-- Sepak bola Inggris adalah negara yang tim-tim sepak bolanya langka menggunakan tiga bek untuk barisan pertahanannya.
Pola empat bek adalah hal yang lumrah di sana sehingga amat mudah menemukan para bek sayap yang fasih menyerang dan bertahan di Inggris. Namun, kehadiran Antonio Conte sebagai manajer baru di Chelsea pada musim 2016/17 membuat perubahan.
Conte berani menerapkan pakem yang biasa dipakainya di Italia, tiga bek. Bahkan para manajer Italia yang juga pernah sukses meraih trofi di Inggris seperti Carlo Ancelotti, Claudio Ranieri, dan Roberto Mancini mengikuti pakem yang biasa dipakai di Inggris yakni empat bek.
Conte yang telah sukses bersama pakem tiga bek di Italia bersama Juventus dan timnas Italia membawa formasi andalannya ke Chelsea. Conte sadar di tim dengan julukan
itu memiliki barisan pertahanan yang kuat. Tapi, justru lini tersebut yang diperkuat kali pertama oleh mantan gelandang Italia di dekade 1990-2000an tersebut.
John Terry, sang bek veteran yang masih dihormati sebagai kapten dan sang penerusnya, Gary Cahill. Kemudian ada pula bek muda asal Perancis sebagai pelapis seperti Kurt Zouma.
Namun keberadaan mereka masih dinilai minim.
Akhirnya Conte mendatangkan kembali David Luiz dari Paris Saint-Germain. Conte sebetulnya membutuhkan satu sosok lagi, karena Terry sudah mulai menurun kemampuan fisiknya akibat cedera.
Untuk melengkapi lini belakang, Conte berusaha memboyong mantan anak buahnya di Juventus dan timnas Italia, Leonardo Bonucci, ke Stamford Bridge.
Jika Bonucci didapat, kala itu Conte menilai pakem lini pertahanannya akan komplet. Namun, hingga bursa transfer musim panas ditutup Bonucci tak jua didapat.
Conte tak menyerah. Demi menyempurnakan pakem tiga bek dia mencoba mentransformasikan bek sayap asal Spanyol, Cesar Azpilicueta, bermain ke tengah menemani Cahill dan Luiz.
Setelah Kekalahan dari Liverpool dan ArsenalSebetulnya, Conte tak menerapkan pakem tiga bek sejak awal. Ia baru memanfaatkan pola tiga bek itu di pekan ketujuh setelah kekalahan beruntun di Liga Inggris dari Liverpool dan Arsenal.
Hasilnya positif karena Chelsea berhasil meraih kemenangan tandang atas Hull City dengan skor 2-0 pada laga pekan ketujuh. Conte kembali menerapkan pakem tiga bek di dua laga selanjutnya lawan juara Liga musim sebelumnya, Leicester City dan Manchester United.
Hasilnya? Leicester dan MU dihajar 3-0 dan 4-0 di Stamford Bridge.
Torehan positif kemenangan pun terus didapat hingga pekan ke-19. Dari laga kurun waktu pekan ke-7 hingga 19 itu Chelsea hanya kebobolan enam gol. Termasuk laga lawan Hull, Leicester, dan MU total sembilan pertandingan
cleansheet dari pekan ke-7 hingga 19.
Hal yang perlu diperhatikan, sejak pekan ke-7 tersebut, Conte setia menggunakan pakem tiga bek sentral di lini pertahanan.
 Cesar Azpilicueta (ketiga dari kiri) memotong pergerakan kerja sama Paul Pogba dan Henrikh Mkhitaryan. (REUTERS/John Sibley) |
Conte beruntung dirinya membeli Marcos Alonso dari Fiorentina dan N'Golo Kante dari Leicester. Alonso menggantikan peran Azpilicueta di pos sayap sementara Kante menggeser posisi Cesc Fabregas di lini tengah.
Kante begitu dinamis merebut setiap bola serangan lawan di lini tengah. Dia dianggap Claude Makelele baru bagi Chelsea.
Sementara itu di sektor sayap, Alonso dan Victor Moses rajin membantu pertahanan. Keduanya juga menyokong serangan dua winger yang bertumpu pada Eden Hazard serta Willian atau Pedro.
Lupakan Kante yang mengilap di lini tengah Chelsea. Pinggirkan pula permainan sayap Chelsea. Pasalnya, pakem tiga bek yang dibawa Conte itu telah membuka mata para juru taktik di Liga Primer.
