Ahsan/Hendra, Greysia/Apriyani, dan Menerka Pasangan TontowiDi nomor ganda putra kehadiran
Mohammad Ahsan/
Hendra Setiawan yang masih berambisi tampil di Olimpiade
Tokyo 2020 bakal membuat persaingan di nomor ganda putra menjadi lebih sengit.
Ahsan/
Hendra telah membuktikan mereka masih mampu tampil di
level atas dengan keberhasilan mereka lolos ke
World Tour Finals. Dengan adanya
Ahsan/
Hendra, kualitas Fajar/Rian bisa makin meningkat lantaran tekanan persaingan. Selain itu masih ada sejumlah ganda putra lain yang tidak bisa diremehkan dan berpeluang untuk muncul sebagai ganda putra nomor dua di bawah
Minions.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mohammad Ahsan/ Hendra Setiawan masih punya potensi bersaing di papan atas. (Dok. Humas PBSI) |
Pada nomor ganda putri,
Greysia Polii/
Apriyani Rahayu akan terus didorong untuk bisa konsisten bersaing di papan atas.
Greysia/
Apriyani sudah terbilang tampil baik di 2018 karena sering bertahan hingga babak akhir di turnamen yang mereka ikuti.
Kendala
Greysia/
Apriyani di tahun 2018 adalah kesulitan mereka menghadapi rombongan ganda putri Jepang. Saat ini, posisi tiga besar Jepang ditempati oleh barisan ganda putri Jepang dan itulah yang harus diterobos oleh
Greysia/
Apriyani.
Meski sering terhalang oleh
kokohnya tembok Jepang, kecil kemungkinan untuk
Greysia/
Apriyani dibongkar.
Apriyani telah membuktikan kemampuannya untuk bisa jadi partner yang ideal bagi
Greysia yang terbilang merupakan salah satu ganda putri dengan jam terbang paling tinggi di dunia saat ini.
Bila
Apriyani bisa bertambah matang dalam permainan, maka
Greysia/
Apriyani masih punya ruang untuk maju dan terus berkembang di satu tahun terakhir jelang Olimpiade.
Di nomor ganda campuran,
Richard Mainaky sepertinya akan terus mendorong
Tontowi Ahmad memiliki pasangan yang tepat sehingga masih bisa diandalkan untuk Olimpiade 2020 mendatang. Bakat dan pengalaman
Tontowi serta usia yang masih ada di angka 33 tahun pada 2020 membuat
Tontowi masih mungkin diharapkan di
Tokyo.
Setelah diujicoba dengan
Della Destiara di akhir 2018,
Tontowi mungkin akan kembali dicoba oleh pemain lainnya di beberapa bulan awal 2019 sebelum akhirnya
Richard memutuskan pasangan permanen untuk
Tontowi ketika
race to Tokyo alias pengumpulan poin menuju Olimpiade dimulai.
Richard pastinya berharap ada dua wakil yang bisa lolos dari nomor ganda campuran. Hafiz
Faisal/
Gloria Emanuelle Widjaja,
Praveen Jordan/Melati
Daeva, dan
Tontowi dengan pasangannya bersaing untuk memenuhi harapan
Richard tersebut.
 Tantangan terbesar Greysia Polii/ Apriyani Rahayu adalah rombongan ganda Jepang. (Dok. PBSI) |
Piala SudirmanTahun ini Tim Bulutangkis Indonesia akan menghadapi Piala
Sudirman. Ketiadaan
Liliyana Natsir membuat kekuatan Indonesia di nomor ganda campuran menjadi menurun.
Namun di tahun ini, kekuatan Indonesia di nomor tunggal putra meningkat setelah
melejitnya penampilan
Jonatan Christie dan
Anthony Ginting.
Jonatan dan
Anthony bisa bergantian dipercaya turun di nomor tunggal putra tergantung pada kondisi keduanya dan juga lawan yang dihadapi.
Nomor tunggal putri di Piala
Sudirman nanti kemungkinan besar bakal dipercayakan oleh
Gregoria. Pun begitu halnya dengan nomor ganda putra yang tak akan lepas dari
Kevin Sanjaya Sukamuljo/
Marcus Fernaldi Gideon.
Greysia/
Apriyani jelas akan jadi andalan di nomor ganda putri sedangkan wakil Indonesia di nomor ganda campuran masih menarik untuk ditentukan.
Melihat peta persaingan negara lain, kekuatan tiap negara tahun ini terbilang cukup merata. Jepang mungkin punya sedikit keunggulan di atas kertas lantaran mereka sangat solid di ganda putri dan punya tunggal putra dan tunggal putri yang bertengger di papan atas.
Kevin/ Marcus bakal jadi andalan Indonesia untuk meraih poin di Piala Sudirman. ( CNN Indonesia/ Hesti Rika) |
Namun kekuatan Jepang di sejumlah nomor masih bisa ditembus, yaitu di ganda putra, ganda campuran, bahkan tunggal putra oleh Indonesia.
China juga punya kekuatan merata namun wakil-wakil mereka tidak lagi dalam posisi 'tak tersentuh', kecuali di nomor ganda campuran lantaran
Zheng Siwei/
Huang Yaqiong benar-benar tampil dominan.
Denmark dan Korea Selatan juga tak bisa diremehkan dalam pertarungan perburuan Piala
Sudirman tahun ini. Terlebih Korea Selatan berhasil jadi juara dua tahun lalu dengan
skuat yang banyak berisikan pemain-pemain muda.
Indonesia masih punya peluang bagus untuk jadi juara Piala
Sudirman, tentunya dengan syarat tim pelatih sudah punya komposisi terbaik menurut pengamatan sepanjang masa persiapan agar tak terulang lagi insiden dua tahun lalu saat Indonesia membuat kesalahan di partai pertama.
(har)