Kapten Bhayangkara FC Indra Kahfi Ardhiyasa sudah mengabdi untuk negara selama 15 tahun terakhir. Indra Kahfi merupakan anggota Korps Lalu Lintas Kepolisian Negara Republik Indonesia (Korlantas Polri) berpangkat Inspektur Dua (AIPDA).
Indra mengaku sebenarnya tidak pernah terpikir menjadi seorang polisi. Pengaruh untuk masuk polisi justru datang dari teman-temannya semasa duduk di bangku SMA.
"Buat saya, sepak bola adalah hidup dan salah satu kebahagiaan saya. Sedangkan jadi polisi itu komitmen dan tanggung jawab saya," ujar Indra kepada CNNIndonesia.com.
"Dari kecil sampai SMA itu saya enggak ada pikiran buat jadi polisi. Tapi teman-teman di SMA pas mau lulus pada mau jadi polisi, jadi saya terpengaruh mau ikut jadi polisi juga."
Indra Kahfi memulai mimpi untuk menjadi pesepak bola profesional dengan bergabung di Sekolah Sepak Bola (SSB) Jayakarta saat duduk di bangku SMP. Ia jauh terlambat dibandingkan sang adik, Andritany Ardhiyasa (kiper Persija Jakarta sekaligus Timnas Indonesia) yang sudah belajar sepak bola sejak kelas 2 SD.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Indra Kahfi berlatih sepak bola karena dibujuk sang ayah untuk ikut berlatih di SSB bersama sang adik.
Pemain berposisi bek kelahiran Jakarta, 5 Oktober 1986 itu pernah tergabung di Persija Junior ketika duduk di kelas 3 SMP saat usianya 15 tahun. Bahkan, ia pernah mewakili Macan Kemayoran tampil di Piala Soeratin U-18 pada tahun 2003 dan 2004 saat menamatkan pendidikan SMA dan memutuskan untuk jadi polisi.
![]() |
Di usia kurang dari 18 tahun Indra Kahfi mendaftarkan diri jadi polisi di Polda Metro Jaya. Selama sebulan ia mengikuti tes sampai akhirnya ikut pendidikan selama lima bulan di Lido, Sukabumi.
Selesai pendidikan, Indra Kahfi yang merupakan putra asli Betawi itu dipercaya untuk magang jadi polisi di Polres Jakarta Selatan awal 2005 dan dilantik resmi jadi polsi di tahun yang sama. Sejak itu hari-hari terberat dalam hidup pemain 33 tahun tersebut dimulai.
"Pas sudah jadi polisi, tahun 2006 saya sempat masuk lagi ke Persija U-23. Latihan masih di Lapangan Menteng [sekarang Taman Menteng] siang-siang, panas-panas jam 2 siang. Kalau Bepe [Bambang Pamungkas] latihan saya selalu lihat dia, soalnya senior latihan jam 4 setelah junior."
"Waktu zaman saya agak susah izin ke komandan kalau mau latihan. Kalau pas dapat komandan yang enak ya enak. Biasanya harus merayu komandan dulu supaya dapat izin. Namanya polisi, tugasnya berat," ucap Indra Kahfi.
Beruntung, Indra Kahfi selalu mendapat atasan yang mendukung hobinya bermain sepak bola. Atasannya di kepolisian hanya meminta Indra Kahfi untuk bisa membagi waktu dengan baik antara sepak bola dengan waktu dinas sebagai polisi.
![]() |
"Akhirnya sebisa mungkin saya atur waktu. Kebetulan tempat saya dinas enak di Mabes Polri. Jadwalnya [dinas] enak. Pas libur bisa main bola, pas masuk kalau pas jadwal latihan bisa ganti shift sama kawan. Jadi masuk pagi, sore main bola, malam jaga lagi. Komandan juga ngizinin. Terasa badan tuh, capek tapi harus begadang karena dinas itu momen paling berat."
