UFC 257 melawan Conor McGregor di Etihad Arena, Abu Dhabi, Minggu (24/1), menjadi peluang terakhir Dustin Poirier untuk menasbihkan diri sebagai juara dunia kelas ringan UFC.
Poirier merupakan salah satu petarung UFC dengan mental luar biasa. The Diamond beberapa kali terpuruk, namun berhasil bangkit. Namun, UFC 257 bisa menjadi peluang terakhir Poirier untuk membuktikan diri dia pantas disebut sebagai salah satu petarung terbaik di kelas ringan.
Kekalahan dari McGregor pada UFC 178, September 2014, menjadi salah satu momen terburuk dalam karier Poirier. Sebuah kekalahan yang membuat Poirier memutuskan untuk naik kelas, dari kelas bulu ke kelas ringan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Empat pertarungan beruntun berhasil dimenangi Poirier di kelas ringan usai kekalahan dari McGregor. Tapi, lagi-lagi Poirier terpuruk ketika kalah KO dari Michael Johnson di ronde pertama pada September 2016.
Kebangkitan kembali ditunjukkan Poirier. Setelah meraih empat kemenangan beruntun, petarung 31 tahun itu menjadi juara dunia interim kelas ringan UFC setelah mengalahkan Max Holloway pada UFC 236, April 2019.
Kekalahan dari Khabib pada duel unifikasi gelar di UFC 242, September 2019, menjadi titik terendah terakhir yang dialami Poirier. Tapi, setelah mengalahkan Dan Hooker pada Juni 2020, duel melawan McGregor bisa jadi peluang terakhir Poirier untuk menjadi juara dunia kelas ringan UFC.
"Sepanjang karier saya, saya beberapa dijatuhkan dan itu adalah proses membentuk diri saya hingga saat ini. Saya memberikan semuanya untuk bisa berada di posisi saat ini, berjarak satu pertarungan lagi untuk duel perebutan gelar juara dunia," ujar Poirier kepada UFC.
![]() |
"Melewati McGregor adalah yang dibutuhkan untuk bisa merebut gelar juara dunia. Ini pertarungan dua penantang nomor satu, siapapun yang menang akan bertarung memperebutkan gelar juara dunia," ucap Poirier.
Bukan tugas mudah bagi Poirier untuk bisa menjadi juara dunia kelas ringan. McGregor adalah sosok yang pernah menjatuhkan Poirier, bahkan mempermalukan petarung kelahiran Louisiana tersebut saat menang TKO di ronde pertama.
"Kali ini pertarungan yang berbeda. Dulu saya terlalu emosional ketika melawan McGregor, saya benar-benar ingin melukai orang ini. Saya bahkan masih ingat apa yang terjadi pada pertemuan pertama tanpa melihat video pertarungan," ujar Poirier.
"Saya merasa seperti melawan semua orang, saya terlalu memikirkan ucapan semua orang. Tapi, kali ini saya ingin memukul KO McGregor di ronde pertama. Seperti itu gambaran pertarungan yang ingin saya lihat," sambung Poirier.
Lihat juga:Formula E Jakarta 2021 Ditunda |
Jika kalah dari McGregor, sulit bagi Poirier untuk kembali bangkit, karena Poirier sudah kalah dari dua petarung terbaik di kelas ringan UFC: Khabib dan McGregor.
(har/nva)