Jakarta, CNN Indonesia -- Dokter Timnas Indonesia, Syarif Alwi, tidak melarang para pemainnya menyantap daging kambing di hari raya Iduladha, atau sehari jelang laga uji coba internasional melawan Timnas Fiji di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Sabtu (2/9).
Menurut Syarif, daging kambing tidak berbahaya untuk dimakan. Justru sebaliknya, protein yang ada di daging kambing justru menjadi salah satu sumber energi pemain.
"Makan daging kambing boleh saja, yang bahaya itu lemak, jeroan yang ada di daging kambing itu," kata Syarif yang ditemui
CNNIndonesia.com di sela-sela latihan tim Garuda, Kamis (31/9).
Sosok yang akrab disapa Papi itu mencontohkan, di gelaran SEA Games 2017 Malaysia lalu, para pemain Timnas Indonesia U-22 hampir setiap hari mengonsumsi daging kambing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Juru masak juga kadang masih menyediakan daging yang masih berlemak. Tapi pemain yang harus pintar untuk memilih mana yang daging mana yang lemak," sebut Syarif.
 Para pemain Timnas Indonesia U-22 mendapat energi dengan memakan daging kambing. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan) |
Lemak yang ada di daging kambing disebut Syarif Alwi memberikan efek buruk bagi pemain. Misalnya, kolesterol tinggi, lemah darah tinggi, juga
trigliserida.
Trigliserida adalah salah satu jenis lemak yang dibawa dalam aliran darah dan juga merupakan zat yang disimpan di dalam jaringan sebagai hasil dari konversi sebagian besar jenis lemak di dalam tubuh.
"Kalau kolesterol, lemak darah dan
trigliserida tinggi, aliran darah jadi lambat, suplay oksigen berkurang dan otot akan terasa berat dan sakit," jelasnya.
"Untuk menetralisasinya dibutuhkan banyak cairan, kalau makan daging banyak harus banyak minum air karena proses metabolisme makan daging tiga kali lebih banyak dari makanan lain selain daging," pungkasnya.