Jakarta, CNN Indonesia -- Winger Selangor FC, Andik Vermansah, belum terlalu mengetahui seluk-beluk gaya melatih dan filosofi Luis Milla di Timnas Indonesia.
Mesi demikian, Andik diam-diam rupanya terus mencermati Milla ketika sang juru taktik menangani Timnas U-22 di SEA Games 2017. Andik bahkan beberapa kali menonton langsung penampilan Garuda Muda di bawah arahan Milla di Malaysia.
Andik lantas mengatakan keyakinannya bakal cepat beradaptasi bermain bersama Timnas Indonesia arahan Luis Milla.
Andalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2016 itu pun ingin mencoba rileks bergabung di Timnas Indonesia arahan Milla.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Andik merupakan satu dari 18 pemain yang dipanggil PSSI untuk memperkuat skuat Garuda melawan Fiji pada uji coba di Stadion Patriot, Chandrabhaga, Sabtu (2/9).
 Andik Vermansah yakin bakal cepat beradaptasi dengan gaya melatih Luis Milla di Timnas Indonesia. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan) |
Andik sudah bergabung bersama rekan-rekannya di timnas senior pada Kamis (31/8) di Bekasi. Meski baru mengenal langsung sosok Milla, ia sudah bisa membayangkan keinginan pelatih asal Spanyol itu soal posisinya nanti.
"Meskipun sebelumnya tidak dilatih (Luis) Milla, selama melihat Timnas Indonesia U-22 di Malaysia, saya sudah bisa membayangkan posisi saya nanti," ujar pemain yang bisa beroperasi di sayap kiri dan kanan itu.
"Insyaallah saya bisa cepat beradaptasi lagi. Latihan bersama Milla dibandingkan dengan pelatih-pelatih lainnya hampir sama," terang Andik.
Yang membedakan, menurut pandangan Andik, adalah karakter setiap pelatih yang pernah melatih Timnas Indonesia.
"Mungkin hanya sedikit perbedaannya karena setiap pelatih punya karakter berbeda," ujar pemain kelahiran Jember tersebut.
"Saya sebagai pemain hanya perlu rileks saja dalam berlatih dan bermain."
Terkait latar belakang Milla sebagai pelatih asing, tepatnya pelatih pengujar bahasa Spanyol, Andik juga sama sekali tidak mempermasalahkan hal tersebut.
"Sebenarnya sangat sulit mendengar instruksi langsung dari Milla (karena kendala Bahasa). Tapi sekarang ada penerjemahnya seperti Alfred Riedl kepada coach Wolfgang Pikal dan saya mencoba mengerti itu," pungkasnya.