Hampir dua tahun Indra Kahfi menekuni rutinitas berat menjadi polisi sekaligus berlatih sepak bola yang tak pernah ditinggalkannya. Sampai akhirnya pengurus di PS Polri, tim sepak bola milik Polri memanggilnya untuk ikut bergabung jelang turnamen antarkepolisian se-ASEAN di Thailand 2008.
Sayang, kondisi dalam negeri di Thailand yang sedang memanas membuat turnamen tersebut dibatalkan. Indra Kahfi lantas mendapatkan kesempatan kedua bersama PS Polri pada 2010 untuk tampil di turnamen Piala Presiden antarangkatan di Polri.
Dari sana, pintu berkarier sebagai pemain profesional terbuka buat Indra Kahfi terbuka. Ia dibawa Arcan Iurie ke Persikota Tangerang untuk main di Divisi Utama. Setelah itu, Indra Kahfi bermain di Deltras Sidoarjo (2012), PSPS Riau (2014), Persitara Jakarta Utara (2015), dan Borneo FC di Piala Sudirman 2015.
[Gambas:Video CNN]
"Setelah itu 2016 baru saya gabung ke PS Polri terus ke Surabaya United yang sekarang jadi Bhayangkara FC," jelas Indra Kahfi.
Menjalani dua karier profesional sekaligus, tak pernah dianggap sebagai beban oleh Indra Kahfi. Bahkan ketika diminta memilih salah satu, Indra keukeuh untuk menjalankan keduanya sekaligus.
"Kalau disuruh milih tetap pilih dua-duanya karena pertama saya cinta olahraga ini. Tidak dibayar pun saya senang mainnya, saya suka. Sepak bola buat saya segalanya, seperti hidup. Sepak bola tempat menghilangkan stres, bisa senang-senang di sepak bola."
"Kalau polisi kan sudah kewajiban, komitmen karena saya sudah tanda tangan. Sudah sumpah jadi ada tanggung jawab dan sumpah untuk mengabdi di Polri," sebutnya.
Kebanggaan tersendiri juga dirasakan Indra Kahfi saat berhasil mengantarkan klub sepak bola yang berafiliasi dengan Polri, Bhayangkara FC menjadi juara di Liga 1 2017. Bahkan, gelar itu diraih di tahun pertama Bhayangkara masuk sebagai peserta Liga 1.
Buat Indra Kahfi, saat itu Bhayangkara FC dihuni pemain-pemain yang berkualitas dan menjanjikan. The Guardian saat itu diperkuat Awan Seto Rahardjo, Otavio Dutra, Jajang Mulyana, Evan Dimas, Ilham Udin Armaiyn, Paulo Sergio, Ilija Spasojevic, dan dilatih Simon McMenemy.
"Bhayangkara juara itu jadi momen yang tidak bakal terlupakan seumur hidup. Awal mulai takutnya tim ini degradasi, takut main jelek. Putaran pertama kacau, ada di lima besar. Pas putaran kedua ngegas sampai jadi juara," ingat Indra Kahfi.
Di saat yang sama ketika Bhayangkara FC juara, tak sedikit publik ikut mencibir. Indra kesal ketika suara miring bermunculan terkait gelar juara Bhayangkara FC yang disebut diraih karena bantuan dari polisi.
"Kesal ya kesal, tapi mau bagaimana lagi. Polisi kan di seluruh dunia dibenci. Mereka yang mental penjahat akan selalu benci polisi. Mungkin mereka iri atau apa jadi benci, tapi biarkan saja nanti paling berlalu," terang Indra Kahfi.
Di hari ulang tahun Bhayangkara ke-74 pada 1 Juli 2020, Indra Kahfi berharap masyarakat bisa lebih menghargai polisi.
"Polri memang belum sempurna untuk mengayomi, melayani, tapi kami selalu berusaha untuk mengayomi dan melayani yang terbaik. Buat Bhayangkara FC, semoga prestasi musim ini bisa lebih baik dari tahun lalu. Bisa masuk tiga besar lagi, kalau bisa jadi juara lagi," tutupnya.