Wanita Seksi Dilarang Disorot Kamera di Piala Dunia 2018

Ahmad Bachrain | CNN Indonesia
Sabtu, 14 Jul 2018 03:04 WIB
FIFA melarang pihak penyiar Piala Dunia 2018 menyorot para penonton wanita dari tribune stadion selama pesta sepak bola dunia di Rusia.
Suporter wanita di Piala Dunia 2018 kerap jadi objek kamera. (REUTERS/Maxim Shemetov)
Jakarta, CNN Indonesia -- FIFA melarang pihak penyiar Piala Dunia 2018 menyorot para penonton wanita dari tribune stadion selama pesta sepak bola dunia di Rusia.

Badan sepak bola dunia itu menilai sorotan zoom yang kerap dilakukan para kameraman di Piala Dunia 2018 merupakan tindakan seksisme yang merendahkan perempuan.

Para wanita terutama yang dianggap berparas menarik kerap menjadi objek incaran kamera ketika laga Piala Dunia 2018 di sejumlah stadion. Fenomena tersebut bahkan semakin sering dijumpai selama ajang tersebut digelar di Rusia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena ini pun dinilai Kepala Divisi Keragaman FIFA, Federico Addiechi, dianggap mulai menyalahi nilai-nilai untuk menghargai wanita. Apalagi, yang disorot kamera adalah para wanita seksi.

Wanita Seksi Dilarang Disorot Kamera di Piala Dunia 2018Suporter Jerman dari kaum hawa ikut memeriahkan Piala Dunia di Rusia. (REUTERS/Christian Hartmann)
"Kami sudah melakukannya terhadap penyiar [Piala Dunia 2018]. Kami juga sudah melakukannya terhadap layanan siaran tuan rumah. Kami tentu akan melakukan tindakan tergas terkait sesuatu yang salah," tegas Addiechi.

FIFA juga sebelumnya fokus pada sejumlah perilaku yang dinilai sudah menjurus pada pelecehan seksual selama gelaran Piala Dunia 2018. Salah satunya adalah kasus reporter wanita dari luar negeri yang dicium pria tak dikenal ketika hendak melakukan laporan langsung.

Wanita Seksi Dilarang Disorot Kamera di Piala Dunia 2018
FIFA pun tidak tinggal diam dengan memberikan sanksi termasuk mencabut tanda pengenal khusus mereka sebagai penonton di Piala Dunia 2018.

"[Kebijakan] ini adalah kegiatan normal yang tentu saja akan kami lakukan di masa depan," ucap Addiechi seperti dikutip dari Independent.

"Kami sudah melakukannya berdasarkan kasus per kasus ketika sejumlah kasus muncul dan kami punya cukup bukti kuat." (jun)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER