Jakarta, CNN Indonesia --
Juara kelas menengah UFC Israel Adesanya tengah dalam ambisi meraih gelar juara di kelas berat ringan saat berduel dengan Jan Blachowicz di UFC 259 di Las Vegas, Minggu (7/3).
Setelah dua tahun mendominasi kelas menengah dengan tiga kali mempertahankan gelar juara. Adesanya kini mencoba peruntungannya di kelas berbeda dengan melakoni pertarungan perebutan sabuk juara light heavyweight.
Bertarung di kelas yang lebih tinggi apalagi sampai dalam perebutan sabuk juara rasanya terlalu cepat bagi Adesanya jika diukur hanya dalam dua tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terlebih lagi, dalam empat pertarungan perebutan sabuk juara di kelas menengah, Adesanya hanya dua kali menang KO/TKO dan dua lainnya menang angka.
Kemenangan angka Israel Adesanya yang diraih atas Kevin Gastelum dan Yoel Romero juga tipis. Hanya 48-46, 48-46, 48-46 dengan Gastelum dan 48-47, 48-47, 49-46 dengan Romero.
Akan tetapi, Adesanya tetap Adesanya, petarung dengan ambisi menaklukkan kelas lain, yaitu kelas di atasnya, light heavyweight. Bagi Adesanya, 4 kemenangan dalam perebutan sabuk juara kelas menengah yang termasuk dalam total 20 pertarungan tidak terkalahkan merupakan modal yang lebih dari cukup menantang Jan Blachowicz di UFC 259.
Naik kelas dan menjadi juara merupakan mimpi nyata Adesanya sebagai petarung. Sebelum rumor naik kelas pada November 2020 muncul, Adesanya memberikan indikasinya, bahwa dia akan mencoba peruntungan di divisi yang berbeda.
Momen itu terjadi ketika ramai-ramai soal status Khabib Nurmagomedov menjadi petarung terbaik di UFC dengan menduduki peringkat pertama pound for pound.
[Gambas:Video CNN]
Khabib jadi yang terbaik dalam pound for pound UFC setelah mengalahkan Justin Gaethje di UFC 254 di Abu Dhabi, Oktober 2020.
Kemenangan itu membuat Khabib tidak terkalahkan dalam 13 pertarungan di UFC sekaligus tiga kali mempertahankan sabuk juara tersebut.
Usai kemenangan itu Khabib membuat keputusan mengejutkan dengan pensiun dari UFC dan MMA. UFC akhirnya menempatkan Khabib di posisi pertama pound for pound menggeser Jon Jones.
Apresiasi dari UFC itu tidak diterima Jon Jones yang memperdebatkan status Khabib sebagai petarung terbaik di UFC. Menurut Jones, yang terbaik atau GOAT di UFC adalah yang 14 kali sukses mempertahankan sabuk juara seperti dirinya di kelas berat ringan UFC.
Jon Jones makin murka setelah Khabib resmi di peringkat 1 pound for pound pada akhir Oktober 2020. Petarung berjuluk Bones itu terang-terangan menyebut UFC melakukan kebohongan terkait peringkat Khabib di pound for pound.
Bahkan, Jones juga menyinggung Khabib yang hanya menang angka atas Al Iaquinta sebagai jalan kesuksesan di UFC saat ini. Khabib vs Iaquinta di UFC 223 pada April 2018 merupakan duel memperebutkan sabuk kelas ringan yang kosong. Ketika itu Khabib menang angka.
Usai kemenangan atas Iaquinta, Khabib terus melejit dengan menang submission ata Conor McGregor dan dua kali menang kuncian atas Dustin Poirier serta Gaethje.
Dalam momen ribut-ribut Jon Jones tentang prestasi Khabib, Israel Adesanya mencoba terlibat. Melalui cuitannya di Twitter, Adesanya menulis 'Kualitas di Atas Kuantitas.' Bagi Adesanya, kualitas seorang petarung di lebih diperhitungkan dibandingkan dengan jumlah kemenangan.
Perselisihan Adesanya dengan Jon Jones ini sebenarnya lebih dahulu muncul sebelum perdebatan soal Khabib.
Adesanya dan Jon Jones pernah ribut langsung di media sosial. Keduanya juga saling melempar tantangan bertarung. Jones lebih dahulu menawarkan pertarungan pada 2021 kepada Adesanya. Tawaran itu dianggupi Adesanya.
Rencana bertarung Adesanya dengan Jon Jones yang kemungkinannya di kelas berat ringan atau light heavyweight bermula dari komentar ayah Adesanya.
Ayah Adesanya menilai putranya bisa mengalahkan Jon Jones. Petarung berdarah Nigeria-Selandia Baru itu juga menyebut ibu Jon Jones yang meninggal pada 2017 akan kecewa melihat kondisi Jones saat ini.
Tidak terima dengan ejekan Adesanya, Jones mengajak juara kelas menengah itu bertarung.
"Lalu apakah rencana kita untuk 2021 masih bergulir? Akan bertarung melawan saya di kelas manapun. Kamu mengatakan itu kan?" kata Jones.
"Saya katakan omong kosong, saya tunggu kamu. Dunia juga menunggu," ucap Jones melanjutkan.
Dua 'indisen' itu tampaknya cukup jadi modal bagi Adesanya menjajal kelas ke light heavyweight. Terlebih lagi, pertarungan debut di berat ringan nanti merupakan duel perebutan sabuk juara melawan Jan Blachowicz.
Salah satu yang paling disorot dari kenekatan Adesanya naik kelas adalah masalah berat badan. Ketika kabar Adesanya bakal naik kelas ke berat ringan dan menantang Jan Blachowicz mulai ramai, masalah menaikkan berat badan ini diperbebatkan.
