Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora)
Imam Nahrawi memastikan penggunaan fasilitas
venue olahraga di area
Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta sudah bisa digunakan untuk pelatnas atlet menuju SEA Games 2019 Manila, Filipina secara gratis.
Namun jika masyarakat umum maupun klub olahraga ingin menggunakan
venue di GBK secara profesional, Imam meminta agar langsung berkomunikasi dengan pihak pengelola GBK.
"GBK untuk pelatnas bisa digunakan. Selagi dikelola PPK GBK maka bisa dipakai untuk pelatnas dan itu gratis, tidak berbayar, asal itu pelatnas [SEA Games 2019]," kata Menpora Imam di Kantor BAPPENAS, Selasa (16/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Imam juga memastikan anggaran untuk menggelar pelatnas sebagai persiapan menuju SEA Games 2019 masih ada. Sebab, anggaran itu sudah dipersiapkan sejak penganggaran di awal 2018, termasuk persiapan jangka panjang menuju Olimpiade 2020 Tokyo.
 Suasana Stadion Utama Gelora Bung Karno saat upacara penutupan Asian Games 2018. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino) |
"Anggaran [pelatnas] ada, karena yang kemarin berlaku untuk 12 bulan. Jadi pelatnas tidak boleh jeda. Seperti voli jangan diistirahatkan, cukuplah tim bola voli setelah Asian Games istirahat, sekarang panggil lagi untuk pelatnas, toh dananya masih ada," terangnya.
Imam menambahkan usai Asian Games dan Asian Para Games 2018, semua venue yang telah dibangun bisa dimanfaatkan untuk menggelar ajang cabor tunggal bertaraf internasional ke depannya.
Terutama cabang-cabang olahraga yang lokasinya di luar area GBK, seperti velodrom dan
equestrian. Begitu juga untuk
venue di kawasan Jakabaring, Palembang.
"Kami minta kepada cabang olahraga supaya
single event internasional dibawa ke Indonesia. PB ISSI sudah menyiapkan beberapa agenda yang perlu didorong lagi. Begitu juga dengan
venue equestrian nanti bisa multifungsi pada saatnya," ujar Imam.
Lewat gelaran internasional cabor tunggal, pihak swasta juga diharapkan Menpora bakal memberikan dukungannya. Terlebih kepercayaan pihak swasta sudah terbangun sejak INASGOC (Indonesia Asian Games Organizing Committee) menunjukkan kinerja baik selama penyelenggaraan Asian Games 2018.
"Sekarang cabor harus berani mendorong federasi internasional membawa single event ke tanah air. Sehingga sumber daya manusia yang sebelumnya sudah dibentuk, bisa termanfaatkan ulang. Termasuk atlet, semakin sering ikut
single event internasional akan lebih banyak lagi merasakan manfaatnya," pungkasnya.
(bac/ttf/bac)