Salah satu yang paling disorot dari kenekatan Adesanya naik kelas adalah masalah berat badan. Ketika kabar Adesanya bakal naik kelas ke berat ringan dan menantang Jan Blachowicz mulai ramai, masalah menaikkan berat badan ini diperbebatkan.
Secara 'kasat mata' Adesanya yang biasa bertarung di kelas menengah dengan bobot 77,5 kilogram hingga 83,9 kg harus menaikkan bobotnya hingga standar kelas light heavyweight di kisaran 84,3 kg hingga 92,9 kg.
Lompatan sebesar 20 pound atau sekitar 9 kilogram dari kelas menengah ke light heavyweight diklaim sebagai yang terbanyak di UFC untuk dua kelas berbeda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kontroversi soal berat badan ini muncul. Adesanya yang kini berusia 31 dianggap terlalu kecil untuk di kelas berat ringan.
Meski demikian, Adesanya bersikeras melanjutkan misinya bertempur di kelas berat ringan dalam perebutan sabuk juara melawan Blachowicz. Menariknya lagi, kubu Adesanya membantah menambah berat badan guna bisa meladeni Blachowicz di octagon.
Sebagai gambaran, saat timbang badan melawan Paulo Costa, Adesanya hanya di posisi 83,4 kg, sedangkan Costa di angka 83,9 kg.
Sementara, dalam pertarungan terakhirnya melawan Dominick Reyes di perebutan sabuk juara interim kelas light heavyweight, Blachowicz memiliki berat maksimal 92,9 kg. Perbedaan postur itu akan terlihat jelas di octagon nanti.
Melalui pelatihnya, Eugene Bareman dari City Kickboxing, Adesanya menyadari akan kesulitan meladeni kekuatan Blachowicz yang dikenal powerful. Karena itu, menaikkan berat bedan bukan jadi pilihan dalam naik kelas ini.
Menurut Bareman, Adesanya akan tetap mengandalkan kecepatan guna mengalahkan Blachowicz dan menjadi juara dua kelas UFC pada saat bersamaan. Komentar senada juga dilontarkan ahli diet Adesanya, Jordi Sullivan. Bahkan, Sullivan mengatakan Adesanya akan tetap bertarung dengan berat 83,9 kilogram.
Adesanya adalah petarung sebenarnya karena konsisten dengan prinsipnya. Adesanya adalah petarung yang menolak prinsip meraih prestasi dengan menambah berat badan.
Prinsip itu lagi-lagi terkait dengan Jon Jones. Adesanya pernah meledek Jon Jones yang akan menambah berat badan karena naik kelas dari berat ringan ke kelas berat. Pada kesempatan itu, Adesanya menyebut Jones bodoh.
Bukan kali ini saja Adesanya naik kelas tanpa menambah berat badan. Dikutip dari talkSPORT, Adesanya mengaku pernah naik kelas di level Grand Prix kelas berat kickboxing tanpa menaikkan berat badan.
Tanpa menaikkan berat badan, Adesanya memiliki keuntungan dalam kecepatan. Pergerakannya akan lebih lincah ketimbang Blachowicz. Lewat kelincahan itu Adesanya berpeluang menyerang Blachowicz lewat pukulan maupun tendangan yang cepat.
Akan tetapi, syarat serangan tersebut harus tepat sasaran. Salah satu serangan yang bisa diincar Adesanya adalah tendangan terbang atau flying knee seperti yang dilakukan Cory Sandhagen kepada mantan juara UFC Frankie Edgar di UFC Vegas 18.
![]() |
Ketika celah pertahanan di wajah Blachowicz terbuka, Adesanya bisa melepaskan lutut terbangnya ke arah lawan. Jika tidak membunuh, setidaknya serangan semacam itu membuka peluang serangan berikutnya yang bisa menyudahi pertarungan.
Hanya saja, Adesanya perlu waspada saat pukulan dan tendangannya tidak membuat goyah Blachowicz. Dengan tubuh yang lebih besar, petarung 38 tahun itu diprediksi memiliki pertahanan yang lebih solid.
Serangan dari Blachowicz juga akan berbeda dari yang biasa dirasakan Adesanya di kelas menengah. Meski memiliki gaya bertarung othodox, Blachowicz punya pukulan dan tendangan kaki kiri yang keras.
Tendangan dan pukulan kiri Blachowicz memiliki fungsi yang sama, merusak pertahanan sekaligus konsentrasi lawan. Lewat jab kiri ini juga Blachowicz mengawali kemenangan atas Dominick Reyes dalam perebutan sabuk juara kelas berat ringan.
Usai kena jab kiri Blachowicz, Reyes goyah hingga akhirnya terempas ke kanvas octagon dan dihabisi petarung Polandia tersebut.
Adesanya perlu mewaspadai keunggulan Blachowicz tersebut. Satu poin yang juga wajib dihindari Adesanya adalah bertarung dengan bergulat.
Adesanya tampaknya akan menghidari duel dengan bergulat atau melakukan takedown. Selain tidak ada gunanya melawan Blachowicz yang memiliki tubuh besar, Adesanya juga tidak pernah memiliki rekor menang dengan kuncian atau submission.
Terlepas dari semua skeptis soal kontroversi berat badan Adesanya vs Blachowicz, The Last Stylebender tetap memiliki keunggulan dari postur badan yang lebih tinggi.
Adesanya memiliki tinggi 193 cm, sedangkan Blachowicz 188 cm. Dalam jangkauan pukulan, Adesanya juga unggul 2 cm (80cm), sementara Blachowicz 78 cm.
Ambisi kemenangan atas Blachowicz jika melihat postur Adesanya, dan kengototannya yang tidak ingin menambah berat badan.
Akan tetapi, potensi kemenangan atas Blachowicz bisa menjadikan Israel Adesanya sebagai petarung kelima dalam sejarah UFC yang memegang dua gelar secara bersamaan (kelas menengah dan kelas berat ringan).
(jal)