Jakarta, CNN Indonesia --
Pertemuan kedua Chelsea vs Real Madrid di semifinal Liga Champions kali ini akan menghadirkan upaya sengit kedua kesebelasan meraih satu tiket tersisa.
Duel-duel antar lini sudah terbaca di pertemuan pertama. Hanya saja perubahan susunan pemain, termasuk Raphael Varane yang absen dan Sergio Ramos yang sudah pulih, menjadi perbedaan yang berpeluang menentukan hasil akhir.
Dibandingkan Madrid, Chelsea kemungkinan lebih sedikit melakukan perubahan susunan pemain. Mateo Kovacic yang absen tidak mengubah starter The Blues.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut 5 duel kunci Chelsea vs Madrid di semifinal Liga Champions
1. Edouard Mendy vs Thibaut Courtouis
Jika tidak memiliki kapabilitas, mustahil Edouard Mendy menggusur Kepa Arrizabalaga dari bawah mistar Chelsea. Kepercayaan diri pemain Chelsea bisa meningkat dengan keberadaan Mendy sebagai orang terakhir. Dari 10 kali tampil, Mendy mencatatkan tujuh clean sheet di Liga Champions.
Thibaut Courtois adalah salah satu kiper dengan kemampuan komplet yang mampu tampil konsisten. Antisipasi dan positioning menjadi salah satu kekuatan kiper asal Belgia, selain juga refleks yang didukung kepercayaan diri. Selalu tampil menjaga gawang Madrid, Courtois telah melakukan 24 penyelamatan sejak fase grup hingga leg pertama semifinal.
[Gambas:Video CNN]
2. Antonio Rudiger vs Sergio Ramos
Chelsea punya sederet bek tengah top, namun saat ini Antonio Rudiger merupakan pemain dengan menit terbanyak tampil di Liga Champions. Keterlibatan Rudiger dalam bertahan menjadi salah satu alasan Chelsea menjadi klub yang minim bobol seperti Man City. Hingga kini Chelsea baru kemasukan empat gol.
Kesembuhan Sergio Ramos menjadi berkah bagi Madrid yang mencari hasil positif di Stamford Bridge. Ramos bisa menjadi alternatif pencetak gol. Sundulan-sundulan Ramos sudah beberapa kali membantu Madrid meraih gelar.
Fungsi utama sebagai pemain bertahan pun menjadi alasan mengapa di usia senja Ramos tetap tak tergeser. Kehadiran Ramos di jantung pertahanan Madrid sekiranya bisa menjadi nilai plus di skuad Los Blancos lantaran mantan pemain Sevilla ini memiliki mental baja saat bermain di laga penting.
3. N'Golo Kante vs Casemiro
N'Golo Kante adalah pemain yang begitu spesial. Bahkan Sir Alex Ferguson sempat mengatakan Kante adalah pemain terbaik di Premier League. Kante adalah pemain dengan jiwa melindungi dan mengayomi tim yang dibelanya.
Tak hanya punya gairah besar, Kante juga dianugerahi kemampuan fisik dan inteligensi membaca permainan dengan baik. Kante merupakan pemain Chelsea dengan caps Liga Champions terbanyak musim ini. Masih hangat di ingatan, Kante menjadi pemain penting pada leg pertama Chelsea vs Madrid pekan lalu.
Casemiro bukan tipikal pesepak bola asal Brasil yang gemar bermain cantik. Alih-alih melakukan teknik pedalada atau hal-hal menawan lainnya, Casemiro lebih dikenal karena mobilitas, agresif dan kerja keras. Di saat Madrid membutuhkan gol, Casemiro menjadi radar sekaligus penumpas serangan balik lawan.
 Toni Kroos menjadi pemain Madrid dengan akurasi umpan tertinggi di Liga Champions musim ini. (REUTERS/SERGIO PEREZ) |
4. Jorginho vs Toni Kroos
Pertarungan lini tengah tak hanya melibatkan Kante dan Casemiro, tetapi mau tak mau juga menyeret nama Jorginho. Setelah bola direbut Kante, Jorginho akan segera mengalirkannya. Begitu kira-kira cara kerja duet sehati di Chelsea tersebut. Akurasi umpan Jorginho menjadi nyawa Chelsea mengontrol pertandingan.
Terbukti Madrid tak bisa banyak bergerak ketika Toni Kroos dijaga rapat. Madrid butuh suplai bola dari Kroos si pekerja keras yang dinamis. Dalam 871 menit di 11 laga, Kroos memiliki tingkat akurasi umpan mencapai 92 persen yang berasal dari 875 umpan sukses per 947 percobaan. Crossing sukses Kroos juga tercatat yang terbaik di Madrid dengan 15 kali sukses dari 43 upaya.
5. Christian Pulisic vs Karim Benzema
Kebersamaan Tuchel dengan Christian Pulisic yang sudah terjalin sejak berada di Borussia Dortmund membuat pemain Amerika Serikat ini bakal memiliki kesempatan. Di leg pertama, Pulisic tak menyia-nyiakan kans yang ada untuk mencetak gol. Insting menyerang yang dimiliki Pulisic membuatnya bisa menjadi pembeda dalam pertandingan, meski tak melulu menjadi sosok pencetak gol.
Dengan pengalaman bersama Madrid di Liga Champions, Benzema adalah salah satu kunci mental Los Merengues. Jumlah 70 gol di Liga Champions adalah bukti kualitas Benzema yang hanya butuh dua gol lagi melewati catatan Pangeran Madrid, Raul Gonzales. Dua gol kaki kanan, dua gol kaki kiri, dan dua gol sundulan di musim ini merupakan bentuk keandalan sebagai mesin gol.