Jakarta, CNN Indonesia -- Tahun 2019 akan diwarnai era baru oleh deretan
pebulutangkis muda yang bakal jadi wajah dan tulang punggung utama prestasi Indonesia, mulai dari
Kevin Sanjaya Sukamuljo/
Marcus Fernaldi Gideon hingga
Jonatan Christie.
Tahun 2019 akan diawali kepastian mundur
Liliyana Natsir dari panggung bulutangkis Indonesia. Hal ini menandai berakhirnya era
Liliyana yang sudah lebih dari satu dekade menjadi tulang punggung prestasi Indonesia.
Sorotan akan besar tertuju pada
Kevin Sanjaya Sukamuljo,
Marcus Fernaldi Gideon,
Jonatan Christie,
Anthony Ginting, Fajar
Alfian,
Muhammad Rian
Ardianto, dan
Gregoria Mariska.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kevin Sanjaya Sukamuljo/ Marcus Fernaldi Gideon memburu gelar juara dunia. (Dok. Humas PBSI) |
Tujuh
pebulutangkis ini bakal jadi wajah dan tulang punggung Indonesia dalam satu tahun ke depan. Ketujuh
pebulutangkis tersebut yang bakal diharapkan bisa memikul tanggung jawab menjaga nama besar Indonesia di dunia bulutangkis.
Seperti halnya kisah koboi di film
Magnificent Seven, seperti kisah samurai di
Seven Samurai, ketujuh
pebulutangkis tersebut bakal dianggap perwakilan generasi baru bulutangkis Indonesia.
Sejak masa junior, nama-nama tersebut sudah mendapat sorotan. Dan perkembangan di 2018 membuat mereka bakal terus diharapkan untuk melejit di 2019.
Ketujuh pemain tersebut punya karakter kuat yang layak dijadikan idola dan harapan baru penggemar bulutangkis Indonesia.
Kevin identik dengan bakat alam dan penuh ledakan.
Marcus adalah kerja keras dan kebangkitan.
Anthony Ginting dikenal dengan kegigihannya di lapangan. (ANTARA FOTO/ INASGOC/ Hadi Abdullah) |
Jonatan adalah simbol perfeksionis dan kedisiplinan.
Anthony adalah kejutan dan kegigihan di lapangan.
Fajar dan Rian adalah perpaduan keceriaan dan ketenangan. Sedangkan
Gregoria adalah perwujudan sebuah harapan.
Kevin/
Marcus sudah berhasil tampil bagus dalam dua tahun sebelumnya.
Kevin/
Marcus adalah pemain pertama yang siap menerima tongkat estafet prestasi pasca-Olimpiade
Rio de
Janeiro 2016.
Kevin/
Marcus langsung menunjukkan mereka adalah ganda yang layak diandalkan untuk Olimpiade berikutnya.
Tahun 2017 dilalui
Kevin/
Marcus dengan sensasional dan tahun 2018 dilewati dengan torehan yang lebih spektakuler. Di tahun ini
Kevin/
Marcus kembali ditantang untuk membuktikan ketangguhan mereka. Selain memburu kembali predikat raja turnamen, gelar juara dunia adalah bidikan besar
Kevin/
Marcus tahun ini.
Jonatan dan
Anthony telah melakukan pijakan besar di 2018.
Jonatan berhasil meraih medali emas
Asian Games sedangkan
Anthony mampu memenangkan China Terbuka.
Yang perlu dilakukan
Jonatan dan
Anthony di tahun ini adalah tampil lebih konsisten.
Jonatan dan
Anthony punya kemampuan untuk mengalahkan seluruh pemain papan atas dunia namun mereka belum bisa konsisten di tiap turnamen dengan masuk ke babak akhir.
Anthony dan
Jonatan harus bisa secepatnya masuk delapan besar untuk bisa jadi unggulan yang akan memudahkan langkah mereka di awal turnamen. Masuk zona delapan besar juga harus dipupuk untuk menjaga ambisi meloloskan dua wakil di nomor tunggal putra ke Olimpiade
Tokyo 2020.
