
Dennis Bergkamp, Anak Tukang Listrik Legenda Arsenal
Jumat, 10 Mei 2019 12:53 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Dennis Bergkamp adalah seorang maestro sepak bola saat masih aktif sebagai pemain. Namanya abadi bagi para penggemar tim London Utara, Arsenal.
Sebelum dikenal sebagai legenda Arsenal, Bergkamp hanyalah seorang anak bungsu dari empat bersaudara dari pasangan Wim dan Tonnie Bergkamp. Semasa kecil, Bergkamp dibesarkan di pinggiran kota kelas pekerja, dalam sebuah keluarga yang bekerja keras untuk bisa masuk dalam kalangan kaum menengah ke atas.
Sebagai kepala keluarga, Tonnie bekerja sebagai seorang tukang listrik. Selain itu, Tonnie juga seorang pesepakbola amatir di kompetisi non-elite.
Konon kecintaan Tonnie terhadap sepak bola membuat ia menamai anak bungsunya dengan nama lengkap Dennis Nicolaas Maria Bergkamp.
Kata 'Dennis' berasal dari legenda sepak bola asal Skotlandia, Denis Law, yang mencetak 171 gol saat membela Manchester United pada 1962-1973. Namun agar nama tersebut diterima sebagai warga negara Belanda, Tonnie menambah huruf 'n' untuk si bungsu sehingga menjadi 'Dennis'.
Bergkamp dibesarkan sebagai seorang penganut Katolik oleh keluarga dan secara rutin pergi ke gereja. Walau pada kemudian hari Bergkamp mengaku bosan pergi ke gereja, nyatanya hingga kini ia tetap sebagai pribadi yang beriman.
Pahlawan sepak bola masa kecil Bergkamp adalah gelandang Timnas Inggris, Glenn Hoddle. Ia mengagumi Hoodle karena menilai pemain tersebut memiliki sentuhan yang lembut saat bermain sepak bola.
Selain itu, Bergkamp juga mengagumi legenda Belanda, Johan Cruyff, yang menjadi pelatih dia saat di Ajax pada 1981. Di usia 11 tahun, Bergkamp dilatih Cruyff yang merupakan peraih tiga kali Ballon d'Or (1971, 1973, 1974).
Saat Bergkamp berusia 17 tahun, Cruyff memberikan dia kesempatan untuk melakoni debut profesional lawan klub lokal asal Belanda, Roda JC, pada 14 Desember 1986. Pertandingan tersebut berakhir dengan skor 2-0 untuk kemenangan Ajax tanpa sumbangan gol dari Bergkamp.
Bergkamp baru mencetak gol perdana untuk Ajax senior, ketika melawan HFC Haarlem pada 1987. Di laga itu, Ajax menang dengan skor 6-0.
Selama tujuh tahun membela Ajax, Bergkamp mencetak 103 gol dari 185 penampilan. Catatan tersebut yang kemudian membuat dia diminati sejumlah klub Eropa.
Cruyff menyarankan dia untuk tidak bergabung dengan Real Madrid. Mungkin hal itu disebabkan lantaran pengaruh Cruyff yang bermain untuk Barcelona saat masih aktif bermain.
Kebetulan, Bergkamp lebih tertarik bermain di Italia. Ia menganggap Liga Italia sebagai liga paling bergengsi di dunia saat itu. Pilihannya dua, antara Juventus atau Inter Milan.
Pada 16 Februari 1993, Bergkamp menyepakati kepindahan dari Ajax ke Inter Milan dengan nilai £7,1 juta atau berkisar 102 miliar rupiah jika dikonversikan dengan nilai tukar saat ini. Jumlah tersebut termasuk dengan rekan setimnya di Ajax, Wim Jonk.
Imajinasi indah bermain di Inter Milan bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan. Sempat bersinar di musim pertama, sinar Bergkamp redup di musim kedua.
Serangkaian cedera mulai menyerang Bergkamp. Di luar lapangan, ia dinilai sebagai sosok yang pemalu dan apatis. Hal ini menyebabkan hubungan dia ke awak media dan penggemar menjadi kurang harmonis.
Masa depan Bergkamp untuk memperkuat tim utama pun semakin tidak jelas karena pihak klub lebih menyukai Maurizio Ganz.
Bergkamp akhirnya memutuskan untuk hengkang ke Arsenal dengan nilai £7,5 juta pada Juni 1995. Di klub ini, ia menjadi legenda.
Musim pertama di Arsenal, Bergkamp mencatat 11 gol dari 33 penampilan. Jerih payah dia membantu menempatkan The Gunners di peringkat kelima dalam klasemen Liga Primer Inggris.
Total 11 musim Bergkamp habiskan masa di Arsenal. Delapan puluh tujuh gol dicetak dari 315 penampilan.
