Jakarta, CNN Indonesia -- Ketidaklengkapan Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) pemain asing dalam mengikuti Liga 1 seakan mencoreng nama baik PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator kompetisi tersebut.
KITAS menjadi salah satu syarat penting yang ditetapkan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) kepada setiap pemain asing yang bermain di klub-klub peserta Liga 1.
Setiap pemain asing wajib memiliki KITAS untuk dapat bermain di Liga 1. Jika tidak, bukan tidak mungkin pemain tersebut dapat dideportasi ke negara asalnya.
Belakangan diketahui BOPI bahwa beberapa klub yang tampil di Liga 1 belum menyertakan KITAS untuk para pemain asingnya. BOPI pun mengirimkan surat kepada Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia untuk dapat memberikan tindakan tegas terhadap pelanggaran tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Persoalan ini menjadi momok tersendiri bagi PT LIB yang baru terbentuk awal tahun ini dan diberi tanggung jawab untuk menyukseskan gelaran kompetisi Liga 1. Ini merupakan kompetisi pertama yang bergulir sejak sanksi PSSI dicabut FIFA dan Kemenpora beberapa waktu lalu.
Meski diadang banyak masalah di awal pembentukan dan permulaan Liga 1, CEO PT LIB Risha Hadiwijaya yakin persoalan yang terjadi saat ini dapat diselesaikan dengan baik.
"Kami optimistis dapat membangun tata kelola sepak bola Indonesia yang lebih baik, ini kan kami baru mulai. Pasti ada dinamika, hambatan, itu biasa ya. Dalam suatu korporasi itu suatu hal yang biasa," kata Risha kepada para wartawan di Kantor PT LIB, Selasa (18/4) siang.
"Tapi dengan profesionalisme kami, kerja sama federasi, maupun pihak-pihak terkait, saya yakin dan percaya insya allah kami akan jadi lebih baik. Saya tidak bilang dulu lebih buruk, tapi jadi lebih baik, profesional dan transparan," katanya menambahkan.
Risa berharap Liga 1 dapat berjalan dengan lancar meskipun persoalan KITAS belum selesai. "Harapan kami semoga Liga 1 ini tidak ada hambatan, ada suatu solusi yang bisa disepakati dengan baik (terkait KITAS). Sehingga pecinta sepak bola seluruh Indonesia bisa menikmati hiburan sepak bola," ucapnya.
Lebih lanjut, Risha enggan berkomentar banyak terhadap ancaman deportasi yang membayangi pemain asing yang belum memiliki KITAS.
"Itu bukan ranah kami untuk mengatakan yang seperti itu, tapi kami hanya melihat dari sisi keolahragaannya bahwa kami sedang proses koordinasi dengan pihak-pihak terkait. Hanya itu yang bisa saya sampaikan agar ini berjalan dengan lancar, Insya Allah," ucap Risa melanjutkan.