Jakarta, CNN Indonesia --
Satuan Tugas (Satgas) Anti Mafia Bola melakukan pemeriksaan terhadap Direktur Utama (Dirut)
PSS Sleman Soekeno atas kasus dugaan
pengaturan skor sepak bola Indonesia. Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jendral Dedi Prasetyo menyatakan Soekeno tidak diperiksa sendiri.
Soekeno diperiksa bersama tiga saksi lainnya, yakni manajer PSS Sleman Sismantoro, pelatih PSS Sleman Seto Nurdiantoro, dan asisten manajer PSS Sleman Dewantono.
"Hari ini ada pemeriksaan terhadap empat saksi yang diminta keterangan," kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (4/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keempat saksi yang terjadwal itu sudah memenuhi panggilan polisi. Sekarang para saksi sedang menjalani pemeriksaan untuk tersangka atas nama Hidayat.
Dedi mengatakan keempat saksi itu sudah memenuhi pemanggilan dari penyidik. Mereka akan dimintai keterangannya untuk melengkapi berkas penyidikan dari tersangka Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hidayat.
 Hidayat diduga berusaha menyuap Madura FC Januar Herwanto. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga) |
"Semua sudah hadir jam 10.00 WIB, sedang dimintai keterangan di Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri untuk tersangka saudara H," ujar Dedi.
Sebelumnya, Hidayat diduga terlibat dalam pengaturan skor pada pertandingan Madura FC versus PSS Sleman di kompetisi Liga 2 2018. Selain itu, Dedi mengatakan Hidayat juga berusaha menyuap manajer Madura FC Januar Herwanto dengan uang sebesar Rp100 juta agar timnya membiarkan PSS Sleman menang.
Jika permintaan tersebut tak dituruti oleh Januar, Dedi mengungkap Hidayat sudah menyiapkan Rp150 juta untuk 'membeli' pemain agar PSS Sleman tetap menang.
"Perannya dalam mengatur pertandingan ini bahwa saudara H ini meminta agar PSS Sleman selalu dimenangkan baik di pertandingan kandang atau tandang. Termasuk di kandangnya Madura FC," ujar Dedi.
(ctr/har)