Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pemuda dan Olahraga menggelar evaluasi bersama para pelaku olahraga yang terlibat secara langsung di SEA Games 2017, Senin (4/9), termasuk Satuan Program Indonesia Emas (Satlak Prima).
Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia, Imam Nahrawi, tak bisa menjawab secara jelas mengenai masa depan Satlak Prima terkait kemunduran prestasi olahraga Indonesia di ajang multicabang Asia Tenggara yang ke-29.
"Saya belum bisa jawab, tapi semua
stakeholder saya evaluasi," kata Imam singkat kepada para awak media di gedung Kemenpora.
"Ada namanya atlet andalan nasional, ada atlet pratama, atlet pembibitan di sekolah-sekolah, masing-masing punya porsi dan peran. Tapi bagaimana peran itu tidak lagi tumpang tindih dengan kementerian dan lembaga-lembaga yang lain. Ini kan banyak tumbang tindih di kita ini," katanya menambahkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk meningkatkan prestasi olahraga nasional, Menpora berharap dapat mempercepat susunan pekerjaan dan meminimalisir lika-liku dalam proses tata aturan olahraga nasional.
 Menpora Imam Nahrawi (tengah) masih pertimbangkan masa depan Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
|
"Bukankah itu (penyederhanaan birokrasi) komitmen pemerintah selama ini? Makanya tadi adalah forum pertama mendengar laporan secara detail dari masing-masing. Tapi mendatang tentu prinsip efektif dan efisien akan benar-benar kami laksanakan," ucap Imam.
Selain duduk bersama dengan Satlak Prima, Menpora juga melakukan evaluasi dengan Chef de Mission Indonesia untuk SEA Games 2017, perwakilan KONI, KOI dan beberapa perwakilan induk cabang olahraga.
Di SEA Games lalu, dari 55 medali emas yang ditargetkan, kontingen Merah Putih hanya mampu meraih 38 medali emas, 63 perak, dan 90 perunggu.