Jakarta, CNN Indonesia -- Pentolan suporter
Arema FC atau dirigen Aremania, Yuli Sumpil, meluapkan kekesalannya pada pendukung
Persebaya Surabaya, Bonek. Ia menyebut mentalitas suporter tim Bajul Ijo lemah.
Yuli Sumpil dan rekannya, Fandy, disanksi larangan menonton ke stadion di seluruh Indonesia seumur hidup oleh Komdis PSSI. Hukuman ini diberikan karena Yuli dan Fandy dianggap melakukan provokasi berlebihan kepada pemain lawan hingga masuk ke lapangan di laga Arema vs Persebaya.
Dalam sebuah akun Instagram
@yulisumpil_alpenliebe, Yuli menjelaskan alasan melakukan teror terhadap pemain Persebaya. Menurutnya, aksi yang sama dilakukan suporter lawan, namun tak ada respons keras dari PSSI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi suporter jangan baper [bawa perasaan] cuma masalah buang duit. Pemain Persebaya hanya saya kasih duit untuk bayaran," kata Yuli dalam video di Instagram.
Yuli juga menjelaskan alasan turun ke lapangan karena Bonek juga melakukan hal yang sama saat Arema bertandang ke markas Persebaya di Gelora Bung Tomo, Mei 2018. Ketika itu Bonek yang menggunakan maskot mengacungkan jari tengah ke arah pemain Arema sebelum pertandingan.
[Gambas:Instagram]Terkait perobekan logo Persebaya, Yuli mengaku hanya membalas tindakan Bonek yang juga pernah merobek logo Arema. Namun, Aremania tidak mengajukan ancaman atau tuntutan berlebihan kepada PSSI.
"Aremania santai ketika logo disobek, inilah suporter. Teror pemain Persebaya di Malang tidak seberapa, teror di Surabaya lebih besar. Di Malang santai-santai," ucap Yuli.
"Kami siap kalau pemain diteror sampai tidak dapat hotel di Surabaya, dapatnya di Gresik. Persebaya main di Malang dapat hotel di kota, dibiarkan saja," sambung Yuli.
Atas aksinya di laga Arema vs Persebaya, Yuli dilarang masuk stadion seumur hidup. Suporter Singo Edan juga menyalakan suar di dalam stadion ditambah pelemparan botol. Tindakan itu membuat Arema mendapat sanksi denda Rp100 juta dari Komdis PSSI.
(jun/har)