Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Pimpinan Wasit FIFA, George Cumming, berkomentar tentang insiden-insiden baku hantam antara pemain dan wasit yang kerap terjadi dalam kompetisi sepak bola Indonesia.
Salah satu pelanggaran antara pemain dengan wasit sempat terjadi pada akhir 2016. Tindakan tak sportif dilakukan pemain PS Bengkulu Tengah, Budi Eka Putra yang melancarkan protes dengan menginjak kepala wasit pada November 2016.
Cumming berpendapat klub-klub sepak bola Indonesia sepatutnya mencari cara untuk mengontrol emosi para pemain di Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Klub bisa melakukan sesuatu. Itu bukan persoalan dari wasitnya saja, tapi itu masalah sepak bola Indonesia," kata pria asal Skotlandia tersebut kepada para wartawan di Kantor PSSI, Jakarta, Senin (29/5) sore.
Selain insiden Budi Eka Putra, kompetisi sepak bola Indonesia juga sempat tercoreng dengan aksi tak sportif bek sayap Persela Lamongan, Victor Pae.
Pae akhirnya didenda Rp100 juta karena memukul wasit Kusni saat Persela melawan Arema Cronus di Stadion Segiri Samarinda pada awal tahun 2016. Insiden itu bermula saat Pae tidak terima dengan keputusan Kusni yang memberinya kartu kuning lantaran menekel pemain Arema.
Kendati banyak persoalan di Indonesia, Cumming optimistis masa depan sepak bola Indoensia akan cerah.
"Sepak bola Indonesia sangat potensial, sekarang saatnya untuk maju. Indonesia punya masalah besar setelah sanksi [FIFA], tapi di satu sisi juga memiliki peluang besar untuk maju," ucap pria yang terlibat untuk menangani wasit sepak bola di Olimpiade Sydney 2000 dan Piala Dunia 2002 tersebut.