaku kagum dengan sosok Sissoko yang tak mau diperlakukan sebagai pemain bintang. Sebagai pemain yang sarat pengalaman di liga-liga top Eropa, Sissoko langsung mencuri perhatian manajemen dengan kerendahan hatinya.
"Dia tidak merasa sebagai pemain bintang, sangat rendah hati. Tak ada permintaan khusus apapun mulai dari fasilitas tempat tinggal hingga kebutuhan lainnya selama di Tenggarong," ucap Suwanto kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (18/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang bikin Suwanto makin kagum adalah ketaatan Sissoko sebagai pemeluk islam. Salah satu kesan pertama yang bikin dirinya salut adalah ketika negosiasi soal nilai kontrak pemain berusia 32 tahun itu.
"Kami menjalin negosiasi kontrak dengannya di Jakarta beberapa waktu lalu. Negosiasinya tidak berlangsung alot karena ia setuju saja dengan penawaran yang kami ajukan," ungkap Suwanto.
"Sebelum sepakat dan teken kontrak, ia justru ingin memastikan terlebih dahulu soal zakat (penghasilan) yang harus ia keluarkan," ucapnya, melanjutkan.
Soal besaran nilai kontraknya sendiri, Suwanto enggan membeberkan bayaran pemain marquee timnya itu selama satu musim. "Yang jelas, kami bukan seperti Persib Bandung yang memiliki kantong tebal untuk membayar mahal pemain seperti Michael Essien," terangnya.
Ia juga beberapa kali menyaksikan Sissoko tak pernah meninggalkan salat wajib lima waktu ketika sudah bergabung bersama tim sejak Senin (17/4) di Tenggarong.
"Kepada wartawan juga dia (Sissoko) menyebut alasannya memilih ingin bermain bola di Indonesia saat perkenalan dirinya di Tenggarong. Dia mengatakan alasannya karena Indonesia mayoritas muslim terbesar di dunia," ucap Suwarno menirukan perkataan Sissoko.
Bahkan, lanjut Suwanto, tak ada permintaan pula dari Sissoko untuk dicarikan tempat spesial bagi anak-anak dan istrinya.
"Dia berencana bawa istri dan enam anaknya (ke Tenggarong). Sempat juga tanya-tanya soal sekolah untuk anaknya yang masih bersekolah. Tapi tak ada permintaan khusus soal tempat tinggal untuk keluarganya," beber Suwanto.
Meski demikian, Suwanto menambahkan, manajemen tetap mencarikan tempat tinggal terbaik bagi Sissoko dan keluarga.
"Justru kami merasa tidak enak hati dengannya yang tidak banyak permintaan khusus. Kami yang berinisiatif sendiri cari fasilitas terbaik untuknya," pungkasnya.