Lifter nasional yang akan berlaga di Olimpiade Tokyo, Eko Yuli Irawan, tidak takut menerima suntikan vaksin Sinovac, vaksin virus corona.
Pemerintah menjadwalkan vaksinasi Covid-19 akan dilaksanakan pada Rabu (13/1). Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menjadi orang pertama yang disuntik vaksin.
Lihat juga:Man Utd Rontok Saat Situasi Genting |
Eko Yuli yang sudah mengantongi tiket ke Olimpiade Tokyo mengaku tidak takut mendapatkan prioritas vaksin dari pemerintah melalui Kemenpora. Lifter peraih tiga medali Olimpiade itu berharap pemerintah teliti dalam melihat kandungan zat yang terdapat di vaksin yang akan disuntikkan kepada para atlet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau aku enggak [takut], karena sudah diperiksa juga sama pihak kedokteran. Saya hanya menghindari ada zat doping," ujar Eko Yuli kepada CNNIndonesia.com.
"Setiap cabang olahraga zat yang dianggap mengandung doping beda-beda, takutnya ada, jadi harus dicek dulu bersih atau tidak? Karena itu yang ditakutkan. Kalau aman tidak masalah," sambung Eko.
Eko yakin vaksin yang akan digunakan pemerintah diperiksa dengan baik. Sebab, pengadaan vaksin merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk membuat antibodi masyarakat tidak mudah terserang virus corona.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan vaksin virus corona buatan Sinovac halal untuk digunakan. Keputusan ini diambil usai Komisi Fatwa MUI menggelar sidang pleno untuk membahas aspek kehalalan vaksin Covid-19 pada Jumat siang (8/1).
Sedangkan BPOM telah mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin Sinovac pada Senin (11/1). Izin penggunaan itu dikeluarkan usai hasil evaluasi BPOM menunjukkan bahwa Sinovac memiliki efikasi sebesar 65,3 persen.
Eko yang merupakan peraih medali perak Olimpiade 2016 Rio Brasil juga mengapresiasi Kemenpora yang memberi prioritas vaksin buat atlet yang akan tampil di Olimpiade Tokyo.
Eko berhadap keberadaan vaksin bisa memastikan gelaran Olimpiade Tokyo pada 23 Juli-8 Agustus 2021 mendatang digelar sesuai rencana.
"Kami tidak mau olimpiade tertunda lagi karena ujung-ujungnya bisa batal. Ini upaya semua negara bisa divaksin, supaya semua terhindar dari penularan virus dan daya tahan jadi lebih bagus," ucap Eko Yuli.
Terlebih buat Eko, Tokyo 2020 bisa menjadi penampilan terakhirnya di Olimpiade mengingat usianya yang saat ini sudah 31 tahun. Ia tidak ingin berandai-andai empat tahun ke depan masih bisa tampil di Olimpiade.
"Saya optimistis ke yang dekat dulu saja, kita tidak tahu ke depan 3-4 tahun lagi bagaimana," ucap Eko.
(ttf/har)