Jakarta, CNN Indonesia --
Juventus memiliki tantangan berat dalam mempertahankan gelar juara Liga Italia pada musim ini.
Misi pertama dan utama yang perlu dituntaskan Bianconeri dalam target besarnya tersebut adalah merebut puncak klasemen yang kini ditempati AC Milan.
Upaya Juventus mengejar Milan sejauh ini cukup berhasil. Setelah terseok-seok sejak awal musim, tim asuhan Andrea Pirlo itu meraih empat kemenangan dalam lima pertandingan terakhir, satu laga lain kalah 0-3 dari Fiorentina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di musim ini, tantangan Juventus sebenarnya bukanlah klub-klub rival semisal Milan, Inter Milan, atau Napoli, melainkan diri mereka sendiri.
Juventus memilih memecat Maurizio Sarri yang sukses memberikan mereka gelar juara Serie A, dan menggantinya dengan Pirlo.
Sarri sendiri pada musim lalu baru menjalani musim perdana dengan klub asal Kota Turin ini. Hitungannya Juventus sedang dalam masa transisi dan adaptasi dengan keinginan Sarri.
 Andrea Pirlo mulai mendapatkan sentuhan terbaik dalam menangani Juventus. (AP/Antonio Calanni) |
Ketika Cristiano Ronaldo dan kawan-kawan tengah menjajaki dan mulai mengerti dengan taktik Sarri, manajemen mendepaknya dan mendatangkan Pirlo.
Dalam situasi tersebut, skuad Juventus harus berjuang kembali dari nol dalam hal memahami taktik pelatih.
Sarri banyak menggunakan formasi 4-3-3 dan taktik lain dengan empat pemain di belakang, sedangkan Pirlo cenderung ke 4-4-2 serta skema lain dengan tiga pemain di belakang.
Perbedaan itu membuat Giorgio Chiellini cs berjuang keras menuruti instruksi pelatih yang juga mantan bintang Juventus tersebut.
Hasil dari mendatangkan Pirlo di musim ini Juventus tidak stabil sejak awal. Juventus hanya menang dua kali dari lima laga pertama, atau 5 kali menang dan 5 kali imbang pada 10 pertandingan awal.
Kondisi berbeda dialami Milan yang memilih mempertahankan Stefano Pioli yang nyaris didepak dan akan digantikan Ralf Rangnick.
Pioli menyempurnakan strategi pada musim lalu guna dipakai pada musim ini. Hasilnya Rossoneri ngebut sejak awal musim dengan meraih empat kemenangan dalam lima laga awal, atau mengoleksi 8 kemenangan dari 10 pertandingan pertama, tanpa terkalahkan.
Sejak pekan keempat Milan kukuh di puncak klasemen Liga Italia hingga kini. Sementara itu, Juventus baru lima pekan lalu kembali ke empat besar setelah sejak awal musim atau dalam 11 pekan sebelumnya tidak pernah menyentuh zona Liga Champions.
Skuat Juventus dan Pirlo mulai 'nyetel' dalam tiga laga terakhir, tepatnya usai dipermalukan Fiorentina di Stadion Allianz lewat kekalahan 0-3.
Setelah itu, Juventus melumat tim-tim dari 10 besar, salah satunya memberikan kekalahan pertama kepada Milan. Pada momen tersebut jadi tiga kemenangan beruntun pertama bagi Juventus di musim ini.
Usai Udinese dihajar 4-1, giliran Milan disikat 3-1, pada pertandingan terakhir, Sassuolo dilumat dengan skor 3-1.
Si Nyonya Tua saat ini berada di jalur yang benar dalam upaya mengejar Milan di puncak klasemen Liga Italia. Juventus kini hanya tertinggal 6 poin di belakang Milan, namun sang juara bertahan masih memiliki tabungan satu pertandingan.
Meski demikian, performa apik dalam beberapa laga belakangan harus dibayar mahal Juventus dengan cederanya sejumlah pemain andalan. Juventus dibuat pontang-panting dalam mengejar Milan.
