Banda Aceh, CNN Indonesia -- Nama Martunis mendunia setelah selamat dari tragedi tsunami di Aceh pada 2004. Dia semakin terkenal ketika bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo, menganggapnya sebagai anak angkat.
Sejak kecil, pemuda yang kini 20 tahun, mengaku cinta sepak bola. Martunis sempat menghebohkan dunia sepak bola Indonesia ketika klub asal Portugal, Sporting Lisbon, merekrutnya pada 2015.
Sayang setelah satu tahun berada di klub profesional pertama Ronaldo itu, perjalanan sepak bola Martunis mengalami hambatan. Kini ambisinya untuk menjadi pesepakbola profesional menemui hambatan setelah sempat mengalami cedera lutut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepada
CNNIndonesia.com, Martunis menceritakan kegiatannya selama di Sporting Lisbon dan situasinya saat ini. Martunis juga bercerita tentang kedekatannya dengan Ronaldo. Berikut wawancara eksklusif
CNNIndonesia.com bersama Martunis.
Apa kegiatan Anda saat ini?
Keseharian saya main sepak bola. Saya sedang fokus untuk penyembuhan lutut dan fitness. Martunis menjadi terkenal setelah selamat dari tragedi tsunami di Aceh. (AFP PHOTO / FRANCISCO PARAISO) |
Kapan Anda menderita cedera lutut?Ketika saya bermain dalam laga seperti laga amal di lapangan Kopassus di Cijantung pada akhir 2016. Ketika itu saya bermain dengan Ezra Walian, terus ada Gavin [Kwan Adsit], Hanif Sjahbandi, dan ada beberapa pemain profesional. Saat itu lutut saya pertama kena Gavin, dan berbenturan dengan salah satu pemain PS TNI. Saat itulah saya mengalami cedera lutut sampai sekarang.Lutut kanan atau kiri?Kanan.Kondisinya sekarang bagaimana?Kondisinya sekarang sudah lumayan, 40 atau 50 persen.Ada rasa kesal dengan cedera yang Anda alami?Tidak, mungkin karena sudah waktunya. Musibah.Ceritakan pengalaman Anda selama di Sporting Lisbon?Saya berada di Sporting selama setahun kontrak U-19. Di sana saya terkendala karena faktor bahasa, makanan, cuaca, juga postur. Karena di sana banyak pemain yang berasal dari Afrika, Brasil, dan mereka juga tidak banyak yang bisa berbicara bahasa Inggris. Martunis hanya satu tahun memperkuat Sporting Lisbon U-19. (CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama) |
Apakah sebelumnya diberikan pembekalan bahasa?Kemarin saya sempat belajar privat bahasa Portugis selama empat bulan, kemudian saya fokus privat bahasa Inggris.Bagaimana materi latihan di Sporting Lisbon?Materinya harus nge-gym dulu selama 10 atau 15 menit, kemudian masuk lapangan. Materinya misalnya hari ini fisik, juggling, terus passing. Kemudian keesokan harinya ada khusus untuk nge-gym selama sejam. Besoknya lagi materinya adu kecepatan, fisik, pembentukan badan. Di sana paling jarang game dalam latihan, beda dengan Indonesia. Di sana dibuat latihan sekali sentuh dalam lapangan kecil. Katanya, game itu tidak penting. Game itu penting saat laga resmi, tapi dalam latihan mereka ingin tahu cara passing dan cara menyerang. Bagi saya agak susah mengerti cara latihan mereka. Game di sana mereka agak cepat dan polanya menyerang. Sepak bolanya keras, berkelahi ya berkelahi. Patah [tulang], ya patah. Mereka bersaing untuk cari posisi utama. Tidak ada kawan dalam lapangan. Kawan itu di luar lapangan saja.Uang saku Anda di Sporting Lisbon berapa?Uang saku saya tahun pertama Rp6 juta, yang tahun kedua kurang lebih Rp9 juta. Martunis ketika melakukan wawancara dengan CNNIndonesia.com. (CNN Indonesia/Arby Rahmat Putratama) |
Setelah Sporting Lisbon, ada tawaran dari klub lain?Sempat banyak klub yang menawarkan saya sebelum kena cedera. Mungkin ada juga klub dari Malaysia, akademi dari California dan Qatar. Tapi setelah cedera lutut, tidak ada lagi klub yang menawarkan saya bermain. Terakhir saya bergabung dengan PS TNI U-21. Namun tak lama setelah saya bergabung, saya langsung berobat pulang ke Aceh.Kenapa tidak Anda terima salah satu dari tawaran tersebut pada saat belum kena cedera lutut?Karena pada saat itu sebenarnya saya masih memiliki tambahan kontrak dengan Sporting dengan uang saku tambahan, jadi ya kendalanya hanya di situ. Karena ketika masa kontrak tahun pertama habis, saya langsung perpanjangan kontrak tahun kedua. Dan sebelum saya pulang ke Indonesia, pihak Sporting berpesan agar saya tak boleh ada kontrak dengan satu klub di Indonesia karena sudah ada kontrak [tambahan] di Sporting. Memang saya belum ada waktu cerita dengan media. Sebenarnya saya bukan dipecat Sporting, tapi memang saya sudah ada kontrak [tambahan]. Saya pulang pada 1 Juni 2016, itu karena masalah visa belum siap. Saya ke Jakarta pada Agustus untuk urus visa. Setelah urus visa, saya rencana mau tes untuk jadi polisi. Tapi tidak jelas.
