Jakarta, CNN Indonesia -- Manajer
Madura FC Januar Herwanto mengungkap adanya dugaan percobaan pengaturan skor oleh oknum anggota Komite Wasit
PSSI terhadap klubnya di
Liga 2.
Januar yang sebelumnya mengungkapkan adanya percobaan pengaturan skor oleh mantan anggota Exco PSSI, Hidayat, kembali mengungkapkan percobaan pengaturan skor oleh oknum wasit.
Januar menyebut percobaan pengaturan skor dari oknum anggota Komite Wasit itu dilakukan kepada pelatih Madura FC, Solahudin jelang awal musim Liga 2 2018.
"Pelatih saya itu cerita kalau di awal [musim] ada yang mengaku anggota komite wasit yang menawarkan jasa wasit yang bisa diajak untuk kerja sama. Tapi bukan ke saya, ke pelatih saya," kata Januar kepada
CNNIndonesia.com lewat sambungan telepon, Selasa (18/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Januar mengaku sudah melaporkan indikasi pengaturan skor tersebut kepada Komisi Disiplin [Komdis] bersamaan dengan kasus pengaturan skor yang melibatkan Anggota Exco PSSI, Hidayat. Namun Januar maupun Solahudin tidak memiliki bukti yang kuat atas indikasi tersebut dan hanya menyebut oknum anggota komite wasit tersebut merupakan mantan pemain.
"Soalnya bukan saya yang mengalami sendiri. Kalau seperti kasus Pak Hidayat kan saya yang mengalami sendiri, ada bukti jadi saya berani ngomong juga. Komdis juga tidak menindaklanjuti ini [dugaan pengaturan skor oknum anggota komisi wasit] mungkin karena tidak ada bukti yang menguatkan," ujarnya.
Wakil Ketua Komdis PSSI Umar Husin mengatakan agak kerepotan jika kasus yang dilaporkan tidak memiliki bukti. Meski begitu, Umar membuka ruang untuk kembali memanggil Januar dan Solahudin.
"Mungkin benar, tapi harus dijelaskan kapan pertandingannya, di mana kejadiannya, siapa yang dihubungi? Karena kalau tidak berani sebut nama, dia sendiri berarti tidak yakin. Beda dengan kasus Pak Hidayat, dia yakin betul minta dipertemukan langsung," ucap Umar.
"Kita tidak bisa periksa kasus berdasarkan berita di koran. Kami tahu ekspektasi publik tinggi [soal kasus pengaturan skor], banyak laporan, tapi pas dipanggil
ngeles," kata Umar menambahkan.
(ttf/ptr)