Jakarta, CNN Indonesia -- Kejadian luar biasa terjadi di Dubai pada tengah pekan ini. Otoritas kota terbesar di Uni Emirat Arab itu mengeluarkan dekrit mendadak yang menyatukan tiga klub berbasis di sana.
Anda pernah mendengar nama klub Al-Ahli, Al Shabab, dan Dubai Club? Untuk nama yang pertama tentu tak asing pada pemerhati sepak bola terutama Asia. Al Ahli pernah menembus final Liga Champions Asia pada 2015 silam. Sayang, di partai puncak klub tersebut kalah dari tim China, Guangzhou Evergrande.
Sementara Shabab adalah salah satu klub besar di kawasan negara teluk. Tim yang tiga kali juara liga UEA itu pun pernah tiga kali menjuarai Liga Champions negara teluk (GCC). Terakhir, Dubai Club adalah tim yang baru promosi ke kompetisi kelas atas UEA.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketiga klub itu kini telah bersatu menjadi satu klub dengan nama Shabab Al Ahli Dubai Club. Tim tersebut akan berkompetisi di kompetisi di UEA pada musim 2017/18. Namun, proses merger klub-klub itu bukan berasal dari inisiasi manajemen ketiganya. Proses itu justru datang dari dekrit otoritasi Dubai, Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum.
Kabar itu mengejutkan insan tiga klub tersebut karena datang semalam jelang musim Liga Pro UEA musim 2017/18.
"Kami hendak membangun sebuah tim sepak bola yang kuat dan mampu berkompetisi di tingkat benua dan global," ujar Sheikh Muhammad yang juga merupakan Wakil Presiden dan Perdana Menteri UEA itu seperti dikutip dari
Gulf News.
Dengan penggabungan tiga klub tersebut, maka segala materi investasi, hak citra, dan juga subsidi tahunan dari pemerintah Dubai bakal diberikan untuk klub yang baru tersebut.
Sementara itu, komposisi liga UEA saat ini jadi 12 dari sebelumnya 14. Hal tersebut membuka peluang dua klub yang baru degradasi bisa, Baniyas dan Kalba, bisa kembali ke kasta tertinggi.