Berbagai gelar juara dan penghargaan pun berhasil ia raih. Pencetak gol terbaik Liga Primer Inggris pada 1997/1998 dan 2001/2002 tersebut sukses mengantarkan Arsenal meraih tiga gelar juara Liga Primer Inggris pada 1997/1998, 2001/2002, dan 2003/2004.
Atas jasanya di Arsenal, sosok pemain yang takut berpergian dengan pesawat ini dibuatkan patung di luar Stadion Emirates. Patung perunggu tersebut pertama kali diperkenalkan pada 2014.
Hari ini, usia Bergkamp genap 50. Selamat ulang tahun, legenda The Gunners! (jal/jal)
Sebelum dikenal sebagai legenda Arsenal, Bergkamp hanyalah seorang anak bungsu dari empat bersaudara dari pasangan Wim dan Tonnie Bergkamp. Semasa kecil, Bergkamp dibesarkan di pinggiran kota kelas pekerja, dalam sebuah keluarga yang bekerja keras untuk bisa masuk dalam kalangan kaum menengah ke atas.
Konon kecintaan Tonnie terhadap sepak bola membuat ia menamai anak bungsunya dengan nama lengkap Dennis Nicolaas Maria Bergkamp.
Kata 'Dennis' berasal dari legenda sepak bola asal Skotlandia, Denis Law, yang mencetak 171 gol saat membela Manchester United pada 1962-1973. Namun agar nama tersebut diterima sebagai warga negara Belanda, Tonnie menambah huruf 'n' untuk si bungsu sehingga menjadi 'Dennis'.
Bergkamp dibesarkan sebagai seorang penganut Katolik oleh keluarga dan secara rutin pergi ke gereja. Walau pada kemudian hari Bergkamp mengaku bosan pergi ke gereja, nyatanya hingga kini ia tetap sebagai pribadi yang beriman.
![]() |
Selain itu, Bergkamp juga mengagumi legenda Belanda, Johan Cruyff, yang menjadi pelatih dia saat di Ajax pada 1981. Di usia 11 tahun, Bergkamp dilatih Cruyff yang merupakan peraih tiga kali Ballon d'Or (1971, 1973, 1974).
Saat Bergkamp berusia 17 tahun, Cruyff memberikan dia kesempatan untuk melakoni debut profesional lawan klub lokal asal Belanda, Roda JC, pada 14 Desember 1986. Pertandingan tersebut berakhir dengan skor 2-0 untuk kemenangan Ajax tanpa sumbangan gol dari Bergkamp.
Bergkamp baru mencetak gol perdana untuk Ajax senior, ketika melawan HFC Haarlem pada 1987. Di laga itu, Ajax menang dengan skor 6-0.
![]() |
Cruyff menyarankan dia untuk tidak bergabung dengan Real Madrid. Mungkin hal itu disebabkan lantaran pengaruh Cruyff yang bermain untuk Barcelona saat masih aktif bermain.
Kebetulan, Bergkamp lebih tertarik bermain di Italia. Ia menganggap Liga Italia sebagai liga paling bergengsi di dunia saat itu. Pilihannya dua, antara Juventus atau Inter Milan.
Pada 16 Februari 1993, Bergkamp menyepakati kepindahan dari Ajax ke Inter Milan dengan nilai £7,1 juta atau berkisar 102 miliar rupiah jika dikonversikan dengan nilai tukar saat ini. Jumlah tersebut termasuk dengan rekan setimnya di Ajax, Wim Jonk.
Imajinasi indah bermain di Inter Milan bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan. Sempat bersinar di musim pertama, sinar Bergkamp redup di musim kedua.
![]() |
Masa depan Bergkamp untuk memperkuat tim utama pun semakin tidak jelas karena pihak klub lebih menyukai Maurizio Ganz.
Bergkamp akhirnya memutuskan untuk hengkang ke Arsenal dengan nilai £7,5 juta pada Juni 1995. Di klub ini, ia menjadi legenda.
Musim pertama di Arsenal, Bergkamp mencatat 11 gol dari 33 penampilan. Jerih payah dia membantu menempatkan The Gunners di peringkat kelima dalam klasemen Liga Primer Inggris.
Berbagai gelar juara dan penghargaan pun berhasil ia raih. Pencetak gol terbaik Liga Primer Inggris pada 1997/1998 dan 2001/2002 tersebut sukses mengantarkan Arsenal meraih tiga gelar juara Liga Primer Inggris pada 1997/1998, 2001/2002, dan 2003/2004.
Hari ini, usia Bergkamp genap 50. Selamat ulang tahun, legenda The Gunners! (jal/jal)
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
Lihat Semua
BERITA UTAMA
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK