Saat ini Manchester United bertahan di posisi kedua dengan 44 poin menyamai koleksi nilai sang rival, Manchester City yang masih berhak menduduki puncak klasemen.
Man City tak tergoyahkan di puncak karena unggul selisih gol dari Man Utd. Selain itu, The Citizens juga mengantongi dua pertandingan lebih sedikit dari rival sekotanya itu. Artinya, City bisa meraih keunggulan enam poin jika mampu memaksimalkan dua laga simpanan.
Liverpool yang berstatus sebagai juara bertahan juga terus menguntit di posisi ketiga. Meski baru mengoleksi nilai 40, The Reds memiliki satu pertandingan lebih sedikit dari MU.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Upaya Bruno Fernandes untuk mengejar Man City memang bukan perkara mudah. Mereka tak boleh lagi tersandung jika ingin memangkas jarak.
![]() |
Man United dituntut konsisten dan tak lagi membuang-buang kesempatan menang di laga kandang. Kekalahan 1-2 di kandang dari Sheffield sangat merugikan MU.
Selanjutnya, Man Utd akan menjamu Everton di Old Trafford. Solskjaer harus menjaga motivasi dan gairah bermain seperti saat ini jika mau menang lawan Everton.
The Toffees musim ini sempat menjadi kuda hitam. Keberadaan Carlo Ancelotti sebagai peracik strategi membuat mereka tak bisa dipandang sebelah mata.
Jika menang atas Everton, langkah MU untuk menghadapi jadwal padat di Februari bakal lebih ringan. Sebab, MU akan menjamu West Ham di babak kelima Piala FA (10/2) sebelum melawat ke markas West Brom (14/2). Kemudian mereka akan ditantang Real Sociedad di babak 32 besar Liga Europa.
Selanjutnya, Red Devils bakal menghadapi laga berat melawan Chelsea dan rival sekota mereka, Man City (6/3).
Solskjaer harus jeli melakukan rotasi pemain untuk menghadapi jadwal padat tersebut. Jika tidak, maka jangan heran jika MU akhirnya terlempar dari persaingan.
Kemenangan telak atas Soton menjadi dua sisi mata uang bagi MU, yakni titik awal bangkit atau malah larut dalam kegembiraan dan tercebur di kubangan yang sama: inkonsistensi.
(ptr)