Karyawan rumah duka, Claudio Fernandez, memohon maaf lantaran telah berfoto dengan jenazah Diego Maradona.
Fernandez mendapat banyak kecaman bahkan hingga memperoleh ancaman pembunuhan lantaran berpose sembari mengacungkan jempol di atas peti mati Maradona yang terbuka.
Tidak hanya dirinya, anak Fernandez Ismael dan Claudio Medina juga dipecat karena melakukan hal serupa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya meminta maaf kepada semuanya. Kami menunggu sebelum membawanya [Maradona], dan anak saya seperti anak-anak lainnya, mengacungkan jempol dan mereka mengambil foto," kata Fernandez.
Fernandez meminta maaf telah melakukan tindakan tersebut dan menyebut hal itu terjadi tanpa direncanakan dan terbersit seketika. Fernandez pun mengaku menyesal telah melakukan foto bersama jenazah pahlawan sepak bola Argentina tersebut.
![]() |
"Saya tahu banyak orang yang tersinggung dan tidak terima. Saya mendapat ancaman. Di lingkungan saya, orang-orang kenal dengan saya. Mereka bilang akan membunuh saya, mereka akan menghancurkan mobil, mengancam anak-anak saya dan saya bukan orang dengan tipe seperti itu," terang Fernandez ke Radio 10 dikutip dari Standardmedia.
"Foto itu bukan berasal dari ponsel saya, tetapi dari ponsel orang lain, dan itulah celakanya. Saya tidak pernah tahu mereka mempublikasikannya, dan mereka menyebar ke grup atau membuatnya viral. Saya mohon maaf kepada keluarga Maradona," sambungnya.
Setelah meninggal pada 25 November, jenazah Maradona disemayamkan di Casa Rosada yang merupakan istana presiden di Argentina.
Banyak foto beredar mengenai keberadaan jasad mantan pemain Napoli tersebut, termasuk foto yang dipamerkan Fernandez dan anak-anaknya.
Sementara dikutip dari New York Post, Matias Picon yang merupakan manajer rumah duka Sepelios Pinier menyatakan, Fernandez merupakan salah satu dari tiga pegawai outsourcing.
Lihat juga:Alasan Messi Lepas Seragam Barcelona |
Picon menyatakan pihaknya yang sudah lama menjadi langganan keluarga Maradona terganggu dengan foto yang beredar tersebut.
"Pihak keluarga memiliki kepercayaan pada kami, itulah mengapa kami begitu terganggu. Ayah saya sudah 75 tahun dan dia menangis, saya menangis, saudara saya juga, kami hancur," tutur Picon.
(nva/osc)