Penyebab kematian Diego Maradona terus diselidiki lebih mendalam. Dalam rilis terbaru, Maradona disebut menderita parkinson sebelum meninggal.
Peristiwa kematian Maradona masih menyisakan misteri. Hal itu yang mendorong pemeriksaan lebih lanjut terkait insiden tersebut, dikutip dari Marca, salah satunya dengan memeriksa catatan telepon dan pesan yang dikirim oleh orang-orang yang berada di lingkaran dekat Maradona.
Orang-orang yang diperiksa adalah Leopoldo Luque yang bertugas mengurus Maradona, begitu pula Agustina Cosachov yang berprofesi sebagai psikiatris dan Carlos Diaz yang merupakan psikolog.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporan terbaru, dirilis empat perbincangan di antara tiga sosok tersebut setelah 13 Oktober.
![]() |
"Demensia karena kecanduan alkohol. Hal yang terlihat dari Diego adalah parkinson," tulis salah satu pesan.
Selain itu ada perbincangan soal ulang tahun Maradona yang makin dekat. Maradona tepat berusia 60 tahun pada 30 0ktober.
"Ulang tahunnya [Maradona] akan segera tiba, kita butuh mengurangi proses pengobatan sehingga dia bisa tampil [di muka publik]," tulis pesan yang beredar.
Ada pula perbincangan soal kekhawatiran kondisi kesehatan Maradona dari perubahan kebiasaan Maradona yang jadi sering tidur.
"Dia tidak berhenti tidur, dia mengalami dengkuran yang mengkhawatirkan dan cara bernapas yang aneh," tulis pesan lain yang diungkap.
Maradona meninggal dunia pada 25 November 2020. Maradona sempat dilarikan ke rumah sakit pada awal November untuk menjalani operasi otak namun kondisinya kemudian dinyatakan stabil dan boleh keluar rumah sakit pada 12 November.
Dua pekan berselang, Maradona meninggal dunia dengan diagnosa serangan jantung. Maradona meninggal dunia di rumahnya di Buneos Aires.