Jakarta, CNN Indonesia -- Sudah menjadi rahasia umum jika politik uang marak terjadi di Kongres Pemilihan
PSSI. Namun, praktik kotor tersebut hingga kini belum pernah benar-benar terbukti.
Para
voter atau pemilik suara adalah penentu masa depan PSSI. Nasib calon
Ketua Umum dan Exco PSSI berada di tangan mereka. Di pundak
voter pula muruah PSSI menjadi rusak karena politik uang.
Saat ini, Komite PSSI menetapkan pemilik suara untuk Kongres Pemilihan 2 November 2019 berjumlah 86 voter. Terdiri dari 34 asosiasi provinsi (Asprov), 18 klub Liga 1, 16 klub Liga 2, 16 klub Liga 3, dan 1 asosiasi futsal (Federasi Futsal Indonesia/FFI) serta asosiasi sepak bola putri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Calon Ketua Umum PSSI Vijaya Fitriyasa menilai, ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2021 bisa jadi momentum bagi voter untuk memilih pengurus PSSI yang ideal dan tidak mudah diming-imingi uang.
[Gambas:Video CNN]"Jadi orang-orang yang jelas-jelas sudah gagal, terlibat mafia bola, jangan lagi dipilih, jangan takut diintimidasi, ditekan, dan juga jangan mau diiming-imingi uang hanya untuk memilih calon tertentu," kata Vijaya dalam program Mata Najwa, Rabu (30/10).
"Terus terang saya sudah ditawari. Mereka bilang kelompok sebelah sana sudah minta Rp300 juta untuk satu
voter dan saya tidak mau," ujarnya.
La Nyalla Mattalitti yang pernah menjabat Ketua Umum PSSI tak membantah keberlangsungan praktik politik uang yang melibatkan
voter.
"Itu (politik uang) hal biasa di PSSI. Mudah-mudahan para voter kalau sadar mereka tidak akan mau melaksanakan Kongres tanggal 2 November. Lebih baik 25 Januari seperti rekomendasi FIFA," ujarnya.
"Saya dengar ketika saya masih di penjara, Ketua PSSI terpilih setelah saya harus mengeluarkan biaya Rp50 miliar habisnya. Para
voter ini tiap bulan ada Kongres PSSI bakal senang," sambung La Nyalla yang juga menjabat Ketua DPD RI.
Komite Pemilihan (KP) PSSI memang jauh-jauh hari sudah mewanti-wanti praktik politik uang pada Kongres Pemilihan PSSI 2019. KP mengimbau setiap calon ketua umum, wakil ketua umum, dan anggota Komite Eksekutif (Exco) untuk tidak melakukan 'serangan fajar' terhadap para pemilik suara.
Kongres Pemilihan PSSI bakal berlangsung pada 2 November 2019 di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat. Konvensi tersebut akan memilih satu ketua, dua wakil ketua, dan 12 anggota Exco untuk periode 2019-2023.
Para
voter PSSI selain berdaulat juga punya tanggung jawab moral kepada pencinta sepak bola Indonesia. Jika salah pilih, maka jutaan pencinta sepak bola Indonesia kembali jadi korban politik uang pemilik suara PSSI.
(jun/har)