Persija Jakarta merayakan hari jadi ke-92 tahun, Sabtu (28/11). Harapan dan doa terbaik terus mengalir agar tim kebanggaan Ibu Kota itu jangan turun kelas lagi.
Lahir pada 28 November 1928 dengan nama VIJ Jacatra, Persija telah mewarnai sepak bola Indonesia dengan segudang prestasi membanggakan.
Lihat juga:Kronologi Bagus Kahfi Batal ke FC Utrecht |
Sebagai klub kebanggaan warga Jakarta, Persija telah meraih 11 gelar juara baik di era perserikatan maupun kompetisi Liga Indonesia. Koleksi gelar yang cukup sepadan bagi klub elite yang kerap dihuni pemain bintang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah pemain legendaris Indonesia pernah membela panji Persija. Mulai dari Tan Liong Houw, Sinyo Aliandoe, Soetijipto Soentoro, Iswadi Idris, hingga Bambang Pamungkas.
Nama terakhir, Bambang Pamungkas, jadi salah satu legenda yang masih terlibat langsung di Persija. Ia kini menjabat manajer tim usai gantung sepatu di akhir musim Liga 1 2019.
Bambang adalah satu di antara pemain tersukses Persija dengan koleksi dua gelar juara Liga. Pria yang akrab disapa Bepe itu ikut mengantar Persija juara Liga Indonesia pada 2001 dan 2018.
![]() |
Perjuangan Bepe dkk untuk menjuarai Liga 1 2018 bukan perkara mudah. Persija sempat terseok-seok di awal musim hingga kemudian bangkit dan meraih trofi tertinggi bersama pelatih Stefano Cugurra atau biasa dipanggil Teco.
Sebelum sukses meraih juara pada 2018, Persija sempat turun kelas dari daftar tim elite jadi tim semenjana. Persija bahkan sempat masuk zona degradasi sebelum akhirnya tertolong pelatih Benny Dolo dan finis ke-11 di tahun 2013.
The Jakmania tentu tak mau melihat Persija kembali turun kelas setelah juara Liga 1 2018. Apalagi kini tim berlambang Monas itu dihuni sederet pemain top.
Kekuatan Persija musim ini makin mengerikan setelah kedatangan dua pemain muda andalan Timnas Indonesia, Evan Dimas Darmono dan Osvaldo Haay.
Kehadiran playmaker naturalisasi asal Belanda, Marc Klok juga jadi warna baru di lini tengah. Ia bakal berduet dengan gelandang pekerja keras asal Nepal, Rohit Chand.
Di lini serang, Persija punya bomber kelas wahid dalam diri Marko Simic dan winger lincah Riko Simanjuntak dan Ramdani Lestaluhu.
Barisan pertahanan juga tak kalah mumpuni. Bek sayap sarat pengalaman Ismed Sofyan, pemain naturalisasi Otavio Dutra, serta mantan pemain Juventus Marco Motta bisa membuat bulu kuduk pemain lawan berdiri sebelum bertanding.
![]() |
Kehadiran kiper Timnas Indonesia Andritany Ardhiyasa juga menjadi pelecut semangat di bawah mistar. Belu lagi dua bek sayap yang saat ini jadi langganan timnas, Rezaldi Hehanusa dan Alfath Fathier.
Bisa dibilang, skuad Persija kali ini menjadi yang termewah dalam lima tahun terakhir sebelum era Stefano Lilipaly-Greg Nwokolo yang gagal berlanjut karena Liga Super Indonesia 2015 terhenti.
Musim ini Persija memang mencoba memanfaatkan pelatih lokal, Sudirman, setelah pelatih asal Brasil Sergio Farias mundur pada September 2020.
Banyak pihak yang meragukan kemampuan Sudirman sebagai pelatih kepala. Namun, eks pemain Timnas Indonesia itu belum teruji karena kompetisi tertunda akibat pandemi virus corona.
Tak ada salahnya memberikan kepercayaan kepada pelatih lokal, toh Sofyan Hadi telah membuktikan mampu memimpin Persija juara Liga Indonesia 2001. Namun, manajemen harus segera ambil keputusan cepat jika Persija yang kini bertabur bintang mulai melenceng dari ekspektasi di bawah kendali Sudirman.
Dengan skuad berlimpah, Persija harus berada di dalam jalur persaingan juara dan tak boleh turun kelas lagi. Selamat ulang tahun ke-92 Persija, klub kebanggaan para pejuang!
(osc)