Jakarta, CNN Indonesia -- Aliran listrik di Balai Sudirman yang merupakan lokasi penyelenggaraan cabang olahraga angkat berat
Asian Para Games 2018 sempat mati jelang kehadiran Presiden Republik Indonesia
Joko Widodo, Rabu (10/10).
Ketua Indonesia Asian Para Games Organizing Committee [INAPGOC] Raja Sapta Oktohari mengungkapkan hal tersebut seusai Jokowi selesai menyaksikan perjuangan Nurtati Purba yang turun di kelas 73kg dan Siti Mahmudah di kelas 79 kilogram.
"Dan kadang-kadang ada kejadian di luar dugaan. Tadi mau ada kunjungan Presiden, tiba-tiba mati lampu. Lucunya, 15 menit sebelum presiden datang, lampunya nyala semua," kata Okto bercerita.
Okto juga mengaku sempat merasa panik jika listrik belum juga menyala saat Jokowi tiba. Namun beruntung, listrik kembali menyala sebelum Jokowi datang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya sempat paniklah," akunya singkat
 Joko Widodo menyaksikan pertandingan angkat berat di Asian Para Games didampingi Imam Nahrawi, Moeldoko, dan Raja Sapta Oktohari. (Dok. Kemenpora) |
Menurut Okto mati listrik itu bukan lantaran ada masalah dari PLN sebagai penyedia listrik negara. Melainkan ada masalah pada aliran listrik di gedung Balai Sudirman.
Animo Masyarakat MeningkatSementara itu Okto juga mengatakan animo masyarakat terhadap penyelenggaraan Asian Para Games 2018 sudah mengalami peningkatan.
Okto menyebut tiket cabang olahraga populer seperti renang, basket, bulutangkis, dan tenis meja laku terjual. Sedangkan untuk olahraga yang memang masih baru seperti angkat berat, goal ball, boccia panitia menggratiskan penonton untuk masuk.
Selain itu ada beberapa cabang lain yang pengadaan suporternya diakui harus dimobilisasi seperti catur.
 Kompleks GBK terlihat sepi pada dua hari penyelenggaraan Asian Para Games 2018. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H) |
"Tapi kami merasa sekarang animonya itu semakin tinggi. Jadi animonya makin hari makin tinggi. Tadinya kami mencari anak-anak sekolah untuk nonton, sekarang kami dapat banyak sekali permintaan anak sekolah untuk bisa berpartisipasi," kata Okto.
"Semakin sore biasanya juga [
venue] semakin penuh. Kemarin kami juga harus menjelaskan kepada orang-orang yang marah-marah karena kehabisan tiket," imbuhnya.
Terkait penjualan suvenir, Okto menyebut peminat terus berdatangan. Toko di kawasan Gelora Bung Karno dan perkampungan atlet di Kemayoran menjadi sasaran pembeli.
"Suvenir yang paling laris pastinya boneka, Momo. Tapi justru yang dicari bukan Momo yang asli, tapi yang ukurannya lebih kecil yang bonekanya ada di dalam telur," ucap Okto.
(ttf/nva)