Jakarta, CNN Indonesia -- Komite Wasit
PSSI akan menghukum wasit Wawan Rapiko yang memimpin pertandingan
Persela Lamongan melawan
Borneo FC pada pekan ke-11
Liga 1 2019 di Stadion Surajaya, Lamongan, Senin (29/7).
Keputusan Wawan memberikan dua kartu merah kepada kiper Persela Dwi Kuswanto dan gelandang Borneo Wahyudi Hamisi menuai protes. Apalagi, setelah dia memberikan penalti kepada Borneo yang menyebabkan laga berakhir imbang dengan skor 2-2.
Pertandingan bahkan sempat tertunda selama 26 menit hingga akhirnya dilanjutkan kembali pada menit ke-116. Pertandingan molor selama itu karena wasit asal Riau tersebut tampak ragu dalam membuat keputusan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan hukum wasitnya karena tidak tegas membuat keputusan dan lama. Wasit tidak boleh ke mana-mana, tidak ada urusan memberikan penjelasan ke pelatih [klub]," kata Wakil Ketua Komite Wasit PSSI Juni Ardianto Rachman kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (30/7).
"Malah kalau pelatihnya macam-macam, bisa dikasih kartu kuning dan merah," katanya menambahkan.
 Pertandingan Persela Lamongan vs Borneo FC berakhir dengan kontroversi. (ANTARA FOTO/Syaiful Arif) |
Mengenai hukuman kepada Wawan, Juni belum bisa memastikan. Yang jelas, ia mengatakan Wawan tidak boleh memimpin pertandingan dalam jangka waktu yang lama.
"Ini termasuk kesalahan fatal karena pertandingan berhenti 26 menit dan ditonton jutaan mata. Ini seperti sepak bola dagelan. Memangnya sepak bola kita wayang-wayangan? Tidak," tegas dia.
"Kami tidak mau dianggap seperti itu. Mendatang, kami selalu ada penyegaran dan memberikan penjelasan mengenai
law of the game kepada para wasit," ucapnya melanjutkan.
Mengenai keputusan wasit, Juni menilai Wawan salah dalam memberikan kartu merah namun tidak dalam hal keputusan tendangan penalti.
 Bentrok Persela Lamongan melawan Borneo FC berakhir imbang 2-2. (ANTARA FOTO/Syaiful Arif) |
"Kartu merah kepada kiper sudah benar, tapi wasit harus cepat menunjuk titik putih. Itu bola hidup bukan bola mati karena bola dari tendangan sudut ditangkap kiper dan terjadi insiden penandukkan," ujar Juni.
"Sebelum insiden penandukkan terjadi ada provokasi lebih dulu. Tapi, provokasi itu tidak menyentuh badan kiper. Atas provokasi tersebut, pemain boleh diberikan kartu kuning pertama atau kartu merah jika pemain tersebut sempat mendapat kartu kuning sebelumnya," ujarnya kembali.
Juni menyampaikan seharusnya wasit memberi kartu merah kepada Dwi dan langsung menunjuk titik putih untuk tendangan penalti kepada Borneo. Setelah situasi aman, lanjut dia, wasit bisa cari pemain yang melakukan provokasi dan kasih kartu kuning.
"Wahyudi itu belum dapat kartu, jadi wajarnya mendapat kartu kuning. Tapi wasit jangan berikan kartu dulu kepada pemain Borneo, harusnya yang menyundul dulu yang diberikan kartu. Wasit tidak perlu ke pinggir lapangan apalagi bicara ke pelatih Persela [Nilmaizar]," tutur dia.
"Jadi nilai pertandingan bagus itu tergantung wasit, kami menganggap kepemimpinan wasit lemah karena memberikan celah pemain untuk melakukan protes. Katanya ada percakapan Nilmaizar ke wasit menanyakan pasal, itu bukan percakapan yang perlu dilakukan," tuturnya lagi.
(map/jun/jal)