Jakarta, CNN Indonesia -- Di antara tiga pelatih lain yang akan berlaga di semifinal
Piala Dunia 2018, Zlatko Dalic mungkin jadi nama yang paling asing.
Ketimbang Didier Deschamps, Roberto Martinez, atau Gareth Southgate yang sempat mendapat sorotan ketika masih bermain atau melatih di kompetisi sepak bola Eropa Barat, Dalic lebih banyak melatih klub-klub lokal Kroasia dan menangani kesebelasan-kesebelasan di Asia Barat.
Klub Varteks, Rijeka, dan Slaven Belupo adalah tiga klub asal Kroasia yang pernah dilatih pelatih kelahiran 1966 itu, selain Dinamo Tirana yang merupakan peserta liga sepak bola Albania.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asia Barat menjadi destinasi Dalic selanjutnya. Pelatih yang memiliki tampilan khas dengan rambut belah tengah itu kemudian meraih sukses di Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Bersama Al-Hilal, Dalic meraih gelar Saudi Crown Prince Cup sekaligus menjadi runner up di liga sepak bola tertinggi Arab Saudi pada tahun 2013.
 Zlatko Dalic menjadi pelatih timnas Kroasia sejak Oktober 2017. (REUTERS/Carlos Barria) |
Menyeberang ke Uni Emirat Arab melatih Al-Ain, Dalic meraih prestasi bergengsi sejak 2014 hingga 2016 seperti Piala Presiden UEA, Arabian Gulf League, Arabian Gulf Super Cup serta menduduki tempat kedua di Liga Champions Asia.
Dalic baru menangani timnas Kroasia pada akhir 2017 menggantikan Ante Cacic di tengah persaingan sengit kualifikasi Piala Dunia zona Eropa.
Pelatih yang ketika aktif bermain menempati posisi gelandang bertahan tersebut akhirnya mampu memastikan tiket Kroasia ke putaran final Piala Dunia setelah memenangi laga terakhir di fase grup menghadapi Ukraina dan melewati adangan Yunani di babak
playoff.
Dalic tercatat sudah 12 kali memimpin skuat Vatreni dengan meraih tujuh kemenangan dan hanya dua kali kalah.
 Luka Modric dan Ivan Rakitic menjadi motor tim Kroasia di Piala Dunia 2018. (REUTERS/Christian Hartmann) |
Dari 12 laga tersebut, formasi 4-5-1 selalu menjadi favorit Dalic. Sembilan kali Dalic menggunakan formasi tersebut dengan variasi 4-2-3-1, sementara di dua pertandingan ia memilih 4-1-4-1, dan sekali menggunakan 4-3-2-1.
Lima gelandang adalah pilihan Dalic untuk memaksimalkan potensi pemain-pemain tengah yang melimpah di skuat Kroasia seperti Ivan Rakitic, Mateo Kovacic, Milan Badelj, Marcelo Brozovic, serta dua gelandang yang menjadi nyawa tim Kroasia, Ivan Rakitic dan Luka Modric.
Keberadaan dua nama terakhir benar-benar dimanfaatkan oleh Dalic dalam membentuk permainan tim, bahkan Dalic melakukan perubahan pada permainan Modric sebagai pemain yang memainkan peran nomor 10.
Modric kini ditaruh sedikit ke depan guna menopang ujung tombak tunggal oleh Dalic. Sementara Rakitic tetap ditugaskan sebagai seorang gelandang tengah yang menjadi jembatan antara pertahanan dan penyerangan.
Dengan variasi lima pemain tengah Dalic berupaya beradaptasi dengan gaya bermain lawan. Salah satu buah keberhasilan Dalic mengutak-atik lima gelandangnya adalah kemenangan dengan skor mencolok di fase grup ketika melawan Argentina yang merupakan negara unggulan.
Jika membutuhkan tenaga untuk melapis pertahanan, Dalic bisa menggunakan Milan Badelj atau Marcelo Brozovic yang terbukti mampu menghentikan laju Messi.
 Kroasia melewati dua laga fase gugur Piala Dunia dengan adu penalti. (REUTERS/Kai Pfaffenbach) |
Sementara untuk mendukung lini serang, Dalic tidak ragu memainkan Ante Rebic, Marko Pjaca, dan bahkan Mario Mandzukic menjadi penyerang sayap yang bermain melebar untuk memberi ruang pada pemain lain yang berada di zona tengah untuk merangsek ke kotak penalti lawan.
Kuintet gelandang Kroasia menyediakan opsi untuk menyerang lewat tengah,
half space juga sayap. Enam gol yang dibukukan dari
open play pada fase grup hingga perempat final dihasilkan dari tiga jalur tersebut.
Dengan formasi andalannya, Dalic sudah mengulang keberhasilan Kroasia masuk ke semifinal Piala Dunia seperti 20 tahun silam di era Davor Suker dan kawan-kawan.
Dalic juga berjarak dua laga dengan sejarah baru menjadikan Kroasia menjadi juara dunia.
(nva/sry)