Jakarta, CNN Indonesia -- Sapto Yogo Purnomo diganjar kartu kuning saat melakukan selebrasi kemenangannya pada cabang olahraga
atletik nomor lari 100 meter kategori T37
Asian Para Games (APG) 2018.
Kategori T37 merupakan klasifikasi bagi atlet yang memiliki disabilitas pada fungsi tangannya. Dalam kasus Sapto Yogo, tangan bagian kanannya kaku dan ototnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Sapto Yogo meraih medali emas usai mencatatkan waktu tercepat 11,49 detik. Ia mengalahkan wakil Iran Davoudali Ghasemi yang mencatatkan waktu 11,97 detik di urutan kedua dan Ali Alnakhli dari Kazakhstan dengan 12,01 detik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sapto Yogo begitu senang dengan raihan medali emas keduanya di Asian Para Games 2018 setelah sebelumnya juga meraih prestasi serupa di nomor 200 meter. Terlebih, ia berhasil memecahkan rekor catatan waktu terbaik di Asia milik Yongbin Lian dari China dengan 11,51 detik.
 Sapto Yogo meraih emas keduanya di Asian Para Games 2018. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Saking senangnya, Sapto Yogo meluapkan emosinya usai lomba. Namun, tehnical delegate atletik malah justru memberikan kartu kuning kepada Sapto Yogo yang dinilai terlalu lama melakukan selebrasi.
"Itu (kartu kuning) karena terlalu lama seleberasi ya, terus dianggap mengulur waktu juga karena yang lainnya sudah mau mulai bertanding, akhirnya saya dikartu kuning," kata Sapto Yogo usai lomba, Selasa (9/10) malam.
Dukungan dari penonton yang ramai di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta khususnya dukungan dari keluarganya yang jauh-jauh datang dari Banyumas, Jawa Tengah menjadi alasan Sapto Yogo meluapkan emosinya saat menyentuh garis finis.
"Tadi keluarga saya nonton. Makanya saya senang sekali. Karena di dukung Ketua NPC juga, Menteri juga, keluarga juga," ucap Sapto Yogo.
Sapto Yogo juga menjadi atlet Indonesia pertama yang meraih dua medali emas di Asian Para Games sejauh ini. Namun, ia mengaku enggan memikirkan hal tersebut.
(ttf/bac)