Pesaing terdekat Chelsea di klasemen Liga Inggris, Tottenham Hotspur, pun mengikuti jejak pakem tiga bek. Ironis bagi Conte, pasalnya uji coba pakem tiga bek yang dilakoni manajer Spurs Mauricio Pochettino telah merugikan skuat The Blues pada awal paruh kedua kompetisi 2016/17.
Dan, sejak kemenangan yang didapat di Stamford Brige pada 4 Januari lalu, Spurs setia dengan pakem tiga bek pula.
 Mauricio Pochettino pun mengikuti pakem tiga bek untuk tim asuhannya, Tottenham Hotspur. (Reuters / Phil Noble) |
Bukan hanya Pochettino saja yang keranjingan dengan pakem tiga bek. Rival timnya di London Utara, Arsenal pun sempat menguji coba pakem yang sama. Arsene Wenger--yang notabene sebagai manajer terlama di Liga Primer saat ini--sejak awal 2017 mencoba pakem tiga bek sejak April lalu.
Lalu, Manchester United yang diasuh Jose Mourinho pun sempat mencoba variasi pakem tiga bek. Begitu pun Manajer Liverpool Juergen Klopp dan Manchester City, Pep Guardiola. Mereka sempat beberapa kali mencoba pakem tiga bek yang sebelumnya langka diterapkan tim Inggris--bahkan oleh para juru taktik itu sendiri.
Di Chelsea, format tiga bek Conte itu bisa bertransformasi menjadi 5-4-1 ketika bertahan, dan berubah jadi 3-4-2-1 atau 3-4-3 saat menyerang dengan kompososi pemain yang dimiliki Conte.
Pada November tahun lalu, saat menjawab wawancara radio Belgia,
RTBF, kiper utama Chelsea Thibaut Courtois menerangkan akan pakem tiga bek yang diterapkan Chelsea.
Courtois menerangkan pada pramusim sebetulnya Conte masih mencoba dengan pakem empat bek. Semua berjalan lancar termasuk di tiga laga awal. Namun kekalahan beruntun dari Liverpool dan Chelsesa, sambung Courtois, mengubah cara pandang Conte.
![[Buat Fokus Conte] Tentang Pakem Tiga Bek Chelsea](https://images.detik.com/community/media/visual/2016/06/01/dd108e60-f7d7-480e-bcb6-ce9f00cffb3c_11.jpg?w=350) Thibaut Courtois. (Reuters/Eric Vidal) |
"Dia menemukan bahwa kami terlalu banyak gol yang seharusnya bisa dihindari, dan memutuskan untuk bermain lebih aman dengan memindahkan tiga bek ke belakang," kata Courtois.
Tak Sepenuhnya BertahanCourtois memang menyatakan Conte mematok pakem tiga bek agar bisa bertahan lebih baik dan menghindari kebobolan gol lebih banyak.
Namun, kenyataannya, pakem tiga bek itu justru mendorong Chelsea dalam hal menguasai bola serta lebih agresif ke gawang lawan.
Dalam statistik Liga Inggris musim ini, sejak menggunakan pakem tiga bek, kemenangan Chelsea atas lawan kerap lebih dari satu gol.
Itu terjadi karena David Luiz dan Azpilicueta bisa turut maju kadang tampil sebagai gelandang untuk memajukan garis penyerangan untuk mengisi ruang yang tak terkawal pemain lawan.
Dan, hasilnya bisa kita lihat dari betapa digdayanya Chelsea di puncak klasemen Liga Inggris hingga menjadi Sang Juara.
Dua laga tersisa di liga bagi Chelsea, di kandang West Browmich Albion pada Jumat (12/5) malam waktu setempat, The Blues akhirnya mengunci titel juara Liga Inggris. Setelah 36 pertandingan, raihan poin Chelsea di puncak klasemen sulit dikejar rival terdekatnya, Tottenham Hotspur.
Chelsea menjadi juara setelah meraih kemenangan ke-28 pada laga ke-36. Sepanjang musim ini Chelsea kalah lima kali dan imbang tiga kali.
Meskipun tampil bertahan dengan pakem tiga bek, nyatanya Chelsea di bawah Conte tak relatif bertahan. Itu tampak dari torehan gol terbanyak yakni 76. Selain itu, Chelsea pun tercatat hanya empat kali menang tipis 1-0, termasuk pada laga di kandang West Brom pada dini hari tadi.