Jakarta, CNN Indonesia -- Wacana
Kongres PSSI tandingan sempat mencuat usai Mochamad Iriawan atau
Iwan Bule resmi terpilih sebagai Ketua PSSI periode 2019-2023 pada Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Hotel Shangri-La, Jakarta, Sabtu (2/11).
Calon Ketua PSSI, Benny Erwin mencurigai sudah bisa membaca pengaturan dari pihak-pihak tertentu untuk menjadikan Iwan Bule sebagai Ketua PSSI empat tahun ke depan. Terlebih, ketika protes yang dilakukannya bersama lima calon Ketua PSSI lainnya berujung pada pengusiran dari arena KLB Pemilihan 2019.
"Percuma mau aklamasi atau tidak. Lelah juga. Mubazir, percuma kami maju. Kalau saya lihat
sih memang seperti diatur semuanya," kata Benny.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Benny dan lima calon Ketua PSSI lainnya, yakni Fary Djemy Francis, Yesayas Oktavianus, Sarman El-Hakim, Vijaya Fitriyasa dan Aven Hinelo bersepakat untuk mengirimkan surat resmi ke FIFA dan AFC terkait penyelenggaraan kongres yang dinilai berjalan tidak sesuai dengan statuta. Bahkan, Benny memungkinkan untuk terbang langsung ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk bertemu dengan AFC.
 Benny Erwin curiga KLB PSSI sudah diatur untuk memenangkan salah satu calon. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono) |
Terpisah, Vijaya tak menampik kemungkinan terjadinya kongres tandingan untuk menyikapi hasil dari KLB Pemilihan 2019 ini. Namun, ia menyebut tak mau terburu-buru sambil melihat perkembangan dinamika yang terjadi pasca KLB 2 November ini.
Menurut Vijaya, hasil mutlak 82 suara yang diraih Iwan Bule untuk menjadi Ketua PSSI di Kongres bukan hal yang mengejutkan. Namun, belum tentu voters yang memilih sepenuhnya memang menginginkan Iwan Bule untuk memimpin PSSI.
"Voters kan tergantung arah angin. [Kongres tandingan] bisa dimungkinkan kalau ada surat dari voters yang meminta untuk itu, bisa saja nanti. Kita lihat nanti perkembangannya, jangan buru-buru, nanti keenakan voters," sebutnya.
[Gambas:Video CNN]Vijaya mengatakan bakal lebih dulu mendata siapa saja calon ketua umum yang mundur dari kontes pemilihan PSSI. Setelah KLB rampung, Vijaya dan lima calon Ketua PSSI lainya akan mengambil sikap sebagai langkan lanjutan.
"[Kongres tandingan] Lihat nanti bagaimana perkembangannya," sebutnya.
Vijaya sendiri merupakan perwakilan dari Persis Solo yang juga tercatat sebagai voter yang memilih walk out atau tidak memilih di KLB PSSI.
Di sisi lain, Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar yang didelegasikan untuk hadir di KLB Pemilihan PSSI 2019 menyebut belum mendengar soal rencana kongres tandingan yang berpotensi digelar. Umuh menyebut hal itu bukan jadi urusannya.
"Saya tidak dengar mau ada kongres tandingan. Ini sudah resmi. Kalau ada gejala, itu hak voter. Lebih baik
cucuknya [sumber masalahnya] yang dibuang. Capek-capek kongres, itu bukan urusan saya. Biarkan saja yang lain kalau mau itu [kongres tandingan]. Kalau saya tidak, tenang saja lah," ujar Umuh.
Sementara itu, Sesmenpora Gatot S Dewa Broto menyebut kongres tandingan bukanlah hal yang mendidik. Ia meminta agar supaya tidak ada rencana menggelar kongres tandingan.
"Sudahlah tidak usah pakai tandingan-tandingan. Karena yang menjadi problematika di olahraga Indonesia itu adanya dualisme kepengurusan."
"Apalagi dualisme itu akan menggerus dan membelah suara para voter. Sudahlah sekarang konsentrasi ke sepak bolanya, apalagi juga presiden punya fokus yang tinggi terhadap sepak bola," jelas Gatot.
(ttf/bac/jal)