Jakarta, CNN Indonesia --
Satgas Anti Mafia Bola memeriksa tiga mantan petinggi
PT Liga Indonesia Baru (LIB) dalam kasus pengaturan skor sepak bola Indonesia, Senin (1/3).
Ketiganya adalah mantan Dirut PT LIB Berlinton Siahaan, mantan Dirut Eksekutif PT LIB Risna Hadiwijaya, serta eks Direktur Operasional PT LIB Tigor Shalomboboy.
Ketiganya diperiksa untuk mendalami kasus pengaturan skor dengan tersangka Hidayat (H) yang merupakan mantan anggota Komite Eksekutif PSSI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hari ini untuk Satgas memanggil saksi terkait menyangkut masalah tersangka H (Hidayat, red)," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Senin (1/4).
Selain ketiganya, dikatakan Dedi, satgas juga akan memeriksa 22 saksi lain untuk dimintai keterangan dalam kasus serupa. Keterangan para saksi itu dilakukan untuk melengkapi berkas perkara dari Hidayat.
 Mantan Dirut Eksekutif PT LIB Risna Hadiwijaya. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H |
Di sisi lain, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan pemeriksaan terhadap Dirut PT LIB Berlinton sudah selesai pada siang tadi. Saat ini, sambungnya, tim satgas tengah menggali keterangan dari dua saksi lainnya.
"Hari ini yang saksi Dirut PT LIB sudah selesai diperiksa dan yang dua masih proses pemeriksaan," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Senin (1/4).
Untuk hasil pemeriksaan terhadap Berlinton, Argo masih belum mengungkapkannya. Ia mengklaim masih belum mendapat hasil pemeriksaan dari tim satgas. "Kita belum dapat informasi dari sana ya," ucapnya.
Sebelumnya, Satgas Anti Mafia Bola telah menetapkan mantan anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Hidayat sebagai tersangka dalam kasus dugaan pengaturan skor.
 Mantan anggota Exco PSSI Hidayat ditahan polisi. (CNN Indonesia/M. Arby Rahmat Putratama H) |
Ia diduga terlibat dalam pengaturan skor pada pertandingan Madura FC versus PSS Sleman di kompetisi Liga 2 2018.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menuturkan peran Hidayat dalam pengaturan skor di laga antara Madura FC dan PSS Sleman ini cukup besar. Selain meminta PSS Sleman untuk dimenangkan dalam pertandingan, Dedi menyebut Hidayat juga berusaha menyuap Manajer Madura FC Januar Herwanto dengan uang sebesar Rp100 juta agar timnya membiarkan PSS Sleman menang.
Jika permintaan tersebut tak dituruti oleh Januar, Dedi mengungkap Hidayat sudah menyiapkan Rp150 juta untuk 'membeli' pemain agar PSS Sleman tetap menang.
"Perannya dalam mengatur pertandingan ini bahwa saudara H ini meminta agar PSS Sleman selalu dimenangkan baik di pertandingan kandang atau tandang. Termasuk di kandangnya Madura FC," tutur Dedi, Senin (25/2).
(jun)