Mario Balotelli pernah diyakini bakal jadi bintang yang bersinar terang, terutama untuk Italia. Namun yang terjadi kemudian sinar Balotelli cepat padam.
Balotelli sudah jadi salah satu pemain muda yang jadi sorotan sejak membela Inter Milan di usia 17 tahun. Saat itu Balotelli diyakini punya kemampuan dan talenta di atas rata-rata.
Selain kemampuan di atas lapangan, gaya eksentrik Balotelli seolah menegaskan syarat bahwa ia benar-benar punya bakat jadi bintang besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengulik cerita Balotelli di luar lapangan selalu mengasyikan. Ia pernah menginjak kepala Scott Parker, pernah bermain kembang api hingga kamar mandi kebakaran, pernah datang ke sekolah untuk membela korban bully, pernah memberi US$1.000 kepada seorang tuna wisma, pernah melakukan tendangan karate ke pemain Dynamo Kiev, dan banyak hal lainnya.
Cerita Balotelli tak selalu negatif, karena ada pula banyak cerita positif tentang dirinya. Namun satu hal yang pasti, cerita Balotelli bakal selalu menarik perhatian dan menarik untuk didengarkan.
![]() |
Kehidupan Balotelli yang menarik itu sayangnya tidak pernah benar-benar terus diiringi penampilan apik di lapangan. Balotelli seolah kehilangan arah untuk mencapai performa terbaik dalam kariernya di dunia sepak bola.
Penampilan terbaik Balotelli bersama timnas Italia ada di Piala Eropa 2012. Di turnamen tersebut, Balotelli bisa menunjukkan bahwa ia mampu diandalkan sebagai ujung tombak. Dengan usia masih 22 tahun, Balotelli mampu mengantarkan Italia lolos ke final Piala Eropa meski akhirnya kalah dari Spanyol.
Gol kedua Balotelli ke gawang Jerman jadi salah satu gol yang layak dikenang lantaran 'Super Mario' melepaskan tendangan keras yang menggetarkan gawang Jerman.
Setelah bersinar di Piala Eropa 2012, Balotelli masih jadi pilihan utama Italia untuk Piala Dunia 2014. Di turnamen itu, Balotelli sempat membawa Italia menang atas Inggris namun pada akhirnya gagal lolos dari penyisihan grup.
Usai Piala Dunia 2014, Balotelli tak lagi dilirik Italia. Sejak usianya 24 tahun, Balotelli mulai dilupakan Italia meski sempat kembali dipanggil pada 2018.
![]() |
Klub Besar Menyerah Tangani Balotelli
Penampilan menjanjikan Balotelli bersama Inter membuat Balotelli direkrut Manchester City. Di tahun 2010, Balotelli juga sukses memboyong Golden Boy tanda pemain muda terbaik Eropa.
Bersama The Citizens, boleh dibilang ini adalah kali terakhir sinar Balotelli terlihat terang bersama klub. Ia mampu mengantarkan 'The Citizens' jadi juara Liga Inggris, termasuk lewat assist untuk gol pamungkas Sergio Aguero yang memastikan gelar juara.
Setelah Man City dan Balotelli memutuskan pisah jalan, Balotelli memang masih diminati oleh klub besar macam AC Milan dan Liverpool.
![]() |
Namun kesempatan ini yang akhirnya tak bisa dimanfaatkan dengan baik oleh Balotelli. Balotelli sudah terlihat menurun di Liverpool dan Milan ketika ia baru berumur 26 tahun.
Balotelli tetap konsisten menghadirkan kontroversi namun tak lagi mampu menampilkan ketajaman dari sisi prestasi.
Alhasil Balotelli terlempar ke Liga Prancis untuk bergabung ke Nice. Sempat menunjukkan sinyal kebangkitan bersama Nice dengan catatan gol paling impresif sepanjang kariernya, Balotelli malah bergabung ke Marseille dan akhirnya berlabuh ke Brescia.
Di Brescia, Balotelli kembali ke jurang kelam dengan penampilan buruk dan akhirnya gagal menyelamatkan klub kota kelahirannya tersebut.
Balotelli benar-benar gagal mempertahankan sinar terangnya yang sempat membuatnya terlihat menjanjikan di fase awal karier.
Sinar Balotelli kini hampir padam. Namun menginjak usia 30 tahun, sejumlah penggemar Balotelli masih berharap sinar pemain keturunan Ghana itu bisa kembali menyala, meskipun tak bakal benderang seperti sebelumnya.
Selamat ulang tahun, Mario Balotelli!
(jal)