TESTIMONI

Jejak Mr. Runner Up Joko Suprianto ke Puncak Dunia

Joko Suprianto | CNN Indonesia
Rabu, 05 Agu 2020 19:00 WIB
Dianggap telat matang dari dijuluki Mr. Runner Up, legenda bulutangkis Indonesia Joko Suprianto mengungkap perjalanan menuju puncak dunia.
Joko Suprianto dianggap telat matang di bulutangkis Indonesia. (AFP/TOMMY CHENG)

Usai jadi juara Badminton World Cup, saya lebih yakin pada diri saya sendiri di usia yang sudah menginjak 26 tahun.

Banyak yang bilang saya telat matang. Memang saya merasa saya lebih menikmati permainan di usia 26. Saya lebih matang di lapangan, beda dengan tahun-tahun sebelumnya saat saya kurang menikmati.

Di 1993 saya kalah dari Hariyanto Arbi di final All England. Kekalahan itu saya jadikan motivasi untuk tampil bagus di Kejuaraan Dunia 1993. Saya ingin membuktikan bisa kembali meraih juara di kejuaraan besar macam Kejuaraan Dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kunci keberhasilan saya di Kejuaraan Dunia 1993 sebetulnya ada di babak semifinal saat bertemu Ardy. Saya selalu kalah dari Ardy bila bertemu sebelumnya namun kali itu saya lihat Ardy yang justru lebih menanggung beban mental.

Setelah bisa mengalahkan Ardy, saya menghadapi Hermawan di babak final. Dari segi kepercayaan diri, saya lebih yakin ketika bertemu Hermawan.

Kejuaraan Dunia 1993 bersama Piala Thomas yang tiga kali saya ikut menangi untuk Indonesia adalah sebuah pengalaman terindah dalam karier saya sebagai pemain badminton. Saya juga bisa jadi pemain nomor satu dunia pada 1993 hingga 1996 meski sempat beberapa saat digeser Hariyanto Arbi.

Indonesian badminton player Joko Suprianto serves 26 May to Poul Erik Hoyer-Larsen from Denmark in the first game of the Thomas Cup finals.  Suprianto beat Hoyer-Larsen18-14, 15-18.                   AFP PHOTO Thomas CHENG (Photo by TOMMY CHENG / AFP)Joko Suprianto beberapa kali menyabet gelar juara dunia bulutangkis. (TOMMY CHENG / AFP)

Di Olimpiade 1996, saya mengalami kekecewaan karena gagal meraih medali Olimpiade. Jelang Olimpiade saya sebetulnya jadi salah satu pemain yang difavoritkan meraih medali.

Ternyata saat di Olimpiade, saya tidak bisa tampil rileks seperti yang sudah saya terapkan dan pelajari di turnamen-turnamen sebelumnya. Saya kalah dari Rashid Sidek di perempat final, padahal sebelumnya saya sempat menang mudah lawan dia di pertemuan terakhir.

Ambisi bahwa saya ingin menunjukkan kepantasan saya tampil di Olimpiade muncul kembali. Hal itu membebani saya. Kegagalan meraih medali di Olimpiade adalah salah satu hal yang mengganjal dalam karier saya. Andai saya bisa mendapat medali di Olimpiade, saya merasa karier saya bisa kelihatan lebih lengkap.

Di generasi saya pemainnya memang banyak sekali yang berkualitas. Andai tidak hadir di saat bersamaan, mungkin lebih enak. Mungkin gelar juara saya lebih banyak, hahahaha.

Namun dengan punya pemain berkualitas yang banyak di saat bersamaan, angkatan saya memiliki standar yang tinggi dan hal ini menguntungkan saat latihan. Kami bisa saling jegal di turnamen. Indonesia pun jadi punya banyak senjata dan amunisi di tiap turnamen. Kami saling sikut di turnamen namun hal ini bagus buat Indonesia.

Banner Live Streaming MotoGP 2020

Sebagai seorang pemain yang sempat akrab dengan kegagalan, saya melalui banyak proses. Sesuatu yang diraih tak semudah dibayangkan. Dalam perjalanan, tentu ada belokan, jalan terjal yang harus saya lalui untuk bisa mencapai puncak.

Prinsip yang coba saya pertahankan adalah keyakinan bahwa saya bisa jadi pemain yang bagus, bahwa saya punya kapasitas untuk menjadi pemain yang baik. Hal itu yang terus saya pupuk meski tentu tidak mudah untuk terus melakukannya.

Bila saat ini ada seorang pemain yang merasa susah juara seperti yang sempat saya alami, pola pikirnya harus diubah. Jangan terlalu memikirkan hasil. Jangan berpikir harus nomor satu. Yang perlu dipersiapkan justru adalah cara main yang matang.

Cara main misalnya memikirkan strategi A untuk kondisi tertentu, lalu nanti berubah jadi strategi B. Harus berpikir mengalir. Berusaha semaksimal mungkin dan jangan sampai terbebani ambisi ingin juara yang justru membuat pemain melupakan cara main yang telah disusun dengan baik sebelum pertandingan.

(ptr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER