Pengamat Klaim PSSI Dilema Tentukan Pelatih Timnas Indonesia

Tim | CNN Indonesia
Kamis, 18 Okt 2018 21:20 WIB
PSSI hingga kini belum menentukan pelatih kepala Timnas Indonesia jelang tampil di Piala AFF 2018 yang dimulai 8 November mendatang.
Luis Milla hingga kini belum memastikan tawaran dari PSSI untuk menjadi pelatih Timnas Indonesia. (CNN Indonesia/Ranny Virginia Utami)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pesona Luis Milla seakan membuat PSSI buta dengan persiapan Timnas Indonesia jelang tampil Piala AFF 2018 yang dimulai pada 8 November mendatang.

Tiga pekan jelang kejuaraan sepak bola terbesar di Asia Tenggara tersebut, Timnas Indonesia belum juga punya pelatih kepala tetap. Jabatan itu untuk sementara diisi Bima Sakti yang selama Asian Games 2018 menjadi asisten pelatih Merah Putih.

PSSI masih menunggu Milla. Terakhir pelatih 52 tahun itu batal berangkat ke Indonesia dari Spanyol pada Rabu (17/10) malam WIB. Kendala penerbangan ke Indonesia menjadi alasan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengamat sepak bola Mohamad Kusnaeni berpendapat tentang alasan PSSI begitu ngotot memperpanjang kontrak Milla di Timnas Indonesia ketimbang mengangkat Bima Sakti menjadi pelatih kepala. Padahal, mantan pemain Real Madrid dan Barcelona itu sudah dua kali gagal capai target di SEA Games 2017 dan Asian Games 2018.

"Timnas senior memang harus dipegang pelatih top level dan berpengalaman. Milla memenuhi kriteria itu. Bima butuh lebih banyak pengalaman pegang tim dulu sebelum tangani timnas senior," kata Kusnaeni kepada CNNIndonesia.com pada Kamis (18/10).

Luis Milla masih berada di Spanyol.Luis Milla masih berada di Spanyol. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
Lebih lanjut Kusnaeni mengatakan kehadiran Milla tidak jadi ukuran penampilan Timnas Indonesia di Asian Games 2018 bisa sama saat Piala AFF 2018. Hal ini lantaran persiapan skuat Merah Putih dalam menyambut kedua ajang tersebut berbeda.

"Performa [Timnas Indonesia] ketika di Asian Games, itu kan dibangun hampir dua tahun untuk capai level itu. Persiapannya panjang. Nah sekarang puncaknya kemarin sudah di Asian Games," ucap Kusnaeni.

"Sehingga ketika mereka masuk Piala AFF, itu persiapannya beda lagi. Kalau untuk Piala AFF tidak bisa kita bilang sudah sampai di level itu [puncak], tidak bisa. Saya yakin itu tidak begitu," sambung Kusnaeni.

Usai Asian Games 2018 para pemain Timnas Indonesia dibubarkan dan pulang ke klub masing-masing. Menuju Piala AFF 2018, lanjut Kusnaeni, harus ada persiapan dan periodisasi lagi. Kusnaeni menyampaikan pemusatan latihan itu penting untuk membuat persiapan Timnas Indonesia semakin baik.

Timnas Indonesia akan menjalani laga pertama di Piala AFF 2018 pada 9 November mendatang.Timnas Indonesia akan menjalani laga pertama di Piala AFF 2018 pada 9 November mendatang. (CNN Indonesia/Safir Makki)
"Indonesia ini belum ada di level di mana standar pemain sudah cukup tinggi, sehingga persiapan sepekan itu bisa membuat tim tampil stabil seperti Spanyol, Prancis, kita belum ada di level itu. Saya sering melihat banyak pemain yang bagus di klub, ketika bermain di tim nasional jadi berbeda," ujar Kusnaeni.

Status Bima sebagai pelatih sementara Timnas Indonesia juga memberikan pengaruh terhadap kepercayaan pemain. Kusnaeni yakin pendekatan Bima kepada para pemain akan berbeda dibandingkan dengan Milla.

"Kepercayaan pemain terhadap Bima Sakti berbeda dengan kepercayaan pemain kepada Milla. Respek, kemampuan menghadapi tekanan publik dan segala macamnya kan berbeda. Nah ini yang saya pikir penting," tutur Kusnaeni.

"Kalaupun mau Bima akhirnya [PSSI] mampunya Bima, ya putuskan Bima dari sekarang supaya dia juga enak kerjanya. Orang menangani tim sebagai caretaker itu beda dengan ketika dia punya kewenangan penuh." ujar Kusnaeni. (map/har)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER