Pengamat sepak bola nasional Mohamad Kusnaeni menilai wacana untuk menggelar Liga 1 2021 tanpa degradasi masih dapat dimengerti karena kondisi yang saat ini belum normal seiring pandemi Covid-19.
Kusnaeni memahami jika esensi sebuah kompetisi ada persaingan, fair play, dan sportivitas. Ada yang berhasil, serta ada yang gagal.
Keberhasilan dalam sebuah kompetisi sepak bola bisa membawa klub menjadi juara dan tampil di Piala AFC maupun Liga Champions Asia. Sebaliknya jika gagal, klub tersebut harus menerima konsekuensi turun kasta atau degradasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi saya bisa mengerti kenapa kompetisi sekarang belum bisa normal, karena kompetisi sekarang kabarnya mau dipusatkan di Pulau Jawa. Artinya kompetisi itu tidak normal. Kalau tidak normal, aturannya juga menjadi tidak sepenuhnya normal karena pasti akan banyak tim yang dirugikan," kata Kusnaeni kepada CNNIndonesia.com, Kamis (6/5).
Salah satu kerugian yang bakal dialami tim dengan dipusatkan kompetisi di Jawa bakal dirasakan tim-tim yang berasal dari luar Pulau Jawa. Misalnya, Persipura Jayapura yang bakal dirugikan karena tidak mendapatkan keuntungan bermain sebagai tuan rumah.
![]() |
Tidak tampil di kandang dipercaya Kusnaeni bisa memberikan banyak dampak negatif bagi performa pemain. Baik secara fisik maupun psikologis bagi para pemain yang ada di dalamnya.
"Kita juga akan melihat perkembangan bertahap, penonton boleh hadir bertahap kelihatannya sehingga dalam kondisi tidak normal kompetisi tidak fair kalau tetap menerapkan sistem degradasi. Ini argumen yang masuk akal menurut saya," ucap Kusnaeni.
"Secara umum, nilai kompetisi jadi tidak sempurna. Baiknya keputusan tanpa degradasi ini tidak dipertentangkan. Sebab yang paling penting saat ini adalah kompetisi bisa bergulir, industri di dalamnya bergerak lagi, pemain dan pelatih punya penghasilan lagi dan kesempatan menunjukkan kemampuan supaya prestasi sepak bola kita tidak mandek," ucap Kusnaeni menambahkan.