Paulo Dybala dan Weston McKennie jadi nama terakhir pemain Juventus yang harus naik meja perawatan karena cedera saat melawan Sassuolo.
Sebelumnya, Juventus harus kehilangan Alex Sandro, Juan Cuadrado, dan Matthijs de Ligt akibat terinfeksi virus corona atau Covid-19.
Badai cedera itu membuat Juventus dalam kondisi agak pincang jelang melawan Inter Milan di Giuseppe Meazza pada laga berikutnya, Minggu (18/1) dini hari waktu Indonesia.
Seperti Juventus, Inter merupakan salah satu penantang gelar juara Liga Italia musim ini. Banyaknya pemain cedera akan jadi tantangan bagi Juventus dan Pirlo saat melawan Inter yang kini bisa lebih fokus di Serie A lantaran terlempar dari kompetisi Eropa.
Berkaca dari hasil melawan Sassuolo yang menempati peringkat kelima klasemen, Juventus tampaknya tidak terlalu khawatir dengan absennya sejumlah pemain itu.
Sebagai pengganti Alex Sandro, Juventus memiliki Gianluca Frabotta. Di posisi bek tengah berjubel pemain di skuad Juventus: Giorgio Chiellini, Merih Demiral, hingga Leonardo Bonucci. Nama Cuadrado juga bisa digantikan Danilo.
 Danilo mencuat sebagai pemain kunci Juventus. (AP/Marco Alpozzi) |
Bahkan, Juventus nyaris tanpa persoalan saat McKennie dan Dybala cedera. Buktinya, tiga gol Juventus ke gawang Sassuolo tercipta usai dua pemain itu ditarik keluar, di luar faktor tim lawan juga bermain dengan 10 orang usai Pedro Obiang dikartu merah.
Hanya saja, Inter bukan Sassuolo. Motivasi tim hitam-biru ini di Serie A berlipat-lipat lebih besar dari Sassuolo. Bagi Inter, trofi Liga Italia musim ini lebih dari sekadar pertaruhan gengsi.
Maklum, Serie A jadi kompetisi utama yang wajib dimenangi tim asuhan Antonio Conte itu setelah tidak lagi bermain di Eropa, baik Liga Champions maupun Liga Europa.
Akan tetapi, sebelum menghadapi tantangan Inter, Juventus lebih dahulu dihadapkan pada Genoa dalam laga Coppa Italia, Kamis (14/1) dini hari WIB. Pertandingan tersebut berpotensi menghadirkan cedera baru bagi Juventus yang jadi persoalan lain saat melawan Inter.
Dengan lima pemain utama yang bakal absen, Juventus sama seperti melawan dua musuh ketika berhadapan dengan Inter, badai cedera dan Nerazzurri itu sendiri.
Sementara, di sisi lain, Milan diprediksi akan mudah mengatasi tim papan bawah Cagliari dan makin menjauhkan diri dari kejaran Inter serta Juventus.
Tantangan lain yang bisa jadi hambatan bagi Juventus dalam mengejar Milan jika pemain lain terkena larangan bermain akibat akumulasi kartu kuning.
Sejauh ini Juventus memiliki tiga pemain yang bisa absen di Serie A jika mendapatkan kartu kuning saat melawan Inter. Ketiga pemain tersebut adalah: Danilo, Rodrigo Bentancur, dan Dejan Kulusevski lantaran sudah mengantongi empat kartu kuning.
Dalam situasi ini kecerdasan Pirlo sebagai pelatih dibutuhkan. Insting pengatur permainan semasa jadi pemain perlu ditransformasikan Pirlo dalam wujud racikan taktik.
Peluang Juventus mengejar Milan, bahkan mempertahankan juara Serie A masih terbuka. Tetapi saat ini, sang juara bertahan perlu pontang-panting bahkan jatuh bangun sebelum mencapai target tersebut.