Jakarta, CNN Indonesia --
Bali United sangat aktif berburu pemain anyar berlabel timnas menyambut musim baru
Liga 1 2020. Namun, kedatangan mereka tidak lantas jadi jaminan Serdadu Tridatu meraih kesuksesan.
Bali United berburu pemain anyar lebih awal ketimbang tim-tim peserta Liga 1 2020. Hal ini dikarenakan Bali United ingin punya skuat lengkap sebelum babak
play off pertama Liga Champions Asia 2020 kontra Tampines Rovers, 14 Januari nanti.
Pemain pertama yang didatangkan tim yang bermarkas di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar adalah Hariono. Pemain petarung di lini tengah itu direkrut setelah tak dapat perpanjangan kontrak dari Persib Bandung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak lama berselang, klub juara Liga 1 2019 mengumumkan perekrutan Gavin Kwan Adsit. Pemain berlabel timnas ini didatangkan dari Barito Putera.
 Gavin Kwan jadi salah satu pemain berlabel timnas yang didatangkan Bali United. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
Setelah itu, kiper Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2019 Nadeo Argawinata yang diboyong dari Borneo FC. Nadeo datang lewat skema transfer yang nilainya dirahasiakan kedua belah pihak.
Aktivitas transfer Bali United tidak berhenti setelah kedatangan Hariono, Gavin, dan Nadeo. Dua nama yaitu M. Rahmat (PSM Makassar) dan Lerby Eliandry (Borneo FC) juga menyusul datang ke Bali United.
Kehadiran lima pemain ini membuat Bali United dihuni banyak pemain timnas. Nadeo, Gavin, hingga Lerby adalah pemain berlabel timnas di kategori senior maupun U-23.
[Gambas:Video CNN]Sebelum kehadiran tiga pemain ini, Bali United sudah memiliki enam pemain berlabel timnas yaitu Irfan Bachdim, Fadil Sausu, Ricky Fajrin, I Made Andhika Wijaya, Wawan Hendrawan, dan Stefano Lilipaly.
Bertaburnya pemain berlabel timnas bakal mengangkat pamor Bali United. Hanya saja, materi pemain bintang berlabel timnas bukan jaminan Bali United bakal sukses musim ini.
PSPS Pekanbaru bisa jadi contoh untuk tim bertabur bintang yang gagal jadi juara. Tim berjuluk Asykar Bertuah merekrut pemain berlabel timnas seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Bejo Sugiantoro, Hendro Kartiko, hingga Aples Tecuari.
Kenyataannya performa PSPS tidak mengesankan dan hanya mampu finis di peringkat kelima Wilayah Barat Liga Indonesia musim 2002/2003.
Kebijakan mendatangkan pemain-pemain bintang juga pernah dilakukan Pelita Jaya pada musim 2011/2012. Skuat racikan Rahmad Darmawan diperkuat banyak pemain berlabel naturalisasi seperti Victor Igbonefo, Diego Michiels, Greg Nwokolo, hingga Jhonny van Beukering.
Selain itu terdapat pula nama-nama pemain lokal berkualitas macam Egi Melgiansyah, Dedi Kusnandar, Joko Sasongko, plus pemain impor asal Malaysia Safee Sali.
Dengan materi pemain tersebut, Pelita Jaya hanya bisa finis di posisi keenam klasemen akhir.
Contoh terakhir tim yang gagal jadi juara meski mengumpulkan pemain bintang adalah Madura United. Di musim 2019, Laskar Sapeh Kerrab mendatangkan Aleksandar Rakic, Jaimerson Xavier, hingga Andik Vermansah gagal meraih satu trofi pun.
(jal/har)