Jakarta, CNN Indonesia --
Anthony Sinisuka Ginting membayangkan kengerian wabah
virus Corona di China seperti kota zombi di film-film layar lebar atau layar kaca.
Tunggal putra Indonesia itu ikut mengomentari keputusan PBSI tidak mengirimkan para atlet badminton Indonesia di China Masters 2020 di Lingshui, China. Ajang itu bakal digelar pada 25 Februari hingga 1 Maret 2020.
Anthony Ginting sendiri merasa lega dengan keputusan PBSI yang batal mengirimkan para atlet ke China Masters. Dia mengaku ngeri mengetahui kabar soal wabah virus Corona tersebut di negeri Tirai Bambu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi, pusat penyebaran virus itu di Wuhan yang merupakan kota gelaran Kejuaraan Beregu Asia 2020 pada April.
 Suasana evakuasi korban salah satu warga diduga terkena virus Corona di Wuhan China. (Chinatopix via AP) |
"Saya sudah tahu soal virus Corona karena banyak tersebar di media. Saya lihat juga video Kota Wuhan diisolasi dan segala macam."
"Saya pikirnya seperti di film-film zombie. Satu kota itu seperti mati dan orang-orang tidak boleh masuk ke kota itu. Saya kaget juga, separah itu memangnya ya?" demikian ucap Anthony Ginting kepada
CNNIndonesia.com, Selasa (28/1).
Meski jauh di China, Ginting tetap khawatir jika penyebaran virus itu sampai ke Indonesia. Terlebih, dia mengaku sempat mengetahui dari berita-berita virus Corona mulai menyebar ke luar China.
"Saya juga tidak tahu detail soal penyakit itu. Khawatir banget. Bukan hanya ke China. Apalagi saya sekarang kan ke luar negeri, lewat bandara dan segala macam."
"Kita tidak tahu apakah ada orang yang kena [virus Corona] juga atau tidak. Ada rasa khawatir juga. Apalagi, bisa dibilang cukup serius sekali. Sekarang banyak berdoa aja semoga dilindungi selalu oleh Tuhan. Semoga April beres soal virus," ujar pria 23 tahun tersebut.
Ginting pun berharap agar Kejuaraan Beregu Asia 2020 bisa dipindah penyelenggaraannya di negara-negara selain China.
"Daripada berisiko. Kalau saya pribadi, lebih baik pindah tuan rumah [Kejuaraan Beregu Asia] saja untuk saat ini karena kasusnya darurat. Mungkin misalnya bisa dipindah ke Singapura. Atau lebih baik Indonesia saja.
Hehehe..."
"Kalau dilihat, turnamen itu dimulai April. Saya tidak yakin penanganan virus di sana bisa selesai dalam waktu tiga bulan. Semoga saja ada solusi dari BWF," terang Ginting.
(bac/jun)