Jakarta, CNN Indonesia -- Manajer
Manchester United Ole Gunnar Solskjaer sudah melupakan finis di posisi empat besar dan kini menargetkan finis di posisi enam besar.
Setelah kekalahan melawan Newcastle United, MU memiliki target baru. Solskjaer tak lagi membidik zona Liga Champions. Menempati peringkat ke-12 pada pekan kedelapan, Solskjaer kini hanya memburu peringkat enam besar di
Liga Inggris.
"Sekarang kami menghadapi tugas berat untuk masuk ke enam besar, lupakan posisi empat besar. Kami butuh hasil yang baik untuk mendapat momentum," ujar Solskjaer dikutip dari
Dailymail.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami harus membersihkan pikiran kami dan bersiap untuk menghadapi Liverpool. Ini adalah waktu yang tepat untuk jeda internasional," sambungnya.
 MU kembali menghadapi kekalahan tandang ketika menghadapi Newcastle United. (Owen Humphreys/PA via AP) |
Kekalahan dari Newcastle menjadi penanda musim ini menjadi start terburuk MU. Sembilan poin dari delapan pertandingan hanya lebih baik dari catatan MU pada musim 1989/1990 yang meraih delapan poin.
Solskjaer pun mendapat berbagai kecaman dan kritikan dari fan. Banyak suporter yang mencibirnya di lini masa media sosial.
[Gambas:Video CNN]Mantan penyerang MU itu kemudian mengemukakan permohonan maaf, namun bukan lantaran gagal membuat David de Gea dan kawan-kawan tampil meyakinkan pada musim ini.
"Saya harus meminta maaf kepada fan bukan karena tidak meraih kemenangan tetapi karena kami sedang mengawali perubahan. Ini akan memakan waktu sepanjang yang diperlukan. Ini adalah sebuah perjalanan yang telah kami mulai dan budayanya memang demikian. Saya tidak bisa memberi Anda waktu tetapi kami sedang menuju ke sana," jelas Solskjaer.
Situasi sulit juga dirasakan De Gea yang juga meminta maaf kepada fan atas kekalahan dari Newcastle.
Pertahanan MU pada musim ini sebenarnya tidak terlalu buruk. Kebobolan delapan kali dalam delapan pertandingan membuat MU menjadi salah satu tim dengan catatan pertahanan yang cukup baik, hanya kalah dari Liverpool, Leicester City, dan Sheffield United. Namun ketidakmampuan MU mencetak gol menjadi titik lemah yang begitu kentara. Catatan produktivitas MU yang baru mencetak sembilan gol jauh bila dibandingkan dengan klub-klub penghuni zona lima besar.
(nva)