Jakarta, CNN Indonesia -- Ajax Amsterdam pada malam ini bakal menghadapi Manchester United untuk memperebutkan trofi Liga Europa pada partai final yang berlangsung di Stockholm, Swedia. Waktu kick off partai final yang berlangsung di Friends Arena itu adalah pada Kamis (25/5) dini hari WIB yaitu pukul 01.45 WIB.
MU belum pernah menjuarai Liga Europa, namun ambisi skuat yang kini diarsiteki Jose Mourinho itu tinggi untuk memenangi final pada malam ini. Pasalnya juara Liga Europa akan mendapatkan tiket berkompetisi di Liga Champions musim depan.
Oleh karena itu, ini adalah kesempatan terakhir bagi tim yang sudah dua kali menjuarai Liga Champions karena kans mereka mendapat tiket dari kompetisi domestik telah tertutup. Selain itu, ini akan menjadi penghapus dahaga trofi Eropa sejak menjuarai Liga Champions pada musim 2007/08 silam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu bagi Ajax kemenangan dalam partai puncak pada malam ini akan menjadi penghapus dahaga trofi Eropa sejak dekade 1990 silam. Usai meraih titel Liga Champions 1994/1995, Ajax menjalani musim-musim berikutnya tanpa pernah sekalipun jadi yang terbaik di kawasan Eropa. Padahal akademi sepak bola Ajax merupakan salah satu yang terbaik di Eropa dan banyak melahirkan bintang-bintang sepak bola hingga saat ini.
Selain itu, jika menang malam ini, itu akan menjadi trofi Liga Europa kedua bagi Ajax setelah yang pertama kali dimenangkan kala turnamen ini masih bernama Piala UEFA pada musim 1990/91.
Dalam jumpa pers jelang partai final ini, Pelatih Ajax Peter Bosz mengatakan timnya percaya diri bisa menjadi juara. Apa pasal? Kehadiran para juara di dekade 1990an di belakang meja tim yang melahirkan filosofi Total Football tersebut.
“Para pemain muda saat ini terberkati karena banyak dari para pemain saat itu yang masih bekerja di Ajax. Kami memiliki Edwin Van der Sar, Marc Overmars, Dennis Bergkamp sebagai salah satu asisten pelatih. Kami juga punya mantan-mantan pemain lain yang bekerja di akademi,” ujar Bosz seperti dikutip dari
Reuters.
Berkaca dari pernyataan Bosz tersebut,
CNNIndonesia.com berandai-andai bagaimana jika partai final pada malam ini ternyata dilakoni para pemain juara dari kedua tim. Kebetulan pula, keberhasilan Ajax di Eropa pada dekade 1990an silam berada di bawah satu pelatih Louis van Gaal, dan kejayaan Manchester United di bawah kendali Sir Alex Ferguson.
 Louis van Gaal dan Sir Alex Ferguson. ( AFP PHOTO / ANDREW YATES) |
CNNIndonesia.com kemudian berkhayal formasi terbaik dari kedua tim juara dalam partai final malam ini. Tentu saja dari Ajax akan dipilih dari skuat juara yang membawa tim tersebut Juara Piala UEFA 1990/91 dan Liga Champions 1994/95. Lalu, dari MU akan dipilih dari skuat juara yang membawa tim tersebut sebagai kampiun Liga Champions 1998/99 dan 2007/08. Simak utak-atik dari skuat juara tersebut pada halaman selanjutnya!
Untuk kubu Ajax, kami memilih formasi menyerang ala Johan Cruyff yakni 3-4-3 Berlian. Formasi ala Cruyff saat membawa Ajax dan Barcelona jawara tersebut merupakan taktik menyerang yang cair untuk terus menekan.
Di bawah mistar gawang, Edwin Van der Sar paling layak menjadi tokoh utama. Ia akan disokong tiga bek sentral yang kuat dalam bertahan dan mampu membangun serangan: Danny Blind, Frank Rijkaard, dan Frank de Boer.
Blind yang merupakan ayah dari penggawa MU saat ini, Daley Blind, adalah stoper utama Ajax dalam menjuarai Piala UEFA 1991 dan Liga Champjons 1995. Kemudian Riijkard memiliki kekuatan dan mampu membangun serangan karena posisi aslinya sebagai gelandang bertahan. Lalu Frank de Boer memiliki nilai positif tambahan yakni kemampuan tendangan bebas dan umpan mematikan.
