Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak lima wasit atau perangkat pertandingan laga Persibara Banjarnegara vs PS Pasuruan bakal menjadi tersangka kasus dugaan pengaturan skor
mafia bola.
Ketua Humas Tim Satgas Antimafia Bola Komisaris Besar Argo Yuwono menyatakan belum bisa membuka nama para tersangka tersebut.
"Penyidik sudah menetapkan tambahan lima tersangka yang nama namanya belum bisa kami sampaikan untuk malam ini," kata Argo di Polda Metro Jaya, Senin (14/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, polisi sudah memeriksa Bendahara PSSI Berlinton Siahaan terkait pertandingan di Liga 3 itu. Pemeriksaan ini berkaitan dengan kasus dugaan pengaturan skor yang dilaporkan oleh Mantan Manajer Persibara Banjarnegara Lasmi Indaryani.
"Intinya pemeriksaan ini berkaitan dengan kasus laporan ibu Lasmi," ujar Argo.
 Ketua Humas Tim Satgas Antimafia Bola Komisaris Besar Argo Yuwono. (CNN Indonesia/Fajrian) |
Sebelumnya, polisi sudah menetapkan Nurul Safarid yang bertindak sebagai wasit utama dalam laga antara Persibara vs PS Pasuruan sebagai tersangka. Ia diduga menerima uang suap dari tersangka Priyanto dan Dwi Irianto alias Mbah Putih sebesar Rp45 juta untuk 'membantu' Persibara.
Nurul Safarid juga sempat hadir pada pertemuan yang melibatkan banyak pihak untuk membantu kemenangan Persibara atas PS Pasuruan pada pertengahan Oktober 2018 di Hotel Central Banjarnegara.
"Di situ hadir pula perangkat pertandingan yakni wasit atas nama Nurul Safarid, dua asisten wasit, wasit cadangan Chalid Hariyanto, serta pengamat pertandingan," kata Argo beberapa waktu lalu.
Berlinton Dicecar Soal Prosedur UangSementara itu, usai diperiksa Berlinton mengaku dicecar 27 pertanyaan oleh polisi. Dia banyak ditanyai soal aliran dana PSSI organisasi sepak bola Indonesia itu.
"Saya jelaskan sesuai dengan fungsi saya sebagai bendahara yaitu mengelola. Saya jawab dengan tegas dan organisasinya seperti apa di keuangan dan menyangkut pihak lain," jelas Berlinton.
"Prosedur pengeluaran uang itu harus ada. Kami mengelola itu. Jika ada permintaan departemen. Pasti akan kami keluarkan. Itu yang kami jelaskan," lanjut dia.
 Bendahara PSSI Berlinton Siahaan (kiri) hadiri panggilan polisi. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H) |
Berlinton berharap agar polisi segera menuntaskan kasus mafia bola ini. Sebab, isu ini juga bakal berhubungan dengan gairah para investor yang hendak menyuntikkan dana.
"Jika tidak diselesaikan masalah ini akan berlarut dan mempengaruhi kompetisi, sponsor-sponsor akan melihat kita apakah ini dapat dilanjutkan atau tidak. Jadi saya sangat membantu," tegas dia.
Saat disinggung mengenai Lasmi, Berlinton mengaku tidak mengenal eks manajer Persibara itu. Ia menyatakan bahwa jarang sekali mengunjungi Banjarnegara karena kesibukannya di PSSI.
"Karena seperti teman teman ketahui saya di PSSI jarang ke sana ya. Apapun itu tidak mengganggu operasional yang ada," ujarnya.
(ctr/jun)