Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) mengungkap jasa mantan Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama alias
Ahok pada penyelenggaraan
Asian Games 2018.
Ahok resmi menghirup udara bebas setelah menjalani kurungan selama dua tahun di rumah tahanan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, hari ini, Kamis (24/1).
Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto mengakui kontribusi Ahok pada penyelenggaraan Asian Games 2018 karena turut menandatangani salah satu kontrak untuk penyelenggaraan ajang olahraga terbesar di Asia tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat tanggal 7 Agustus 2014, Pak Jokowi [Joko Widodo] jadi gubernur, kami kedatangan Tuan Wei Jizhong [Wakil Presiden Dewan Olimpiade Asia]. Kemudian kontrak untuk jadi tuan rumah penyelenggara Asian Games 2018 ditandatangani sebulan berikutnya pada 19 September 2014 di Incheon," kata Gatot kepada
CNNIndonesia.com pada Kamis (24/1).
"Dia [Ahok] itu yang sangat perhatian, mendorong, dan juga menunjukkan kesiapan Asian Games di Jakarta. Ini fakta yang tidak dapat dipungkiri," katanya menambahkan.
 Basuki Tjahaja Purnama ketika bermain futsal bersama warga Cipinang Muara. (CNN Indonesia/Aghnia Rahmi Syaja'atul Adzkia) |
Selain itu, Gatot juga mengapresiasi langkah Ahok dalam membongkar Stadion Lebak Bulus untuk pembangunan MRT pada 2014. Ketika itu, Ahok bersitegang dengan Menpora Roy Suryo yang bersikukuh tak mau memberi izin soal pembongkaran stadion. Salah satu tujuan pembangunan MRT adalah untuk mendukung transportasi di Asian Games 2018.
"Dulu itu kan jadi perdebatan antara Pak Roy dan Pak Ahok. Di era Pak Imam jadi Menteri [Pemuda dan Olahraga RI], Pak Imam berkenan menandatangani surat rekomendasi. Dengan adanya surat rekomendasi itu, Pemda DKI bisa mengawali pembangunan MRT yang bisa kita nikmati ini," ucap Gatot.
"Pada 2014, saya kabarkan ke Pak Ahok bahwa Pak Menpora sudah tanda tangan. Dengan adanya rekomendasi itu, selesailah sudah kontroversi Lebak Bulus," ucapnya melanjutkan.
Meskipun pembangunan MRT itu tidak terpakai saat Asian Games 2018 lantaran belum selesai hingga sekarang, Gatot tetap menilai Ahok sebagai sosok yang memiliki perhatian yang cukup tinggi ke olahraga.
Lebih lanjut Gatot juga mengatakan Ahok merupakan sosok yang tegas dan ikut aturan. Tak hanya itu, Ahok juga dinilai berani.
"Yang jelas, beliau [Ahok] berani pegang komitmen. Dia juga berani menjanjikan bonus atlet untuk DKI Jakarta di PON [Pekan Olahraga Nasional] 2016," ujar dia.
Ketika menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ahok sempat menjanjikan bonus sebesar Rp1 miliar hingga Rp2 miliar bagi klub yang berhasil juara di PON Jawa Barat pada 2016. Akan tetapi saat perhelatan olahraga tersebut selesai dilaksanakan, atlet dan klub hanya mendapat bonus sebesar Rp200 juta.
Kontingen DKI Jakarta protes. Namun Ahok mengaku tidak bisa mengurus permasalahan itu dengan alasan sedang non-aktif dan cuti untuk kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017.
(nva/har)