Di lini tengah, dream team 1994/95 mendominasi dimana Edgar Davids, Clarence Seedorf, dan Marc Overmars menjadi tulang punggung. Sebagai penyempurna mereka, Aron Winter sang gelandang bertahan utama pada skuat 1991 pantas jadi pilihan.
Di lini depan, Dennis Bergkamp dan Patrick Kluivert menjadi pilihan utama bersama Jari Litmanen. Litmanen yang menjadi penggawa utama pada 1995 silam pun memiliki keistimewaan bisa berperan sebagai gelandang serang selain penyerang.
Kemudian lima pemain di bangku cadangan terdiri atas Stanley Menzo yang menjadi kiper di final Piala UEFA 1991. Ia didampingi bek Michael Reiziger, dua gelandang Wim Jonk dan Finidi George, serta penyerang Nwankwo Kanu.
Tim Juara Ajax
Formasi 3-4-1-2: Edwin van Der Sar; Danny Blind, Frank Rijkaard, Frank de Boer; Clarence Seedorf, Edgar Davids, Aron Winter, Marc Overmars; Jari LItmanen; Dennis Bergkamp, Patrick Kluivert
Cadangan: Stanley Menzo, Michael Reizigier, Wim Jonk, Finidi George, Nwankwo Kanu
Pelatih: Louis van Gaal Di kubu Manchester United, meski Van der Sar merupakan penjaga gawang utama saat menjuarai Liga Champions 2008, kami lebih memilih menempatkan Peter Schmeichel yang membawa MU menjuarai Liga Champions 1998/99 dengan dramatis.
Di lini belakang, Gary Neville dan Patrice Evra menjadi pilihan untuk posisi bek sayap kanan dan kiri. Neville yang merupakan bagian dari Class ’92 adalah sosok yang tangguh dalam bertahan di belakang, dan membantu serangan dari sayap. Neville yang berada dalam skuat juara 1999 dan 2008 itu adalah salah satu legenda MU di lini belakang.
Lalu di pos bek sentral, Jaap Stam yang berada di tim juara 1999 dipilih untuk berduet dengan Rio Ferdinand yang membawa MU juara pada 2008. Kebetulan pula, kedua pemain tersebut adalah salah satu bek tangguh dunia pada zamannya.
Di lini tengah, David Beckham dan Ryan Giggs menjadi sosok yang tergantikan untuk beroperasi di sayap. Akurasi umpan Beckham terutama umpan silang, dan kehebatannya dalam tendangan bebas membuatnya melegenda di dunia. Kemudian di sisi kiri, Giggs adalah sosok yang trengginas dalam menggiring bola dan melakukan drive untuk menusuk ke gawang lawan.
Di tengah, Michael Carrick akan mengisi pos sebagai gelandang bertahan, sementara Paul Scholes menjadi gelandang serang yang bertugas membobol gawang dari lini kedua.
Kemudian untuk lini depan, duet Cristiano Ronaldo dan Wayne Rooney lebih menjadi pilihan. Ronaldo yang kini bersama Real Madrid telah bermetamorfosis dari sekedar pemain sayap menjadi penyerang paling berbahaya di dunia saat ini. Sementara Rooney, meski tempatnya kini tergeser di bawah asuhan Jose Mourinho, tetap merupakan sosok bomber yang subur.
Tak hanya itu, duet Rooney dan Ronaldo bisa saling bertukar posisi sebagai penyerang sentral atau lubang.
Kemudian di bangku cadangan ada dua penyerang haus gol berbeda generasi Dwight Yorke dan Carlos Tevez, dua gelandang sentral Owen Hagreaves dan Nicky Butt, dan bek tangguh asal Serbia, Nemanja Vidic.
Tim Juara MU
Formasi 4-4-2: Peter Schmeichel; Gary Neville, Rio Ferdinand, Jaap Stam, Patrice Evra; David Beckham, Paul Scholes, Michael Carrick, Ryan Giggs; Wayne Rooney, Cristiano Ronaldo
Cadangan: Nemanja Vidic, Owen Hagreaves, Nicky Butt, Dwight Yorke, Carlos Tevez
Pelatih: Sir Alex Ferguson