 Fajar/Rian diharapkan bisa makin melejit di tahun 2019 dan menjadi rival Minions di seri turnamen BWF. ( CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono) |
Fajar/Rian ada dalam situasi yang unik. Rival terberat di dunia adalah
Kevin/
Marcus yang merupakan rekan latihan mereka sehari-hari. Dengan banyaknya jumlah pertandingan yang mereka mainkan di sesi latihan, sudah seharusnya kualitas Fajar/Rian bisa meningkat dengan cepat.
Fajar/Rian berhasil membalas kepercayaan
Herry Iman
Pierngadi yang memilih mereka bersama
Minions di
Asian Games lantaran
terwujudnya All Indonesian Final. Namun di tahun ini Fajar/Rian harus bisa lebih unjuk gigi.
Mereka harus bisa lebih banyak masuk babak akhir turnamen, bahkan tampil sebagai lawan utama
Minions. Bila itu terwujud maka suasana di final
Asian Games akan terulang, yaitu siapapun yang menang, Indonesia akan tetap senang.
Di nomor tunggal putri harapan terbesar melihat pemain Indonesia bisa bersaing di papan atas pada tahun 2019 jelas terletak pada juara dunia junior 2017,
Gregoria Mariska.
Gregoria diharapkan bisa makin melejit di 2017. Saat ini
Gregoria ada di posisi ke-15 dunia dan target di 2019 jelas mengakhiri tahun dengan posisi di 10 besar atau delapan besar dunia.
Untuk
Gregoria, pemilihan turnamen dari tim pelatih harus jeli. Perlu menimbang mana turnamen yang bisa memberikan poin lebih banyak, pengalaman lebih banyak, dan kepercayaan diri lebih banyak untuk
Gregoria. Tak perlu terus mendorong
Gregoria tampil di turnamen
level elite sepanjang tahun.
Gregoria Mariska punya potensi untuk masuk ke persaingan di level atas. (ANTARA FOTO/ INASGOC/ Hadi Abdullah) |
Tujuh
pebulutangkis itu yang jadi proyeksi Indonesia untuk Olimpiade
Tokyo 2020. Di pengujung tahun nanti, akan terlihat apakah mereka benar-benar bisa menjadi tujuh ksatria dan tulang punggung Indonesia.
Bila tujuh pemain tersebut bisa memeriahkan persaingan di 2019, maka harapan besar bisa disematkan pada mereka untuk Olimpiade 2020.
Ahsan/Hendra, Greysia/Apriyani, dan Menerka Pasangan TontowiDi nomor ganda putra kehadiran
Mohammad Ahsan/
Hendra Setiawan yang masih berambisi tampil di Olimpiade
Tokyo 2020 bakal membuat persaingan di nomor ganda putra menjadi lebih sengit.
Ahsan/
Hendra telah membuktikan mereka masih mampu tampil di
level atas dengan keberhasilan mereka lolos ke
World Tour Finals. Dengan adanya
Ahsan/
Hendra, kualitas Fajar/Rian bisa makin meningkat lantaran tekanan persaingan. Selain itu masih ada sejumlah ganda putra lain yang tidak bisa diremehkan dan berpeluang untuk muncul sebagai ganda putra nomor dua di bawah
Minions.
Mohammad Ahsan/ Hendra Setiawan masih punya potensi bersaing di papan atas. (Dok. Humas PBSI) |
Pada nomor ganda putri,
Greysia Polii/
Apriyani Rahayu akan terus didorong untuk bisa konsisten bersaing di papan atas.
Greysia/
Apriyani sudah terbilang tampil baik di 2018 karena sering bertahan hingga babak akhir di turnamen yang mereka ikuti.
Kendala
Greysia/
Apriyani di tahun 2018 adalah kesulitan mereka menghadapi rombongan ganda putri Jepang. Saat ini, posisi tiga besar Jepang ditempati oleh barisan ganda putri Jepang dan itulah yang harus diterobos oleh
Greysia/
Apriyani.
Meski sering terhalang oleh
kokohnya tembok Jepang, kecil kemungkinan untuk
Greysia/
Apriyani dibongkar.
