Jakarta, CNN Indonesia -- Ratusan suporter Indonesia mendesak panitia penjualan tiket pertandingan
Timnas Indonesia U-23 vs Palestina U-23 diumumkan secara transparan di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Rabu (15/8) siang.
Desakan itu muncul saat ratusan pengantre tiket kecewa dengan habisnya stok tiket offline kategori B. Sementara petugas di loket timur hanya menyisakan tiket kelas VIP seharga Rp500.000 dan kelas A Rp300.000.
Harga tiket yang tersisa itu dianggap para suporter terlalu mahal untuk babak penyisihan grup.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau memang tiket B yang seharga Rp75.000 sudah habis, kita minta diumumkan secara terbuka siang ini juga lewat pengeras suara," kata suporter timnas Indonesia asal Bogor, Agung (30) di Bekasi, Jawa Barat.
Desakan para suporter agar panitia mengumumkan secara terbuka hasil penjualan tiket, karena mereka khawatir terhadap praktik percaloan.
Sejumlah calo yang berkeliaran di sekitar loket timur Stadion Patriot menawarkan tiket kelas B dengan harga Rp200.000 per lembar.
"Saya ini hanya buruh pabrik. Semangat saya dan teman-teman berharap bisa dapat tiket offline karena awalnya diinfokan bukanya jam 10.00 WIB, tapi nyatanya sudah dibuka sejak jam 07.00 WIB," timpal suporter lainnya, Jajang (27).
"Jangan sampai tiket B ini habis gara-gara diborong calo. Kami tidak terima, makanya kalau panitia berani, ayo umumkan secara terbuka lewat pengeras suara," katanya.
Secara terpisah anggota Departemen Ticketing INASGOC Tohap Martua Pakpahan membenarkan tiket offline B yang dialokasikan panitia untuk hari ini telah habis. "Kami telah menjalin kesepakatan bahwa penjualan tiket kita pihak ketigakan melalui Kiostik," katanya.
Tohap mengatakan seharusnya suporter memahami bahwa tiket yang tersedia hingga pukul 11.00 WIB hanya untuk kelas VIP dan A. Pemberitahuan itu juga sudah diumumkan panitia di kaca lokal untuk diketahui suporter.
Terkait tudingan praktik percaloan tiket, Tohap mengaku telah berupaya meminimalisasi percaloan dengan membatasi kuota pembelian tiket secara online maupun offline maksimal lima tiket.
"Kami juga sudah melibatkan kepolisian untuk menertibkan oknum yang menjual tiket secara ilegal," katanya.
(jun/nva)