Jakarta, CNN Indonesia -- Pelatih PS TNI Ivan Kolev memuji kerja keras anak asuhnya yang berhasil membungkam PSM Makassar 2-1 dalam lanjutan Liga 1 di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Senin (15/5).
Akan tetapi kemenangan yang diraih PS TNI dicederai dengan insiden kekerasan yang dilakukan Manahati Lestusen. Bek Timnas Indonesia di Piala AFF 2016 itu tersulut emosi dan mencekik pemain PSM Marc Klok di tengah lapangan.
PS TNI memang dikenal sebagai tim bertipikal permainan keras. Sebelumnya, bek Abduh Lestaluhu juga terlibat kasus pemukulan terhadap pemain lawan. Akibatnya, ia diganjar sanksi larangan bermain di lima laga plus denda Rp10 juta.
Pelatih PS TNI Ivan Kolev mengakui aksi emosional pemain di lapangan bisa mengganggu konsentrasi permainan. Namun, ia berjanji untuk meredam emosi para pemainnya yang belakangan kerap terjadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ini sepak bola terkadang emosi di lapangan meninggi. Sebaiknya memang pemain bisa mengontrol diri karena emosi bisa mengganggu penampilan mereka.”
“Saya berjanji akan membicarakan ini dan saya harap mereka lebih bisa mengendalikan diri,” ujar pelatih asal Bulgaria tersebut.
Sebelumnya, pelatih PSM Makassar juga menyebut kinerja wasit di Indonesia masih berada di bawah standar.
"Tidak ada kekurangan sedikitpun dari PSM. Hanya kinerja wasit yang kurang. Kalau mau, saya akan berikan bukti rekaman video kepada Anda," kata kata Rene Alberts usai pertandingan.
"Kami harusnya bisa mendapatkan dua penalti dan satu pemain PS TNI harus keluar," sambung pelatih asal Belanda tersebut.
Protes keras Rene Alberts bukan tanpa alasan. PSSI pun baru saja memberhentikan sementara 18 perangkat pertandingan yang memimpin di Liga 1 dan 2.
Kendati kalah, PSM masih tetap menghuni puncak klasemen dengan torehan 13 poin. Sementara PS TNI merangsek ke tiga besar dan hanya terpaut satu angka dari PSM.