Secara 'kasat mata' Adesanya yang biasa bertarung di kelas menengah dengan bobot 77,5 kilogram hingga 83,9 kg harus menaikkan bobotnya hingga standar kelas light heavyweight di kisaran 84,3 kg hingga 92,9 kg.
Lompatan sebesar 20 pound atau sekitar 9 kilogram dari kelas menengah ke light heavyweight diklaim sebagai yang terbanyak di UFC untuk dua kelas berbeda.
Kontroversi soal berat badan ini muncul. Adesanya yang kini berusia 31 dianggap terlalu kecil untuk di kelas berat ringan.
Meski demikian, Adesanya bersikeras melanjutkan misinya bertempur di kelas berat ringan dalam perebutan sabuk juara melawan Blachowicz. Menariknya lagi, kubu Adesanya membantah menambah berat badan guna bisa meladeni Blachowicz di octagon.
Sebagai gambaran, saat timbang badan melawan Paulo Costa, Adesanya hanya di posisi 83,4 kg, sedangkan Costa di angka 83,9 kg.
Sementara, dalam pertarungan terakhirnya melawan Dominick Reyes di perebutan sabuk juara interim kelas light heavyweight, Blachowicz memiliki berat maksimal 92,9 kg. Perbedaan postur itu akan terlihat jelas di octagon nanti.
Melalui pelatihnya, Eugene Bareman dari City Kickboxing, Adesanya menyadari akan kesulitan meladeni kekuatan Blachowicz yang dikenal powerful. Karena itu, menaikkan berat bedan bukan jadi pilihan dalam naik kelas ini.
Menurut Bareman, Adesanya akan tetap mengandalkan kecepatan guna mengalahkan Blachowicz dan menjadi juara dua kelas UFC pada saat bersamaan. Komentar senada juga dilontarkan ahli diet Adesanya, Jordi Sullivan. Bahkan, Sullivan mengatakan Adesanya akan tetap bertarung dengan berat 83,9 kilogram.
[Gambas:Video CNN]
Adesanya adalah petarung sebenarnya karena konsisten dengan prinsipnya. Adesanya adalah petarung yang menolak prinsip meraih prestasi dengan menambah berat badan.
Prinsip itu lagi-lagi terkait dengan Jon Jones. Adesanya pernah meledek Jon Jones yang akan menambah berat badan karena naik kelas dari berat ringan ke kelas berat. Pada kesempatan itu, Adesanya menyebut Jones bodoh.
Bukan kali ini saja Adesanya naik kelas tanpa menambah berat badan. Dikutip dari talkSPORT, Adesanya mengaku pernah naik kelas di level Grand Prix kelas berat kickboxing tanpa menaikkan berat badan.
Tanpa menaikkan berat badan, Adesanya memiliki keuntungan dalam kecepatan. Pergerakannya akan lebih lincah ketimbang Blachowicz. Lewat kelincahan itu Adesanya berpeluang menyerang Blachowicz lewat pukulan maupun tendangan yang cepat.
Akan tetapi, syarat serangan tersebut harus tepat sasaran. Salah satu serangan yang bisa diincar Adesanya adalah tendangan terbang atau flying knee seperti yang dilakukan Cory Sandhagen kepada mantan juara UFC Frankie Edgar di UFC Vegas 18.
 Jan Blachowicz memiliki tendangan dan pukulan kiri yang kuat. (AFP/Sean M. Haffey) |
Ketika celah pertahanan di wajah Blachowicz terbuka, Adesanya bisa melepaskan lutut terbangnya ke arah lawan. Jika tidak membunuh, setidaknya serangan semacam itu membuka peluang serangan berikutnya yang bisa menyudahi pertarungan.
Hanya saja, Adesanya perlu waspada saat pukulan dan tendangannya tidak membuat goyah Blachowicz. Dengan tubuh yang lebih besar, petarung 38 tahun itu diprediksi memiliki pertahanan yang lebih solid.
Serangan dari Blachowicz juga akan berbeda dari yang biasa dirasakan Adesanya di kelas menengah. Meski memiliki gaya bertarung othodox, Blachowicz punya pukulan dan tendangan kaki kiri yang keras.
Tendangan dan pukulan kiri Blachowicz memiliki fungsi yang sama, merusak pertahanan sekaligus konsentrasi lawan. Lewat jab kiri ini juga Blachowicz mengawali kemenangan atas Dominick Reyes dalam perebutan sabuk juara kelas berat ringan.
Usai kena jab kiri Blachowicz, Reyes goyah hingga akhirnya terempas ke kanvas octagon dan dihabisi petarung Polandia tersebut.
Adesanya perlu mewaspadai keunggulan Blachowicz tersebut. Satu poin yang juga wajib dihindari Adesanya adalah bertarung dengan bergulat.
Adesanya tampaknya akan menghidari duel dengan bergulat atau melakukan takedown. Selain tidak ada gunanya melawan Blachowicz yang memiliki tubuh besar, Adesanya juga tidak pernah memiliki rekor menang dengan kuncian atau submission.
Terlepas dari semua skeptis soal kontroversi berat badan Adesanya vs Blachowicz, The Last Stylebender tetap memiliki keunggulan dari postur badan yang lebih tinggi.
Adesanya memiliki tinggi 193 cm, sedangkan Blachowicz 188 cm. Dalam jangkauan pukulan, Adesanya juga unggul 2 cm (80cm), sementara Blachowicz 78 cm.
Ambisi kemenangan atas Blachowicz jika melihat postur Adesanya, dan kengototannya yang tidak ingin menambah berat badan.
Akan tetapi, potensi kemenangan atas Blachowicz bisa menjadikan Israel Adesanya sebagai petarung kelima dalam sejarah UFC yang memegang dua gelar secara bersamaan (kelas menengah dan kelas berat ringan).