Sebelum tes saya sempat dapat tawaran dari Bhayangkara FC, katanya nama saya bisa masuk untuk jadi polisi, tapi tiba-tiba tidak ada. Lalu orang Sporting bertanya kepada saya. 'Apakah kamu mau balik ke Portugal?’. Ya, karena saya sudah fokus ke polisi, saya batalkan semuanya. Kata orang Sporting, saya dapat tawaran untuk bermain di tingkatan akademi yang lebih tinggi yakni dari California dan Qatar. Tawaran itu ada karena sebelum itu, saya sempat ikut seleksi dari akademi California itu untuk naik level di Portugal pada akhir tahun 2015. Alhamdulillah saya lewat dan mereka ingin kontrak saya dengan kerja sama dengan Sporting. Seandainya tawaran itu diterima mungkin saya bakal kuliah dan main sepak bola.
Jadi berapa lama kontrak tahun pertama Anda di Sporting?Juni 2015 sampai Juni 2016. Sedangkan kontrak tahun kedua saya di Sporting Lisbon itu Juni 2016 sampai Juni 2017. Jadi ketika lolos seleksi akademi California, Sporting hanya ingin meminjamkan saya ke sana. Kalau saya bagus main di sana, Sporting akan rekrut balik. Tapi karena saya sudah tes polisi, saya batalkan semuanya. Ada tawaran dari Bhayangkara U-21 waktu itu pada April 2017. Mereka mau bantu karena lutut saya lagi sakit.Minat Anda untuk menekuni sepak bola itu sebetulnya seberapa besar?Ya, saat itu ketika di Sporting saya sudah terlambat karena usia saya. Seharusnya saya sudah berlatih di Eropa ketika berusia 11 atau 10 tahun. Karena kemarin itu saya latihan di Sporting ketika berumur 18 tahun. Di Eropa mungkin itu tidak bisa lagi untuk belajar sepak bola di Portugal karena usianya sudah terlanjur. Martunis mengaku mulai jarang melakukan komunikasi dengan Cristiano Ronaldo. ( AFP PHOTO / SONNY TUMBELAKA) |
Apakah Anda punya niat untuk jadi pesepakbola profesional?Saya menyukai sepak bola, sejak kecil sudah menyukai sepak bola. Dan saya selalu berusaha, kerja keras, untuk menjadi pemain profesional. Sekarang saya fokus untuk menyembuhkan lutut, saya berlatih ringan, dan selalu menghabiskan waktu di tempat fitness.Sifat pemalu Anda dalam berinteraksi dengan orang menghambat diri Anda dalam mengembangkan karier sepak bola. Bagaimana komentar Anda?Ya, saya memang seorang pemalu. Mungkin karena faktor mental. Lalu tidak ada seseorang yang membujuk saya untuk berlatih keras. Ya sekarang saya hanya butuh klub supaya saya bisa bermain di Liga 2 atau Liga 1. Target saya sekarang supaya bisa bermain di Liga 2 untuk sekarang ini, dan mencari pengalaman bermain di liga resmi.  Martunis memiliki sejumlah kostum pemberian dari Cristiano Ronaldo. (AFP PHOTO / FRANCISCO PARAISO) |
Masih sering komunikasi dengan Cristiano Ronaldo?Saya sudah jarang brekomunikasi dengan dia, karena saya tahu dia orang besar dan selalu padat jadwalnya. Lalu dia tidak ada waktu. Sekarang dia selalu sibuk dan fokus ikut latihan, bisnis, dan latihan juga. Paling dulu waktu di Portugal berkomunikasi dengan asisten dia.Kapan terakhir bertemu dengan Ronaldo?Terakhir kali saya berkomunikasi dengan dia ketika Ronaldo mengundang saya ke Real Madrid untuk menyaksikan pertandingan Real Madrid melawan Getafe. Saat itu saya bertemu dengan dia ketika selesai pertandingan di parkiran dan dia langsung memeluk saya, menanyakan kabar.Ronaldo baru saja punya anak lagi. Sebagai anak angkat, ada yang ingin disampaikan?Tidak ada, ikut senang saja.