Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih PS TNI Laurent Hatton angkat bicara soal tudingan bermain kasar yang dilakukan anak asuhnya saat menjamu Pusamania Borneo FC di Stadion Pakansari, Bogor, Senin (17/4). Dalam laga ini kedua tim harus puas bermain imbang 2-2.
Seperti diketahui, laga PS TNI melawan Borneo FC berjalan keras. Kedua tim tampak ngotot demi mengejar kemenangan. Alhasil benturan di lapangan kerap kali tak terelakkan.
Buntutnya, dua pemain Pesut Etam Helder Lobato dan Wahyudi Hamisi mengalami cedera di kepala. Lobato mengalami luka di pelipis dan harus dijahit. Wahyudi mengalami memar di wajah.
Presiden Borneo FC, Nabil Husein Said Amin mengatakan akan melayangkan protes terhadap kinerja wasit yang dianggap membiarkan pelanggaran buruk terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami menyanyangkan cara wasit memimpin pertandingan, beberapa kali dia membuat keputusan keliru sehingga pemain yang akhirnya jadi korban. Kami tidak tinggal diam, kami akan laporkan segera kejadian ini," kata Nabil.
Pelatih PS TNI Laurent Hatton menilai manajemen Borneo terlalu cengeng. Baginya, benturan di lapangan menjadi hal yang wajar dalam pertandingan sepak bola.
“Mereka terlalu banyak menangis. Ini sepak bola. Ini liga profesional atau liga amatir? Saya tidak tahu. Kamu lihat kartu merah atau kartu kuning?” kata Hatton dalam rilis yang dikirimkan media ofisial PS TNI.
“Saya pikir wasit memimpin dengan baik untuk menilai pemain kami kasar atau tidak. Saya pikir ini permainan sepak bola dan sepak bola untuk laki-laki, jika kamu tidak mau main sepak bola maka tinggal saja di rumah,” sambungnya.
Pada laga tersebut, PS TNI dan Borneo FC bermain imbang 2-2 dan harus puas dengan satu poin. Hatton sendiri mengaku senang bisa menghadapi tim berkualitas di awal musim.
“Kami senang karena kami hadapi tim kuat, Borneo. Mereka main bagus dan dapat finis di lima besar atau bahkan tiga besar karena mereka punya kualitas dan nama besar,” ujarnya.