Apriyani telah membuktikan kemampuannya untuk bisa jadi partner yang ideal bagi
Greysia yang terbilang merupakan salah satu ganda putri dengan jam terbang paling tinggi di dunia saat ini.
Bila
Apriyani bisa bertambah matang dalam permainan, maka
Greysia/
Apriyani masih punya ruang untuk maju dan terus berkembang di satu tahun terakhir jelang Olimpiade.
Di nomor ganda campuran,
Richard Mainaky sepertinya akan terus mendorong
Tontowi Ahmad memiliki pasangan yang tepat sehingga masih bisa diandalkan untuk Olimpiade 2020 mendatang. Bakat dan pengalaman
Tontowi serta usia yang masih ada di angka 33 tahun pada 2020 membuat
Tontowi masih mungkin diharapkan di
Tokyo.
Setelah diujicoba dengan
Della Destiara di akhir 2018,
Tontowi mungkin akan kembali dicoba oleh pemain lainnya di beberapa bulan awal 2019 sebelum akhirnya
Richard memutuskan pasangan permanen untuk
Tontowi ketika
race to Tokyo alias pengumpulan poin menuju Olimpiade dimulai.
Richard pastinya berharap ada dua wakil yang bisa lolos dari nomor ganda campuran. Hafiz
Faisal/
Gloria Emanuelle Widjaja,
Praveen Jordan/Melati
Daeva, dan
Tontowi dengan pasangannya bersaing untuk memenuhi harapan
Richard tersebut.
 Tantangan terbesar Greysia Polii/ Apriyani Rahayu adalah rombongan ganda Jepang. (Dok. PBSI) |
Piala SudirmanTahun ini Tim Bulutangkis Indonesia akan menghadapi Piala
Sudirman. Ketiadaan
Liliyana Natsir membuat kekuatan Indonesia di nomor ganda campuran menjadi menurun.
Namun di tahun ini, kekuatan Indonesia di nomor tunggal putra meningkat setelah
melejitnya penampilan
Jonatan Christie dan
Anthony Ginting.
Jonatan dan
Anthony bisa bergantian dipercaya turun di nomor tunggal putra tergantung pada kondisi keduanya dan juga lawan yang dihadapi.
Nomor tunggal putri di Piala
Sudirman nanti kemungkinan besar bakal dipercayakan oleh
Gregoria. Pun begitu halnya dengan nomor ganda putra yang tak akan lepas dari
Kevin Sanjaya Sukamuljo/
Marcus Fernaldi Gideon.
Greysia/
Apriyani jelas akan jadi andalan di nomor ganda putri sedangkan wakil Indonesia di nomor ganda campuran masih menarik untuk ditentukan.
Melihat peta persaingan negara lain, kekuatan tiap negara tahun ini terbilang cukup merata. Jepang mungkin punya sedikit keunggulan di atas kertas lantaran mereka sangat solid di ganda putri dan punya tunggal putra dan tunggal putri yang bertengger di papan atas.
Kevin/ Marcus bakal jadi andalan Indonesia untuk meraih poin di Piala Sudirman. ( CNN Indonesia/ Hesti Rika) |
Namun kekuatan Jepang di sejumlah nomor masih bisa ditembus, yaitu di ganda putra, ganda campuran, bahkan tunggal putra oleh Indonesia.
China juga punya kekuatan merata namun wakil-wakil mereka tidak lagi dalam posisi 'tak tersentuh', kecuali di nomor ganda campuran lantaran
Zheng Siwei/
Huang Yaqiong benar-benar tampil dominan.
Denmark dan Korea Selatan juga tak bisa diremehkan dalam pertarungan perburuan Piala
Sudirman tahun ini. Terlebih Korea Selatan berhasil jadi juara dua tahun lalu dengan
skuat yang banyak berisikan pemain-pemain muda.
Indonesia masih punya peluang bagus untuk jadi juara Piala
Sudirman, tentunya dengan syarat tim pelatih sudah punya komposisi terbaik menurut pengamatan sepanjang masa persiapan agar tak terulang lagi insiden dua tahun lalu saat Indonesia membuat kesalahan di partai pertama.