Jakarta, CNN Indonesia -- Gubernur DKI Jakarta
Anies Baswedan heran anggaran besar untuk gelaran
Formula E di ibu kota Indonesia banyak dipertanyakan.
Anies menilai penyelenggaraan Formula E sama seperti penyelenggaraan internasional lainnya. Mantan Menteri Pendidikan Nasional itu membandingkan program tersebut dengan Asian Games 2018 yang ia anggap tak banyak mendapat sorotan dari segi anggaran.
"Kalau kita menyelenggarakan
event internasional harus ada [dana besar]. Biasanya di tempat lain enggak dibahas, seperti membahas Asian Games ada enggak yang melihat berapa biaya untuk prosesnya?" kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (15/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies juga membandingkan dana penyelenggaraan Moto MXGP di Semarang yang tak mendapat perhatian lebih. Kondisi ini jauh berbeda dengan Jakarta yang selalu memperbarui informasi mengenai anggaran Formula E. Padahal, menurut Anies, biaya yang keluar untuk acara internasional ialah hal yang normal.
"Hanya sekarang dibahas seakan-akan ini baru pertama. Ini sesungguhnya sesuatu yang normal kalau kita lihat di dalam sebuah event internasional," ungkap Anies menjelaskan.
Anies menganggap kondisi ini sebagai informasi kepada masyarakat bahwa ada biaya yang harus dibayar atas gelaran internasional. Dengan kondisi seperti sekarang, ia berseloroh masyarakat Jakarta bakal kaget jika nanti ada perhelatan internasional lainnya seperti Piala Dunia di Ibu Kota.
 Mobil Formula E. (Sam Bloxham/LAT/Formula E) |
"Bedanya yang sekarang semuanya lihat sehingga kaget. Padahal sama lah. Seakan-akan ini barang baru, sesungguhnya semua proses sama seperti ini tetapi ini bagian dari
publik education. Sehingga di kemudian hari kalau kita [Jakarta] ada
event enggak akan kaget-kaget lagi," ujar Anies.
"Nanti kita [Indonesia] mau bikin [jadi tuan rumah Piala Dunia] FIFA lebih kaget lagi tuh," lanjut dia sambil tertawa.
Anggaran di Rapat KUAPPASSebelumnya, DKI sudah menganggarkan dana sebesar Rp360 miliar di dalam RAPBD Perubahan DKI 2019. Angka ini akan menjadi commitment fee untuk penyelenggara Formula E.
Pemprov DKI Jakarta baru-baru ini mengusulkan anggaran sekitar Rp934 miliar untuk persiapan penyelenggaraan Formula E. Namun angka ini masih dibahas di Rapat Komisi E DPRD DKI Jakarta.
Anggaran ini diusulkan di Rapat Kebijakan Umum APBD Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUAPPAS) Tahun 2020 oleh Komisi E DPRD DKI Jakarta.
 Anies Baswedan dalam Rapat Paripurna DPR DKI Jakarta. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino) |
Dinas Pendidikan dan Olahraga DKI Jakarta mulanya mengusulkan sejumlah anggaran kepada dewan. Dalam sebuah tabel yang berjudul 'Kegiatan yang Baru Ingin Diusulkan (Belum Dilakukan Pembahasan)' diusulkan angka senilai Rp600 miliar untuk Jakarta Fun Race 2020 dengan detail kegiatan sosialisasi dan acara jelang Formula E.
Kemudian biaya penyelenggaraan serta asuransi Formula E sebesar Rp934.325.299. Penjabaran kegiatan ini adalah untuk biaya penyelenggaraan sebesar 22 juta poundsterling dan asuransi sebesar 35 juta euro.
Ketua Komisi E DPRD DKI Syahrial sempat meminta untuk memotong anggaran tersebut. Ia meminta DKI mencari cara untuk mengalihkan sumber anggaran dari sponsor.
"Ini kan pokoknya 22 juta poundsterling sudah termasuk biaya penyelenggaraan asuransi itu nanti kami pikirkan, kalau bisa minta sponsor," kata Syahrial di DPRD DKI Jakarta, Kamis (15/8).
Angka ini, ditegaskan Syahrial, belum termasuk angka Rp360 miliar yang disetujui dalam Kebijakan Umum Perubahan Plafon Prioritas Sementara APBD (KUPA PPAS) 2019. Angka ini hanya commitment fee untuk penyelenggara.
Melihat anggaran ini, Syahrial meminta Kepala Dinas Pemuda Olahraga DKI Jakarta Achmad Firdaus untuk menahan anggaran terkhusus soal asuransi.
Pengajuan anggaran ini, kata Syahrial, dilakukan secara bertahap.
"Jadi yang di sini tertulis asuransi dan lain-lain enggak kami masukkan dulu," tegas dia.
Hingga kini pembahasan rapat masih berlanjut. Diketahui, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat mengatakan bahwa DKI akan mendapatkan perputaran ekonomi sekitar Rp1,2 triliun dari Formula E.
Strategi untuk SponsorAnies juga sudah memikirkan rencana bisnis untuk mengeruk keuntungan di ajang Formula E.
Kerjasama dilakukan untuk mencari sumber dana selain dari APBD DKI untuk menyelenggarakan Formula E. Untuk urusan sponsor, Anies menyatakan bakal menugaskan perusahaan BUMD DKI Jakarta, PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
"Kami menugaskan BUMD Jakpro sehingga bisa melakukan kontrak-kontrak kerja sponsor dari banyak pihak," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (15/8).
Anies menjelaskan sistem kerjasama kontrak biasanya hanya dari perusahaan ke perusahaan. Sehingga DKI menunjuk PT Jakpro yang berbadan usaha untuk melakukan kerjasama.
"Jakpro akan buat komite yang bertugas. Komite bukan di bawah Dinas Pemuda Olahraga. Tapi di bawah Jakpro. Sehingga dia beraksi sebagai entitas badan usaha sehingga memudahkan untuk mengatur kontrak," jelas Anies.
Dengan sistem seperti itu, Anies optimistis DKI bisa menutup pembiayaan yang dibutuhkan dalam menyelenggarakan Formula E. Kendati begitu, diakui Anies APBD DKI akan menjadi modal utama dalam perhelatan internasional ini.
"[Harus dari] PT seperti Jakpro sehingga itu bisa perjanjian B to B [perusahaan ke perusahaan], kita akan dapat sponsor. Itulah yang akan bisa menutup pembiayaan," ujar Anies.
(ctr/ptr/bac)